"Cemburu itu cuma untuk_"
"Udah diem," Samudra menutup mulut Iqbaal sebelum dia sempat meneruskan kalimat yang pernah jadi tagline para cowo roman picisan.
Yang tiba-tiba aja bikin semua cewe pengen punya pacar badboy tapi bermulut manis, si ketua geng motor yang pake jacket jeans dan ikut tawuran atau bertarung antar geng atau apalah itu.
Kalimat yang lama-lama bikin muak juga dengernya karna terlampau sering diucapkan oleh Iqbaal.
"Dalam dongeng manapun, novel manapun, cerita manapun, nggak pernah ada yang namanya cewe dan cowo yang pure sahabatan," celoteh Iqbaal masih saja mengoceh memanas-manasi Bastian yang duduk disebelahnya.
Sementara orang-orang menari di depan mereka, tiga cowo yang malam ini tidak punya pasangan itu kompak hanya menjadi penonton dari meja mereka menikmati hidangan yang terhidang disana. Samudra tak terlalu peduli. Toh ia juga tidak bisa menari dan gebetannya tidak ada disini. Iqbaal biasa saja, ia sudah sering menari di lantai dansa entah dengan pacarnya atau hanya dengan kenalan. Bastian hanya diam, diamnya seolah tak terlalu peduli tapi siapa yang tau apa yang ada dipikiran Bastian saat melihat Bulan berdansa dengan Haikal?
"Jadi menurut lo kita semua bakal naksir Abil at some point?" Tanya Samudra. Setidaknya paling waras diantara mereka bertiga malam ini. Karena nggak berisik kaya Iqbaal atau diam seribu bahasa kaya Bastian.
"Gue pernah naksir Abil," aku Iqbaal. Tidak terlalu membuat mereka terkejut. Lagian, cewe cantik mana yang nggak pernah lo taksir Baal?
Waktu taman kanak-kanak, kayanya semua cewe udah dia tandai jadi pacarnya.
"Babas pernah, ya kan Bas?" Tanyanya pada Bastian.
Cowo itu melirik sebal, "gue cuma bilang gue sayang sama Abil. Nggak berarti gue pengen pacarin dia," koreksinya.
"Ya sama aja," pungkas Iqbaal.
"Gue nggak pernah naksir sama Abil," ujar Samudra.
Iqbaal dan Bastian kompak melengos malas,
"Kalo elo kan, Abil yang naksir elo," jawab Iqbaal agak nggak ikhlas.Bisa-bisanya sekelas Don Juan kaya dia kalah sama pangeran fluffy ingusan kaya Samudra.
Please..
"Jadi menurut lo Haikal dan Bulan tuh pasti bakalan ada yang naksir ke salah satu diantara mereka?" Tanya Samudra lagi.
"Iya wajib itu. Aneh kalau lama dekat tapi nggak pernah nyimpan perasaan satu sama lain. Lebih aneh lagi kalo Haikal nggak naksir sama Bulan,"
"I mean, look at her?!" Serunya spontan menunjuk Bulan yang berdiri ditengah ruangan berdansa dengan Haikal.
"Jujur ada deh, dia cakep banget gila! Buta kalo kita mikir dia nggak menarik," ucapnya. Paling bisa memang.
"Mukanya cantik, cantik banget, bodynya goals, oke bangetttt" ngomongnya sambil nyosor ke Bastian yang kesal mendorongnya menjauh.
"Ya walaupun kelakuannya aneh buat lo, tapi dia positive vibe anjir?!" Ujar Iqbaal. Nggak tau ya dibayar berapa sama Bulan tapi kayanya getol banget promosiin cewe itu.
"Dia humble sih, friendly, gue akuin. Ngeliat dia senyum aja bikin seneng," imbuh Samudra membuat Iqbaal agak melongo.
"Lo punya Lia, Nyet," ingatnya.
Kening Samudra berkerut, "ya terus? Gue kan cuma muji. Nggak naksir. Emang lo harus naksir dulu buat muji orang?" Jawabnya.
"Oh bener... nggak perlu naksir emang. Temen gue ada nggak pake naksir tapi sering jalan bareng," kena banget nyindirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sprinkles on My Shoes
FanfictionSuatu hari Ajeng tertidur di sofa dengan baju putih abu-abunya yang bau keringat. Sepatunya masih terpasang, ia juga ingat sebelum tidur ia berkhayal tentang bagaimana jika seandainya ia terlahir dari keluarga kaya raya. Ia membayangkan mobil merce...