MBC 13

87 6 0
                                    

Gemericik air dari pancoran menghilangkan kesunyian di malam hari. Bintang yang tidak banyak menambah kesan pelengkap.

Ditemani secangkir kopi tanpa gula, kesukaan Al jika sedang berhubungan dengan pusing.

Sejak tadi hanya menghela nafas membuat Calista yang menatap sejak sepuluh menit mendekati. Ditepuk punggung itu hingga Al terlonjat kaget.

"Kamu mikiran apa hm? Kalau ada masalah cerita sama mama," kata Calista mengelus pungguh lebar Al.

"Maaf tadi aku ninggalin mama karena aku harus ke apartemen Xalva," ucap Al tidak enak hati menginat kembali saat Al meninggalkan mamanya begitu saja.

"Tidak apa tapi kenapa kamu ke apartemen Xalva?"

"Minta penjelasan dan kata dia, kita udah putus. Tapi dia juga menyatakan perasaannya, aku bingung ma."

"Aku seolah dibuat lelah dengan hati ku sendiri, aku tidak bisa berfikir jernih saat menyangkut perasaan. Jika aku memilih membiarkan dia pergi hati ku terasa sakit tapi jika membiarkan dia hati ku lebih sakit," imbuh Al.

Calista mengerti perasaan anak laki-lakinya ini. Jujur saja Al belum pernah menjalin hubungan kecuali dengan Xalva dan itu membuat Al labil.

Apalagi saat berpacaran dengan Xalva menggunakan karakter berbeda. "Mama tahu perasaan kamu tapi mama belum tau mau ngasih saran kayak gimana, tapi yang jelas jawabannya ada di diri kamu sendiri, coba deh kamu beri Xalva satu kesempatan untuk menetap dihati mu dan biarkan hati mu yang mengurus segalanya. Akankah pergi atau terus menetap," jelas Calista tersenyum hangat seorang ibu.

"Memberinya kesempatan?" Guman Al setelah Calista pergi ke dalam.

*

"Lo? Ngapain kesini?" Tanya Xalva saat dia baru saja keluar dari gedung apartemen dan melihat Al yang bersandar dikap mobil.

"Gue mau ngomong penting sama lo. Masuk." Al masuk kedalam mobil lalu diikuti oleh Xalva.

"Ada apa?" Tanya Xalva setelah masuk ke dalam mobil.

"Gue, gue bakal kasih lo sempatan satu kali. Gue pengen tau seberapa tulus dan serius perjuangan lo buat gue kembali menjadi milik lo," ucap Al dengan satu tarikan nafas membuat Xalva antara tercengang dan terdiam.

"Serius? Kamu ngak bohong kan?" Tanya Xalva berkaca kaca.

"Hm,"

"Aaaa makasih Aiko sayang," ucap Xalva memeluk tubuh Al dengan erat lalu mengecup pipi Al secara berulang.

Al mendelik seketika, apa gadis ini gila? Kenapa menciumnya sampai kayak gitu? "Jangan cium cium gue!" Al mendorong tubuh Xalva kasar.

"Maaf aku terlalu senang," cengir Xalva.

"Hm tapi jangan diulang."

"Kenapa? Kamu ngak suka?" Tanya polos Xalva.

Al tersenyum smrik sambil mendekatkan wajahnya, lihat wajah Xalva mulai merona. Hampir dekat antara bibir Al dan Xalva, bahkan gadis itu sudah menutup matanya.

1

2

Cklek

Pintu mobil terbuka membuat Xalva reflek membuka matanya. "Pergilah," usir Al mampu membuat Xalva mendelikkan mata tidak percaya.

Kecewa sih tapi ya malu gimana lagi.

Xalva keluar dalam mobil dan membanting pintu mobil membuat Al terkekeh kecil. Sebelum pergi Al menyebulkan kepalanya membuat Xalva sedikit menunduk.

My Boyfriend Cute [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang