Sepatu Kaca

210 47 15
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pernah nggak sih kalian bertanya-tanya, diantara semua bahan yang bisa dibuat menjadi sepatu kenapa harus sepatu kaca? Mudah pecah, licin, dan nggak nyaman sama sekali.

Mungkin indah dan berkilau, tapi bisa dibayangkan bagaimana ngilunya kaki seorang Cinderella saat mengenakannya? Berpijak diatas sesuatu yang rapuh dan ketika pecah justru akan menyakiti.

Kenapa?

Bulan berjalan menuruni tangga dari kamarnya setelah mandi pagi dan megenakan gaun rumah dibawah lutut bewarna teracota. Ia menyapa Miss Daisy yang baru saja sampai. Hari ini jadwal kelas etiquetenya diubah menjadi pagi hari karena Bulan meliburkan diri dari sekolah. Sementara siang nanti, ia punya rencana menghabiskan waktunya dengan Romo.

"Selamat pagi Miss. Daisy, bagaimana perjalanannya?" Tanya Bulan sopan. Dia sudah kapok diceramahi Miss. Daisy disetiap pertemuan mereka karena Bulan nggak pernah memenuhi standar anggunly Miss. Daisy dalam berbicara.

Pernah Bulan menyambut Miss. Daisy sambil bersorak "Hows life baby girl?" Yang membuatnya kemudian harus dihukum duduk dengan tumpukan buku diatas kepala saat makan siang.

Kapok. Leher Bulan terasa hampir patah waktu itu.

Miss. Daisy tersenyum seraya menaruh tas jinjingnya diatas meja kecil di dekat ujung tangga, "Sedikit macet kaya Jakarta biasanya. Tapi pagi ini cuacanya cerah dan indah," jawab Miss. Daisy.

Kalau harus dideskripsikan bagaimana perawakan Miss. Daisy, ia persis seperti karakter guru di novel kuno atau film putri Disney, dengan perawakan tubuh langsing, tegap dan langkah yang anggun, tata bahasa kaku, ras kaukasia dengan kulit putih dan rambut coklat terang bergelombang mirip Putri Belle dalam cerita Beauty and the Beast.

Nggak tau pasti gimana ceritanya Mrs. Krystal bisa kenal dengan Miss. Daisy. Tapi katanya Miss. Daisy sudah terkenal dikalangan konglomerat untuk mendidik putra putri mereka tentang etiquette dan table manner. Dari cerita Miss. Daisy, ia adalah keturunan Belanda yang masih bertahan di Indonesia setelah kemerdekaan. Keluarga besarnya dulu adalah orang terpandang di Belanda sebelum kemudian dimasa persiapan setelah kemerdekaan, kejayaan keluarganya di Indonesia diruntuhkan dan mereka sempat kembali ke Belanda, tapi akhirnya ia kembali lagi ke Indonesia karena meresa mencintai negeri ini.

Cerita Miss. Daisy tentang latar belakang keluarganya sebenarnya sangat menarik. Tapi dia itu orang kaku yang susah sekali dibujuk buat lebih terbuka tentang latar belakangnnya.

"Jadi apa yang terjadi semalam sampai Mrs. Krystal cerita kalau kamu hilang dan menanyakan kamu pada saya?" Tanya Miss. Daisy. Mereka tengah berjalan keluar dari Mansion menuju bagian barat yang terdapat taman bunga dengan kursi meja untuk minum teh.

Margaret mengikuti mereka dari belakang. Membawakan buku-buku Bulan ditangannya.

"Someone messed up with me and i almost throwing my hand towards him," jawab Bulan. Dia masih ingat wajah menyebalkan Azam sampai sekarang. Sayang sekali Romo melarangnya sekolah hari ini padahal Bulan udah bersiap pengen nonjok cowo itu.

Sprinkles on My ShoesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang