Acara ulang tahun Samudra itu tiba-tiba jadi begitu heboh saat gebetannya datang membawakan kue ulang tahun untuknya. Ditengah keluarga dan teman-teman Samudra, cewe itu datang dibawa oleh Bunda Samudra ke halaman belakang memberi kejutan untuk Samudra.Namanya Lia. Beberapa kali Bulan dengar namanya disebeut sepanjang Samudra bercerita dengan teman-temannya. Ia berambut panjang lurus dengan wajah cantik yang tingginya hanya sebahu Samudra. Mereka terlihat lucu, wajah malu-malu Samudra saat menerima kue dari gebetannya itu membuat semua orang menyorakinya.
Kecuali untuk Nabila yang bergerak menjauh dan meghindar dari kehebohan itu. Ia duduk menyendiri di pendopo halaman belakang. Tidak begitu peduli dengan surprise Samudra itu.
Bulan menyadari Bastian beberapa kali melirik pada gadis itu. Lalu ia yang semula berdiri disamping Bulan, kini bergerak menjauh menghampiri Nabila.
Ia berjongkok dihadapan Nabila. Entah apa yang mereka obrolkan, tapi Bulan tau Bastian tampaknya tengah menghibur gadis itu dari yang semula tampak cemberut hingga mulai tersenyum. Acara surprise itu selesai dan masing-masing orang kembali ke tempatnya. Anak-anak cowo kembali bermain boardgame di dalam rumah. Samudra sedang mengenalkan gebetannya itu pada semua orang yang ada disana. Tersisa Bulan yang sendirian ditengah-tengah acara itu sehingga ia memilih menepi dan duduk menyendiri disalah satu bangku.
Bastian masih bersama Nabila. Cowo itu datang dari arah dapur membawakan Nabila stroberi berlapis coklat untuknya. Ia dan Nabila bersenda gurau seolah lupa disana juga ada Bulan yang sendirian dan merasa asing karena masih baru di lingkungan itu.
Tapi, setelah dipikir-pikir lagi, bukankah Bastian memang begitu? Dia selalu punya prioritasnya. Seperti bagaimana ia selalu bersama Noella di sekolah, ia juga selalu ada disisi Nabila ketika di rumah. Bulan bisa melihat kedekatan diantara mereka yang nggak pernah Bulan rasakan ada diantaranya dengan Bastian.
Lagipula, Bulan mengharapkan apa? Dia orang baru dihidup Bastian. Cewe pecicilan yang senang menguji kesabarannya dan membuat cowo itu bergidik geli dan menghela napas kesal. Interaksi mereka kalau nggak berantem kecil ya berantem besar.
Nggak pernah ada interaksi lucu dan manis kaya Bastian ke Noella atau Nabila.
Bulan duduk memangku minuman ditangannya. Hari ini ia menyadari sesuatu. Selain memang tempatnya bukan disini, ia baru menyadari bahwa beradaptasi itu susah.
Ketika ia meninggalkan kehidupnya begitu saja, ia lupa menyiapkan diri untuk menghadapi semua hal baru dan semua situasi berbeda dari kebiasan-kebiasannya dimasa lalu.
Bahkan sebuah bunga, tak serta merta bisa langsung hidup meski dipindahkan ke dalam pot yang jauh lebih besar. Semua hal ada tempatnya tersendiri. Kamu nggak bisa menaruh air kedalam sebuah bejana minyak, tidak bisa mencampur adukkan sesuatu yang memang tidak seharusnya ada disana.
Mungkin Bulan memang tak seharusnya ada disini. Semakin ia bertahan, semakin ia menemukan dirinya kehilangan kepercayaan diri dan penuh penyesalan.
"Minuman lo tumpah," Ares tiba-tiba berdiri dihadapan Bulan saat ia tengah melamun. Cowo itu memandangi Bulan aneh, lalu mengambil gelas ditangan Bulan dan menaruhnya diatas meja.
Ia lalu duduk disebelah Bulan. Menikmati potongan buah yang baru saja ia ambil di meja tepat di sebelah Bulan.
"Adaptasi itu susah, tapi bukan berarti lo malah menyendiri dan menghindar," ucap cowo itu menatap lurus kedepan memperhatikan Bastian dan Nabila.
"Naksir Babas susah, soalnya dia nggak bakal bisa lepas sama yang namanya Nabila," ucapnya lagi. Seolah ia sedang mengabsen isi kepala Bulan sekarang.
"Dari semuanya, Nabila paling deket sama Babas. Be aware, setelah ini lo akan selalu liat betapa dia selalu terikat sama Nabila," tambah Ares.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sprinkles on My Shoes
FanfictionSuatu hari Ajeng tertidur di sofa dengan baju putih abu-abunya yang bau keringat. Sepatunya masih terpasang, ia juga ingat sebelum tidur ia berkhayal tentang bagaimana jika seandainya ia terlahir dari keluarga kaya raya. Ia membayangkan mobil merce...