Menjadi biasa-biasa saja adalah hal terakhir yang dilakukan ketika hubungan itu tidak berjalan dengan semestinya. Tidak menjadi dua orang yang saling mendukung tapi juga tidak menjadi dua orang yang saling membenci.Tidak punya hak untuk menuntut penjelasan, tapi juga terlalu gengsi untuk menunjukkan bahwa ada perasaan yang sedang nggak karuan.
Bersikap biasa-biasa saja, adalah kamuflase untuk menutupi galau yang nggak bisa diutarakan itu.
"Bul, minggu depan selesai ujian kita kan ada kompetisi kreasi kelas. Lo sama Bastian dapet tugas belanja bareng ya? Soalnya yang lain udah dapet tugas masing-masing, tinggal lo sama Bastian yang belum," ucap Janu siang itu saat membagikan jadwal ujian mereka.
"What? Kenapa gue nggak sama Ale atau Sheril aja?" Protes Bulan.
"Ale sibuk buat classmeeting, dan Sheril cuti sehari setelah ujian buat syuting," jawab Janu.
"Lagian kan sama aja, Lo sama Sheril, Ale, atau Bastiam kan sama-sama deket," ujar Janu, pengen banget Bulan teriakkin.
Bulan melipat jadwal ujian itu lalu menyimpannya kedalam tas. Sheril dan Jaleela sedang tidak di kelas, membuatnya terpaksa sendirian.
Seseorang menyamakan langkahnya saat Bulan keluar dari kelas.
"Ini kisi-kisi soal bahasa Prancis dari Mr. Slamet. Buat dihapal sebelum ujian," ucap Bastian seraya menyerahkan lembaran kertas pada Bulan.
"Nanti gue kirim link soalnya," tambahnya.
Bulan menerima itu, tanpa melihat Bastian, "oke," ucapnya.
Keduanya lalu sama-sama terdiam. Langkah mereka sejajar, untuk beberapa saat Bulan pura-pura sibuk dengan kertas yang diberikan Bastian sementara laki-laki itu hanya berjalan tanpa memperhatikannya.
"Gue belok, mau ke perpus," ucapnya ketika mereka berada dipersimpangan antara arah kantin dan tangga. Bastian berbelok menuju tangga lantai ke dua, menuju peprustakaan. Sementara Bulan berbelok menuju kantin tanpa berkomentar apa-apa.
Bersikap biasa-biasa saja itu menyebalkan.
Tapi menunjukkan perasaan yang tidak baik-baik saja juga terasa dungu. Sama saja kalah dan kembali memohon perhatian.
Jadi begitulah bagaimana mereka mulai bersikap biasa-biasa saja.
Setelah dialog terakhir saat Bastian menyerahkan kerta kisi-kisi mr. Selamet itu mereka tidak pernah mengobrol lagi.
Semua orang sibuk menghadapi ujian mereka. Jangankan Bastian dan Bulan, Bulan dan teman-temannya pun mulai jarang mengobrol atau ngerumpi kaya biasanya. Hari-hari saat ujian berlangsung cepat dan sedikit membosankan. Selesai ujian, semua sibuk kembali ke rumah untuk privates atau pergi ke tempat bimbingan belajar. Sudah tidak ada lagi kumpul-kumpul sepulang sekolah, atau sekedar mengikuti jadwal ekstrakulikuler di sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sprinkles on My Shoes
FanfictionSuatu hari Ajeng tertidur di sofa dengan baju putih abu-abunya yang bau keringat. Sepatunya masih terpasang, ia juga ingat sebelum tidur ia berkhayal tentang bagaimana jika seandainya ia terlahir dari keluarga kaya raya. Ia membayangkan mobil merce...