Ciuman

261 50 53
                                    

Shuuuuuuuuh maaf baru hari lagi.

Kaki Bulan melangkah menuruni tangga bersama sepatu heelsnya yang beriaskan pita  dan krystal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kaki Bulan melangkah menuruni tangga bersama sepatu heelsnya yang beriaskan pita  dan krystal. Gaunnya mengembang menyapu lantai, bewarna lavender belayer dengan bagian kerlap-kerlip gliter yang memenuhi tulenya. Kepanya dihiasi tiara, sebuah mahkota kecil berukiran indah beserta permata warna merah muda ditengahnya.

Sebuah tangan menyambut Bulan saat ia menuruni tangga. Laki-laki itu tampan dengan setelan tuxedonya, rambutnya yang melewati telinga ia sisir rapi kebelakang. Tersenyum menyambut Bulan dan membawa tangannya kedalam gandengan saat mereka berjalan menuju ruang dansa.

Ruangan itu sudah ditata sedemikian rupa dengan bunga-bunga anggrek putih dan ungu, lampu chandelier megah dan ratusan orang dengan pakaian mewah mereka memenuhi ruangan saling bercengkrama. Beberapa menyapa sepasang laki-laki dan perempuan yang tersenyum kepada setiap orang disana. Wajah bahagia mereka terukir dengan jelas. Pakaian putih mereka paling mencolok diantara semuanya. Tiara yang lebih mewah dari punya Bulan, gaun yang lebih besar dari milik Bulan, sepatu bertabur batu permata yang lebih berkilauan dari yang dikenakan Bulan. Entah mengapa membuat Bulan benci melihat senyumnya saat menggandeng tangan laki-laki disebelahnya itu.

Saat Bulan memalingkan muka, ia melihat seorang wanita berdiri disudut ruangan. Gaunnya bewarna biru muda jauh lebih sederhana dari tamu yang lainnya. Matanya menatap sayu sambil menggengam sesuatu dijari manisnya. Lalu Bulan melihat ia menangis.

Dan Bulan pun menangis.

Sesaat kemudian ia merasa seseorang menarik tangannya. Laki-laki berambut dibawah telinga yang semula disampingnya kini berganti dengan seseorang yang menatapnya lekat-lekat. Ibu jarinya mengusap air mata yang jatuh dipipi Bulan. Telapak tangannya terasa hangat saat menyentuh pipi Bulan.

Bulan suka tatapan matanya, Bulan suka jarak tinggi mereka, Bulan suka caranya menggengam tangan Bulan dan menariknya mendekatkan, lalu matanya seolah berkata supaya Bulan tidak bersedih. Untuk berhenti menangis.

Alunan musik pengantar dansa diputar dan semua orang mulai bergerak seirama musik itu. Para Nona dan Tuan saling menautkan tangan berdansa mengayunkan gaun-gaun indah mereka.

Sejenak, Bulan lupa tentang perempuan itu. Matanya terpaku menatap laki-laki dihadapannya yang mengulurkan tangan mengajaknya berdansa. Ia tersenyum, membalas senyum laki-laki itu.

"Gue nggak tau lo bisa dansa," ujar Bulan menatapanya agak takjub saat keki mereka berayun seirama.

"Emang lo tau apa tentang gue?" Jawabnya membawa tangan Bulan agar berada dibahunya. Sementara kedua tangannya berada di pinggang Bulan.

Bulan mengendik, "emang lo pernah cerita tentang diri lo ke gue?" Balasnya.

Laki-laki itu menyunggingkan senyum, "emang lo pengen tahu apa tentang gue?" Sahutnya. Tak ada habisnya.

Sprinkles on My ShoesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang