Gadis cantik berkaca mata baru saja keluar dari gerbang sekolah, kakinya melangkah mendekati halte.
Seperti biasa dia menunggu sampai angkot datang namun sudah hampir sejam dia menunggu, tidak nampak satu mobil pun.
"Duh kok ngak ada angkot datang sih?" Gerutunya menatap jalanan yang sepi lalu matanya menatap gerbang sekolah juga sepi, bahkan satu pintu sudah ditutup.
"Kalau begini tadinya mending aku jalan kaki saja sudah sampai rumah," imbuhnya mendengus kesal.
"Acapek nunggu."
"Tidak usah banyak mengeluh. Naik gue bakal antar lo pulang," ucap remaja laki laki di dalam mobil sport putih.
Mendengar ada yang berbicara dia mendongak. "Kak Aroi!?" Pekik tertahan gadis berkaca mata, Cempaka.
"Masuk! Ngapain bengong disitu,"
"Ha! Hah!? Iya," Cempaka masuk ke dalam mobil lalu menoleh ke arah Aroi.
Pria dingin, jarang bicara dan jarang mendapat dialog itu mendengus kesal saat Cempaka menatapnya dengan polos. "Pasang sabuk pengaman lo," titah Aroi sambil menjalankan mobil.
"Mulai besok lo berangkat pulang bareng gue." Putus Aroi menambah kecepatan mobilnya.
"Ha!? Kenapa? Aku bisa berangkat sendiri ngak perlu repot repot," tolak halus Cempaka.
"Oke gue jemput lo jam setengah tujuh pagi,"
"Kak!"
Aroi menekan rem mendadak membuat Cempaka hampir terkena dash board. "Ngak usah nolak, gue ngak suka dan, gue ngak ngerasa direpotin sama lo." Kata Aroi menatap Cempaka yang masih syok namun dia tahu jika lawan bicaranya tidak suka dibantah.
"Kita makan. Gue tahu lo cuma makan sarapan," ucap Aroi membelokkan mobil ke resto terdekat.
Aroi keluar dulu kemudian baru Cempaka yang mengikutinya seperti anak ayam. Duduk dimeja paling pojok karena memang itu meja yang tersisa.
"Selamat sore, mau pesan apa mas mbak?" Tanya waiter dengan sopan dan senyum ramah.
"Ayam bakar plus nasi dua sama es teh satu, air putih satu," ucap Aroi membuat Cempaka yang akan memilih mengurungkan niatnya.
"Baik ditunggu sebentar ya," waiter pergi meninggalkan meja yang tidak ada suaranya. "Ternyata ada ya resto mewah tapi harga ngak mahal. Disini juga rame pasti rasanya enak, kalau begini aku bisa beli makanan setiap saat tanpa takut milih," ucap Cempaka memuji tempat resto itu.
Resto khusus ayam, yang katanya milik seorang istri dari keluarga Aksarana. Resto ini juga sebagai mas kawin karena sang istri sangat menyukai semua jenis olahan ayam tapi favoritnya hanya ayam goreng.
"Silahkan dimakan," ucap wanita paruh baya cantik dengan dres hijau menyajikan makan diatas meja mereka.
"Terima kasih. Apa anda pemilik resto ini?" Tanya Cempaka sopan.
"Bagaimana kamu tau?"
"Dari pakaian dan wajah cantik anda," puji Cempaka membuat wanita itu terkekeh kecil.
"Lady sudah ditunggu tuan didepan," ucap waiter tadi menyampaikan pesan untuk wanita itu hingga membuatnya mengangguk.
"Baiklah aku pergi dulu, kapan kapan mampirlah kita akan berbicara panjang. Oh ya gadis cantik, aku menyukaimu mungkin saja setelah pertemuan selanjutnya kamu akan menjadi mantu ku," ucap wanita itu sebelum pergi meninggalkan Cempaka yang menatap Aroi polos.
"Apa aku akan menikah? Apa ibu itu baru saja melamar ku? Kak Aroi?" Tanya Cempaka menggoyangkan lengan Aroi diatas meja.
"Makanlah makana mu," ketus Al segera memakan makanannya membuat Cempaka mendengus kesal.
Sedangkan wanita itu baru saja masuk kedalam mobil dan mendapat kagetan saat suaminya memeluk dengan sangat erat. "Kangen banget sama kamu," rengeknya.
"Sayang tadi pagi udah ketemu masa udah kangen lagi?" Tanya wanita itu terkekeh sambil mengelus rambut suaminya.
"Jangankan tadi pagi, setiap detik aja udah kangen banget sama kamu," ucap suami, Raden namanya.
"Kamu ini makin tua makin bucin deh," ucap wanita, Cia namanya.
"Sayang? Diajarin siapa arti kata Bucin?" Selidik Raden meregangkan pelukannya.
"Sama Nino pas waktu kemarin ke rumah," saut polosnya.
"Jangan sering sering main sama dia sayang. Aku takut otak suci kamu jadi kotor lagi gara gara anak tengil itu," omel Raden.
"Lah gimana ngak deket deket kalau kita aja tinggal satu atap sama dia,"
"Ya kamu kan bisa jaga jarak sama dia. Janji ya jangan deket deket atau kamu bakal aku kurung sampe kepolosan kamu kembali," ancam Raden.
"Berani bikin air mata istrinya keluar hm?" Ledek Cia. Dia tahu jika suamunya begitu mencintainya hingga dia tahu suaminya tidak akan pernah tega membuat air matanya keluar.
*
"Makasih ya kak udah nganter aku pulang dan makasih lagi udah dibeliin makanan," ucap Cempaka keluar dari mobil dan menatap Aiko yang bersandar dimobil."Besok jangan lupa kalau gue jemput. Jangan sampe gue kesini tapi lo nya ngak ada,"
"Ya ya baiklah aku tidak bisa menolak atau kakak akan mengomeli ku," kekeh Cempaka.
Aroi mengusap rambut Cempaka dengan lembut. "Kakak senyum dong masak selama kita kenal kakak ngak pernah senyum," pinta Cempaka.
"Ngak senyum gue jelek. Udah sana masuk gue mau pulang," titah Aroi masuk kedalam mobil lalu menjalankanya meninggalkan Cempaka cemberut didepan rumah.
Mobil sport putih itu berjalan kurang lebih sepuluh menit untuk sampai di sebuah masion besar dengan pintu masuk yang besar juga. "Assalamualaikum," lirihnya melangkah naik keatas tangga namun saat akan melewati kamar orang tuanya terdengar suara aneh.
"Sstt ah pelan pelan sayang,"
"Tahan dulu sayang bentar lagi nih,"
Tahan? Lagi? Apa yang dilakukan orang tuanya? Apa mereka ingin membuat adek lagi untuknya? Tidak ini tidak boleh diterjadi.
Aroi membuka pintu dengan kasar membuat kedua orang tuanya terlonjat kaget. "Udah pulang bang?" Tanya mamanya.
"Mama papa ngapain tadi?" Selidik Aroi.
"Ngak lagi ngapa ngapain. Papa kamu cuma bantu mijit kaki mama," jelas Mama membuat Aroi melihat kebawah menatap tangan papa yang masih sibuk mengurut Mama.
"Lain kali jangan begitu ya." ucap Aroi meninggalkan kedua orang tuanya yang kebingunan.
"Maksud anak kamu apa yang?" Tanya mama.
"Ngak tau, jangan dipikirin," papa memijit kaki mama dengan sangat telaten.
***
Berbicara tentang Raden dan Cia. Mereka adalah pasangan dari tiga generasi. Diumur yang menginjak kepala lima membuat Raden semakin dibuat jatuh hati dengan pesona Cia."Mau peluk!"
"Cium dulu!
"Morning kiss nya mana!
"Ngak sayang lagi?
"Ih mau peluk lagi!
"Kangen banget!
Itulah kilasan kecil dengan keromantisan pasanga itu hingga terkadang membuat keempat anaknya mendengus malas saat papanya mode seperti anak remaja sedang kasmaran.
Oh ya ngomonng ngomong tentang Cia yang tidak sengaja melamar Cempaka itu memang benar adanya. Dia akan menikahkannya dengan putra bungsunya dan kebetulan juga seperantara.
Bisa tebak siapa dia?
Tbc

KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend Cute [Tamat]
Jugendliteratur"Duh cowok kok letoy sih? Malu sama otot," ejek segerombolan cewek saat Aiko Alvarendra Rajendra atau biasa disebut Al itu. "Ngak papa letoy yang penting pacar aku leader geng montor," balas Al tersenyum mengejek pada cewek yang menghinanya tadi. "A...