MBC 29

85 8 0
                                    

"Ayah!? Ayah dimana woi!?" Teriak Alvarendra menatap setiap sisi ruangan milik ayah angkat Alvarendra.

Siapa namanya? Ah author lupa.

"Ngak tahu malu kau ya! Panggil orang tua kek manggil teman aja!" Ucap tidak terima Delio setelah melempar gulungan kertas kearah Alvarendra.

"Maaf ayah," Alvarendra menyengir kuda sambil memungut kertas itu kemudian diletakkan diatas meja.

"Montornya sudah ketemu. Sekarang ada dibagasi belakang," ucap Delio mengambil kertas itu lalu membacanya setelah meletakkan di atas buku dokumen.

"Wah kok ayah bisa tahu kalau aku kesini ingin menanyakan montor itu?"

"Kau bodoh atau pura pura bodoh hm? Aku ini ayah mu jadi aku sudah tahu sifat luar dalam kau, anak nakal!" Kesal Delio ingin sekali menenggelamkan wajah tengil anaknya.

"Oh iya bagaimana dengan ingatan mu? Apa sudah kembali?"

"Lumayan. Masih ada yang burem,"

"Yasudah ngak papa nanti juga inget sendiri. Sebenarnya ayah lebih senang kalau ingatan mu tidak kembali. Mengingat sampai kamu lupa ingatan pasti luka hati mu sangat dalam. Padahal kamu dulu orangnya baik, polos, lugu, penurut, pokoknya kebalikan dari sifat asli kamu deh. Eh malah suka sama orang yang salah," ucap panjang Delio menatap Alvarendra yang mendengus lelah mendengarnya.

"Udah nasib Yah, ngak usah diungkit lagi. Ini masalah perasaan. Ayah mana paham, nikah aja belum."

"Ayah malas berurusan dengan wanita. Sosok itu lebih rumit daripada bisnis."

Delio seorang raja di dunia bawah nyatanya belum pernah menikah. Ya walaupun hidupnya dikelilingi oleh wanita seksi yang diangkat sebagai pembantu masionnya.

"Ayah tuh aneh. Orang seumuran Ayah aja udah pada punya cucu masa Ayah belum,"

"Nanti kalau kamu udah punya anak bearti Ayah punya cucu."

"Masih lama Ayah. Keburu bengkotan,"

"Ngak akan. Ayah bakal giat gym biar badan Ayah tetep fit."

Alvarendra mendengus kesal saat Delio terus saja mencari alasan. Tapi mengingat kedua kakaknya belum menikah membuatnya pasti akan semakin lama. Mengingat Calista tidak mau anak perempuannya dilangkahi.

"Serah Ayah aja deh. Al punya mama syukur, ngak ya sudah. Toh Ayah punya banyak uang, ngak mungkin diusia tua Ayah bakal ksepian." Putus Alvarendra.

"Tau juga kamu. Oh iya Ayah denger dari teman dunia bawah Ayah, Meila sedang mengandung. Kasian ya, mana masih muda." Ucap Delio membuat Alvarendra terdiam sesaat.

Padahal seingatnya usia pernikahannya baru sebulan tapi sudah jadi saja juniornya. Tapi apa ini hasil cinta atau paksaan? Dia ingin mengunjungi tapi waktunya tidak tepat.

"Iya kasian. Umur aku sama dia aja lebih muda dia. Doain yang terbaik aja buat dia dan baby nya." Ucap Alvarendra merendah.

"Nak lebih baik kamu pulang. Kamu pasti kecapean setelah kondangan seharian, kamu harus jaga kesehatan buat keberangkatan kamu ke Amrik. Oh iya nanti Ayah bawain satu anak dari anak buah Ayah buat jaga kamu sama temen mu juga,"

"Ayah bawain aku bodyguard!?"

"Ngak juga sih. Dia kuliah juga disana cuma beda jurusan aja, jadi sekalian jagain kamu dari jauh."

Alvarendra hanya memangut mangut sebelum pamit pulang. "Mobilnya aku taroh dibelakang ya. Aku pulang pakek montor dia saja,"

"Terserah."

My Boyfriend Cute [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang