MBC 15

90 6 0
                                    

Mobil Aroi baru saja datang ke sekolah, disamping tempat duduknya ada gadis cantik berkaca mata besar. "Turun, ngak usah cemberut gitu," ucap Aroi.

Cempaka menyibik kesal, pasalnya saat Cempaka baru saja akan mandi. Aroi malah sudah berdiri depan rumahnya dan membuat Cempaka harus cepat cepat sampai melewatkan sarapan pagi.

"Kakak itu kalau ngajak orang bareng itu lihat jam dulu dong. Masa baru setengah enam udah didepan rumah orang dan sekarang kita berangkat kepagian," kesal Cempaka mengerucutkan bibir mungilnya.

"Kalau tau gini aku ngak mau lagi bareng sama kakak. Lebih baik terlambat daripada berangkat sekarang," lanjut Cempaka akan pergi namun pergelangannya dicekal oleh Aroi.

"Siapa yang nguruh lo berangkat sendiri? Gue datang lebih awal karena takut lo kabur dari gue."

"Ya ampun kakak jam sepagi ini Cempaka mau kabur kemana? Kakak sendiri bilang kalau kakak ngak mau ditolak, mangkanya aku nurut ngak bakal kabur. MasyaAllah," keluh Cempaka menepis pelan tangan Aroi.

"Yasudah besok gue jemput jam tujuh," putus Aroi membuat Cempaka mendelik tajam ke Aroi.

"Udah telat dong kak! Udah ah besok mau berangkat sendiri dari pada berangkat kesiangan atau kepagian," ucap Cempaka meninggalkan Aroi sendiri dengan pemikirannya.

"Padahal gue rela bangun pagi pagi buat jemput dia." gumannya menyusul Cempaka.

Beberapa menit kemudian baru Al datang dengan kedua sahabatnya. Membuka pintu mobil dengan banyak gaya begitupun saat menutupnya.

"Hari ini gandengan lo siapa Al?" Tanya Handika menoleh ke arah Al yang melepaskan kaca mata hitamnya.

"Ngak ada, mantan gue posesif," jawab Al membuat kedua temannya menatapnya minta penjelasan.

Kemarin selepas sekolah~

Entah ada angin apa Xalva menyeret paksa Al menuju apartemennya. Al meminta alasan mengapa dibawa paksa namun Xalva menulikan telinganya dan semakin mancap montornya.

"Lo ngapain sih bawa gue kesini?!" Tanya kesal Al saat sudah sampai di dalam apartemen.

"Gue, ngak, suka, lihat, lo, kecentilan, sama, cewek, lain." Tekan Xalva sambil bersedekap dada.

Katakan saja jika dia cemburu. Memang itu kenyataanya, bukankah itu wajar jika Xalva benar benar menyukai Al. Mana ada cewek rela lihat cowoknya kecentilan sama cewek lain.

"Lah lu siapa gue kok ngomong kayak gitu?" Tantang Al menaikkan dagunya sedikit.

"Ya walaupun kita ngak punya hubungan apa apa lagi. Tapi lo milik gue! Hanya gue yang boleh milikin lo!" Tegas Xalva mencium bibir Al namun sayang Al tidak membalas walaupun Xalva sudah melumat kecil.

Wah tekad sekali anda.

Al mendorong keras bahu Xalva hingga hampir menghantam tembok. "Gue ngak suka cara lo nunjukin kecemburuan lo dan gue ngak suka cewek liar kayak lo!" Tegas Al.

Tidak semua cowok suka menikmati nafsu yang diberikan cewek. Ada yang memilih menjaga dengan menolak keras hal yang berbau liar.

"Kendaliin diri lo sebelum gue milih pergi jauh dari hidup lo." peringat Al sebelum meninggalkan Xalva sendiri yang menangis menyesali perbuatannya sendiri.

"Bego! Lo bego bangt sih Xalva! Kenapa lo malah cium dia! Jadi kek cewek murahan gue didepan matanya!" Kesal Xalva mengacak kesal rambutnya.

"Agrh!!!bodoh lo Xalva,"

Setelah memaki dirinya habis habisan Xalva menangisi kejadian beberapa menit yang lalu. Bahkan jika dia ingat, dia seolah tidak melakukan hal tidak terpuji itu. Tubuh dan hatinya yang menginginkannya.

My Boyfriend Cute [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang