Astaghfirullah aladzim author macam apa ini yg updatenya sebulan sekali? terima maafku yg sebesar-besarnyaa yaaaa
Judulnya udah sesuai banget buat Bulan.
"Ini otak lo isinya apa sih? Tambusu nasi Padang? Bisa nggak lo jadi cewe itu sebelum bertindak mikir dulu? Jangan langsung ngang ngeng ngang ngeng kaya pembalap" Bastian mengomel di depan toilet perempuan.
Jangan tanya gimana reaksinya saat Bulan tiba-tiba mengaku berpacaran dengannya. Jangan tanya! Karna tanpa sengaja Bastian menyemburkan soup dimulutnya pada Bulan hingga membuat semua orang di meja shock dan bingung.
Ia mengikuti Bulan yang pergi membersihkan diri ke toilet. Lalu mereka berdebat di depan pintu.
"Gue nggak bisa ya lo suruh pura-pura kaya gini cuma dengan bayaran dua ratus ribu. Lo pikir harga diri gue semurah itu? Lo udah jatohin harga diri gue kalo gini caranya?!" Protes Bastian. Bulan lantas menunduk kebawah seolah mencari sesuatu.
"Nyari apa lo di bawah?" Tanya Bastian mengikuti arah pandang Bulan.
"Nyari harga diri lo," jawabnya. Membuat Bastian gemes banget pengen menjitak kening cewe itu.
"Lo tuh? Bener-bener ya? Dikasi rendang minta dendeng. Pengen banget gue ulek rasanya," geram Bastian.
Bulan melengos, "selow kali.. santai. Lo cuma gue minta jadi pacar pura-pura bukan gue ajak berumah tangga. Toh ini juga menguntungkan 'kan buat lo?" Balas Bulan.
Kening Bastian berkerut hingga sepuluh lapis, "Untung dari mananya? Lo pikir ini tuh.." tangan Bastian terangkat keudara, mencoba mencari kalimat apa yang harus ia semburkan pada Bulan. Otaknya ngeblank, buntu sejak Bulan dengan impulsifnya mengclaim dirinya sebagai pacar.
Dia nggak bisa terima. Tapi juga nggak bisa menentang terang-terangan ucapan Bulan itu di depan keluarganya. Nggak tega. Takut cewe itu malu.
"Iya okay, gue tau ini terlalu tiba-tiba dan gue seenaknya. Tapi gue punya penjelasan sendiri, gue punya alasan sendiri. Gue akan jelasin sepulang kita dari sini," ujar Bulan akhirnya menyadari betapa kelakuannya memusingkan bagi Bastian.
"Alasan tersendiri itu karena Jeremy? Lo lagi nyoba buat bikin Jeremy cemburu dengan numbalin gue?" Sindir Bastian.
Bulan hendak menjawab, tapi seorang Indira terlihat berjalan kearah mereka sambil membawa paperbag ditangan. Gadis berambut panjang lurus itu melangkah tenang menghampiri mereka. Menatap keduanya bergantian.
"Kebetulan aku bawa baju ganti di mobil. Kamu pake aja," ucapnya menawarkan paper bag berisi baju itu pada Bulan. Wajahnya tersenyum teduh, menatap Bulan dan Bastian bergantian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sprinkles on My Shoes
FanfictionSuatu hari Ajeng tertidur di sofa dengan baju putih abu-abunya yang bau keringat. Sepatunya masih terpasang, ia juga ingat sebelum tidur ia berkhayal tentang bagaimana jika seandainya ia terlahir dari keluarga kaya raya. Ia membayangkan mobil merce...