▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎
Setelah hampir seminggu, Bintang menghabiskan waktunya untuk beristirahat dan menenangkan diri. Pada akhirnya, gadis itu sudah mulai tenang dan memutuskan untuk kembali memulai rutinitas awalnya.
Meski terkadang Bintang kembali harus memikirkan hal yang sama setiap harinya. Setidaknya, kali ini ia benar benar bisa tenang.
Kejadian 2 minggu lalu, saat pertemuannya dengan Hoseok diwahana permainan yang telah direncanakan Yoojin sebelumnya memang terus berada dalam ingatannya. Tidak pernah hilang barang sekejap pun.
Bagaimana pria itu memeluknya dan mencium kepalanya. Bagaimana tatapan sendu pria itu yang nampak sangat putus asa.
Bintang pikir, mengapa bisa pria itu menyukainya? Bintang bahkan tidak pernah melakukan hal yang bisa membuat pria itu tertarik. Malah, keterdiaman dan ketidaknyamanannya berada didekat pria itu justru lebih menarik perhatian pria itu sendiri daripada bersikap seolah ia nyaman berada didekat pria itu.
Jika tahu akan jadi seperti ini pada akhirnya, Bintang tidak akan memilih untuk jujur bahwa sedari awal ia tidak nyaman dengan kedekatannya dengan Hoseok. Ia akan memilih untuk berpura pura nyaman berada didekat pria itu, agar pria itu tidak menaruh rasa penasaran berlebih padanya yang menjadikan pria itu semakin tertarik kepadanya.
Kali ini... dengan raut wajah yang terlihat amat sekali lelah. Bintang menghembuskan nafasnya dengan kasar.
Setiap kali dirinya sendirian seperti ini, pikiran tentang pria itu selalu menghantuinya. Dan Bintang tidak tahu harus bagaimana mengalihkan pikirannya dari pria itu.
Hal yang Bintang rasakan, setiap kali memikirkan pria pemilik dua lesung pipi manis itu adalah perasaan bersalah. Dan tentunya, ada perasaan yang tidak dapat ia definisi-kan setiap kali ia mengingat raut wajah sendu pria itu.
Saat kata kata penyesalan terucap, ada rasa sesak yang tertancap dalam dada. Namun, Bintang tidak tahu ia menyesal karena apa.
"Byeol-ah..."
Bintang tersadar dari lamunannya. Ia lantas menoleh pada sumber suara. Dimana Yoojin tengah melambaikan tangan didepan wajahnya.
"Ohh... Yoojin-ah."
Yoojin hanya mengangguk saat Bintang memanggil namanya.
"Kau melamun?"
Bintang menggeleng pelan. Ia menggeser duduknya. Memberi ruang agar Yoojin bisa terduduk disampingnya.
"Tidak ada apa apa. Kau tidak bekerja?" Tanya Bintang kemudian.
"Tidak. Aku diberi jatah libur dua hari kedepan oleh atasanku. Beberapa hari ini aju terus lembur bekerja." Jawab Yoojin.
Bintang mengangguk mengerti.
Keduanya lantas terdiam dalam jeda waktu yang cukup lama. Yoojin juga tidak tahu apa hang harus dilakukan. Semenjak kejadian dua minggu lalu, rasa bersalah terus menghinggapi dirinya. Hingga rasanya canggung saat berduaan dengan Bintang seperti ini.
"Apa... dia baik baik saja?" Tanya Bintang kemudian memecah keheningan mereka.
Yoojin tersentak. Merasa terkejut dengan pertanyaan yang terlontar dari Bintang kepadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE STARS [BTS JHOPE] [END]
Spirituale[EPILOG MASIH DALAM PERSIAPAN] BTS JHOPE Fanfiction! [WARNING: Dibumbui sedikit kisah romansa islami. Tidak memfokuskan pada hal agama, karna author tidak pandai dalam hal seperti itu.] Tentang sang Matahari yang mencoba menggapai Bintangnya... dan...