"Duh cowok kok letoy sih? Malu sama otot," ejek segerombolan cewek saat Aiko Alvarendra Rajendra atau biasa disebut Al itu.
"Ngak papa letoy yang penting pacar aku leader geng montor," balas Al tersenyum mengejek pada cewek yang menghinanya tadi.
"A...
Mobil sport warna biru tua baru saja memasuki pekarangan sekolah, tampaknya pemilik mobil memiliki jadwal kapan mobil harus dipakai.
Contohnya mobil hari ini sama dengan mobil minggu lalu.
Al keluar dengan gaya luar biasa mengguncangkan se antero sekolah khususnya cewek.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sedangkan ketiga sahabatnya baru saja ikut berkumpul dan ber'tos ria ala cowok. "Gimana kemarin?" Tanya Handika menepuk bahu Al.
"Sesuai rencana. Nanti waktu jam kedua gue bakal anter mereka kebandara," jawab Al bergegas berjalan dengan gaya so cool tapi wajahnya kadang berubah cute.
"Aaa baru sadar kalau kak Al se cute gini!" Teriak histeri adik kelas Al, membuatnya mendekat.
"Mau bareng?" Tanya Al membuat Aroi memutar matanya malas.
Adik itu hanya mengangguk kecil, bahkan saat berjalan dengan tangan Al merangkul bahu adik kelas terlibat kaku. "Riflek dong dek masa tegang gitu kayak mau dibawa nikah aja," canda Al.
"Dibawa pun aku mau kok kak," ucap buaya betina.
"Aduh beneran? Emang adek mau punya banyak madu?"
"Duh pilihan yang sulit."
Al tertawa kecil melihat wajah buaya betina ini, "Nanti kanti bersama? Mau?" Tawar Al.
"Tentu kak, aku tunggu kakak ya sampai nanti," pamitnya masuk kedalam kelas lalu berjingkrak kesenangan.
"Kok lo makin playboy sih? Kalau gini gue ngak bisa dapet cewek dong," keluh Handika mendapat toyoran dari Zale.
"Belajar yang bener,"
"Ck! Iya deh iya,"
Al memasuki kelas dengan santai lalu melempar tas ketempat duduknya, tepat sasaran. Al menghampiri Cempaka yang sedang membaca buku novel hasil beli sendiri.
"Coba katakan ini berapa?" Handika mengajungkan tiga jari membuat Cempaka mendongak.
"Tiga, kak Han aku itu minus bukan buta kalau dari kejauhan nah baru aku kurang jelas lihatnya," jelas Cempaka menggeleng pelan.
"Gue kan cuma ngetes," cengir Handika.
Pelajaran dimulai saat bel sudah berbunyi membuat empat laki laki itu kembali kemejanya. Pelajaran ekonimi, yang dijelaskan seperti sejarah, mendongeng.
tring,,,tring,,,
"Tungguin bor!" Teriak Aska pergi dengan lari kocar kacir. Biasanya jika begitu geng dan ketua lewat.
"Woi mulut lo jangan teriak teriak bikin malu aja lo!" Teriak Celio.
"Lah daripada lo suka malu maluin," pedas Aska membuat Bastien ngakak.