Sebelumnya author minta maaf banget kalau seandainya cerita ini kurang pas. Karena masih pemula dan terima kasih jika dimaafkan
Masih dikantin sekolah, Al terus memesan makanan apa yang disukai Cempaka. Dari yang paling mahal namun Cempaka hanya memilih makanan harga yang tidak perlu diketahui.
"Cempaka mending lo pilih aja deh terserah yang mana tapi harus mahal daripada lo bikin Al marah," ucap Aroi mengerti ekpresi Al sejak tadi menahan rasa kesal.
"Tapi bener, aku ngak mau kak. Aku udah kenyang makan mi tadi," jelas Cempaka, sudah berapa kali Cempaka menjelaskan namun tetap dipaksa.
"Kasih B aja," sahut Zale membuat Al menoleh lalu menatap Cempaka dengan senyum miring.
"Nanti malam gue jemput lo di kontrakan lo, jangan nolak atau lo mau pesen makanan paling mahal disini. Semua tergantung sama lo," ucap Al bergegas pergi meninggalkan Cempaka sendiri diantara inti geng Xalva.
"Lo ada hubungan apa sama Al?" Kepo Celio.
"Ngak tau, tiba tiba dia nyamperin aku trus ngajak makan," jawab Cempaka.
"Em aku pergi ke kelas dulu ya, makasih udah numpangin kursi," pamit Cempaka.
"Gimana pendapat lo bos? Bahkan dia berani nunjukin sikap kayak gitu didepan lo," ujar Bastien manatap Xalva yang melamun sejak menggebrak meja tadi.
"Ngak tau lagipula gue sama dia udah ngak ada hubungan apa apa. Jadi kalau dia mau buat apa apa ya terserah dia," sahut acuh tak acuh Xalva.
"Tapi tatapan lo nunjukin kalau lo cemburu," beber Auz.
"Cemburu? Sayang aja gue ogah,"
"Lo ngak inget dulu lo sering banget ngabisin waktu sama dia, ngak mungkin lo ngak ada rasa sama dia. Cewek itu terkadang lebih suka rasa nyamannya daripada fisik sifat atau hal apapun itu. Jika lo bener bener sayang sama dia, kejar dan tunjukin kalau lo bener sayang, tulus sama dia," jelas Auz.
"Cel?" Bisik Bastien.
"Apaan?"
"Mas Auz kerasukan? Tumben ngomong panjang?"
"Ya elu dari orok sampe sekarang ngak apal juga sifat tuh mas Auz. Gini mas Auz itu kalau udah mode ceramah memang gitu,"
"Gue sleding lo berdua ngosipin gue!" Gertak Auz membuat dua orang itu menyengir kuda.
"Gue cabut dulu," ucap Xalva meninggalkan tiga sahabatnya.
"Mau kenapa bos? Bentar lagi bel!" Pekik Celio.
"Rooftop!"
***
Al berjalan dibarisan paling depan dan disamping Zale. Hingga mata elangnya menatap segerombolan gadis yang Al ingat pernah mengatakan jika dia letoy.
Memangnya salah jika laki laki itu letoy? Ngak semua cowok sempurna dan kenapa ada cowok memiliki kekurangan malah dihujat?
"Hai Al," sapa mereka membuat Al berhenti lalu memasang senyum termanis mungkin, namun jika diperhatikan itu adalah hati hati.
"Hai juga baby," ucapan Al membuat ketiga temannya paham, jika Al sudah bertingkah playboy bearti target didepan. Ya walau tidak semua dianggap play boy.
"Cantik banget sih lo hari ini, apa lagi rambut lo ini," puji Al memeluk tubuh gadis yang menjerit kesenangan.
"O-opasti gue kan setiap hari kesalon," sombongnya sedangkan Al tanpa sepengatahuannya menerima gunting dari Airo.
"Gimana kalau digunting? Pasti lo bakal lebih cantik? Benerkan baby," bisik Al langsung memotong rambut gadis itu hingga menimbulkan suara yang begitu nyaring ditelinga gadis itu.
"AL! APA YANG LO LAKUIN SAMA SAHABAT GUE ANJING!?" pekik salah satu gadis dihadapannya setelah menatap rambut yang berserakan dilantai sedangkan yang punya rambut menangis histeri melihat rambut yang dirawat malah dipotong paksa oleh Al.
"Salah siapa pernah ngatain gue letoy dan salah siapa sombong didepan gue, gue paling ngak suka cewek sok sombong modal orang tua," pedas Al membuat gadis yang membentakkanya tadi mengeram marah.
"Tapi lo memang lo letoy! Seharusnya lo sadar diri kalau lo bener bener cowok letoy diseluruh sekolah ini dan itu bikin nama sekolah ini buruk!" Semburnya malah membuat Al marah atas pernyataan itu.
Tanpa rasa peduli Al langsung menarik batas kancing baju lalu merobeknya dihadapan semua orang hingga menunjukkan tengkop hitam sebatas perut. Dan gunting yang tadi digunakan untuk menggunting rambut gadis itu lebih parah daripada gadis pertama.
"Lo yang seharusnya sadar diri! Lo itu sebenarnya udah dideo bulan lalu tapi karena orang tua lo yang ngemis ngemis didepan orang tua gue hanya biar anak semata mayangnya yang ngak sadar diri ini tetap sekolah, eh malah anaknya pengen cepet cepet keluar," Cecar Al. Mempermalukan gadis itu
"DAN PERLU LO SEMUA TAU, CEWEK SIALAN INI YANG NGAKU NGAKU CEWEK TAJIR MELINTIR CUMA ANAK PETANI YANG MASUK KESEKOLAH INI LEWAT BEASISWA!!!"
"Ngak salah anak petani sekolah ini, gue ngak masalah tapi gaya lo yang bikin gue pengen nendang lo dari sekolah ini. Mulai besok adalah kehancuran lo Adelia Puspita Sari," tekan Al bergegas pergi meninggalkan Adel yang dibully oleh semua orang termasuk sahabatnya yang tadi dibela.
"Huu gaya lo selangit tapi ngak sadar diri, kalau gue jadi orang tua lo. Udah gue buang sejak kecil daripada nurutin gaya sok alit anaknya,"
"Pantes bikin ulah trus tapi belum di deo juga ternyata orang tuanya ngemis ngemis toh? Miris banget orang tua lo punya anak kayak lo,"
Dan masih banyak cibiran lain yang mengarah kepada Adel bahkan dia tidak bisa kabur karena dikelilingi orang yang terus membullynya.
*
"Lo keterlaluan," ucap Zale membuat Al menoleh sambil terkekeh pelan."Dikamus gue ngak ada kata keterlaluan, apa yang gue lakuin itu sesuai sama target. Jadi gue sama target impas, lo tau gue gimanakan?"
"Tindakan gue juga sama kayak Cempaka, dulu dia pernah nolongin gue dan gue pengen balas budi sama dia. Begitupun sama tuh cabe nyinyir," jelas Al.
"Tapi ngak seharusnya lo robek baju cewek Al! Lo itu cowok bukan banci yang tega buat begituan! Coba bayangin jika itu terjadi sama nyokap atau kakak lo, lo juga ngak bakal terima lihat mereka dipermalukan kayak gitu!"
"Kali ini gue setuju sama Zale, sebrengsek brengseknya gue, gue ngak bakal tega buat ngelakuin hal itu apalagi didepan umum," ucap Handika.
"Mending lo minta maaf sama dia atau lo bisa bantu dia buat pergi keluar negri atau kota. Ngak mungkin hidupnya bisa bahagia setelah apa yang lo lakuin sama dia," imbuh Aroi.
"Gue tahu gue salah. Gue tadi cuma kelepasan emosi, lo tahu kan pada gue kalau udah dihina gue ngak bisa kontrol," ucap Al menyugar kasar rambutnya.
"Belum malam, mending lo cepetan minta maaf sama Adel sebelum lo jalan sama Cempaka," saran Zale membuat Al beranjak pergi.
"Tumben nurut." guman Handika melihat Al yang barusaha keluar dari apartemen milik mereka berempat.
tbc

KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend Cute [Tamat]
Novela Juvenil"Duh cowok kok letoy sih? Malu sama otot," ejek segerombolan cewek saat Aiko Alvarendra Rajendra atau biasa disebut Al itu. "Ngak papa letoy yang penting pacar aku leader geng montor," balas Al tersenyum mengejek pada cewek yang menghinanya tadi. "A...