Tuan Puteri yang Tersesat (satu)

190 48 17
                                    

Guys incase kalian gatau, aku sering post fake chat mereka atau update sosmed mereka di twitter. Jadi kalo kalian bosan nungguin ini bisa ngintip twitter : mocamachiato buat liat update mereka disana.

Laaf ya ❤

Hari ini kelas Bulan sedang heboh menyusun rencana untuk datang ke pertunjukan musikal Sheril

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini kelas Bulan sedang heboh menyusun rencana untuk datang ke pertunjukan musikal Sheril. Pertunjukkan pertama dimulai pukul 05.00 sore. Tak lama setelah pulang sekolah. Anak-anak perempuan sudah menyiapkan bunga untuk diberikan pada Sheril. Begitu juga dengan Bulan yang sudah memesan bucket besar bunga yang akan dikirim ke gedung pertunjukkannya sore nanti. Bastian sudah mencetak spanduk besar dengan wajah Sheril terpampang disana untuk menyemangatinya. Yang lain, menyiapkan kado dan hadiah untuk menyambut debut Sheril.

Kini Janu sibuk mengatur transportasi untuk mereka. Karena sebagian besar siswa kelas sepuluh masih belum cukup umur untuk membawa kendaraan pribadi, sebagian besar dari mereka masih diantar jemput oleh supir atau orang tua masing-masing. Reihan dan Aden sudah menawarkan mobil mereka, tapi masih belum cukup untuk membawa seisi kelas.

"Yaudah sih gampang pake taxi aja," usul Jaleela memberi usulan.

"Nanti mencar, ada baiknya kita pergi barengan dan nyampe barengan," sahut Janu.

"Kita sewa bus pariwisata aja gimana? Bisa kan ya?" Ujar Noella.

Semua kini menoleh pada cewe kepang dua yang berdiri disebelah Bastian.

"Emang lo tau sewa bus pariwisata dadakan kaya gini dimana?" Tanya Bastian.

Cewe itu mengangkat bahu dan menggeleng bingung.

"Bulan gimana? Lo punya usulan nggak?" Pancing Azam melihat Bulan tak banyak memberi suara sedari tadi.

Bulan menatap teman-temannya bergantian, semua tiba-tiba menunggu usulan darinya, "Naik bus pariwisata oke, menurut gue," jawabnya.

Azam mengangguk-angguk, "oke? Kira-kira bokap lo bisa nggak pesenin kita_"

"Gue aja yang pesen. Gue sama Ace yang urus kalian pergi pake apa," potong Bastian agak kesal melihat Azam yang terus-terusan menggodai Bulan soal hartanya.

Sementara Bulan terlalu clueless nggak menyadari bahwa dari kemarin ia terus-terusan dicibir oleh cowo itu. Karena statusnya yang tiba-tiba jadi anak orang kaya gitu aja. Bulan terlalu jujur pada semua orang. Bikin gemes. Dia nggak tau aja seberapa banyak anak-anak yang punya mental bully disekolah ini. Yang suka membanding-bandingkan status dan harta dan suka mengolok-olok golongan yang mereka anggap new money itu 

Istilah untuk orang kaya baru yang menurut mereka masih membawa sifat norak dan kampungan dari status mereka sebelumnya. Oh please, di dunia ini memang banyak anak-anak menyebalkan kaya mereka.

"Lo tau siapa yang kemungkinan punya bus pariwisata buat disewain?" Tanya Ansel saat mereka duduk berdiskusi berdua di bangku mereka.

"Harusnya banyak, tapi kalo mendadak gini gue nggak yakin," ucap Bastian bingung. Ia mengecek semua kontak kenalan yang ia punya di ponselnya.

Sprinkles on My ShoesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang