34. Another Returnee

807 123 29
                                    

Semuanya segera membawa senjata mereka dan berlari kearah kendaraan masing-masing, kepanikan menyertai mereka ketika Kuma dengan wajah ketakutan mengatakan "Chan dan yang lainnya tertangkap!!!" Tidak adayamg mengetahui siapa yang menculik mereka tapi untuk saat ini yang mereka pikirkan adalah menyelamatkan Tim chan yang tertangkap.

"Mingyu, kamu menyetir!!" Jihoon menyuruh sambil melempar sebuah senjata berat kearah wonwoo.

Mingyu dengan cepat mengambil kunci mobil semua tim sudah masuk kedalam mobil masing-masing mengikuti Kuma yang mengarahkan jalan mereka, dengan begitu seketika mansion itu menjadi sepi meninggalkan keluarga dan anak-anak yang menjaga dirumah.

"Apakah kamu ingat apa yang terjadi pada Incheon saat itu?" Wonwoo bertanya pada Jeonghan karena dia sama sekali tidak mengingat ada seseorang yang bisa menangkap Chan yang seharusnya lebih kuat dari manusia biasa.

Jeonghan terpaksa untuk berpikir tapi tidak mengingat apapun. Tidak, memang dari ingatannya tidak ada sesuatu yang berbahaya di Incheon ketika Seoul sedang dilanda bencana tsunami zombie, dia menoleh kebelakang memberikan tatapan lebar kearah Wonwoo, sambil berkata, "Wonwoo, apakah kamu pernah berpikir jika ada seseorang yang memiliki situasi yang sama dengan kita?"

Wonwoo menahan nafasnya, tidak mempercayai apa yang diucapkan Jeonghan tapi... Tapi mengingat bahwa mereka merasakan hal yang sama, hal itu bisa saja terjadi. Seseorang yang memiliki situasi yang sama seperti mereka. Returnee

.

"This is your fault!!" Samual berkata dengan bahasa ibunya sambil berbisik. Kini dia sedang berbaring tanpa bisa beridir karena kakinya terikat dengan tangan yang dikunci dibelakang.

"Why you said it to me?! Its Chan's fault!!" Sofia menjawab dengan situasi yang sama dan terjatuh tepat didepan Samuel.

"Kalian lebih baik diam, aku tidak mengerti apa yang kalian bicarakan." Chan berbisik dengan pelan tidak berani untuk mengusik pencuri yang membawa mereka.

Ini semua terjadi 3 jam yang lalu, disaat samuel berkata untuk memilih istirahat tapi justru Chan begitu semangat untuk segera menyelesaikan misi pertamanya dan kembali ke rumah setelah mengetahui terjadi bencana besar disana, sebagai adik tidak mungkin dia akan membiarkan kakak-kakaknya bertarung sendirian. Dan dengan bodohnya Chan berlari sendirian mencari pecahan meteor sendirian.

Samuel dan Sofia mencoba mengejarnya melupakan Kuma yang membawa barang mereka, saat itu keduanya melihat Chan sedang berbicara dengan seorang pria tua, itu aneh ketika di keadaan yang mengerikan ini orang tua itu masih bisa menyelamatkan diri. Tapi sebelum Samuel dan Sofia bisa memanggil Chan bodoh itu sesuatu memukul leher bagian belakang mereka dan membuat kesadaran mereka seketika menghilang.

Dan ketika sudah bangun, mereka beradadi sebuah ruangan gelap dengan minim cahaya, dan kedua tangan maupun kaki diikat begitu ketat, kemudian apakah kalian pernah berpikir apa yang Chan ucapkan setelah kesadarannya muncul? "Kakek tua bangsat!!"

Ya, darimanapun Chan baru saja ditipu oleh kakek tua yang dia temui sebelumnya. Chan menggeliat mencoba membuat tubuhnya berdiri dari keadaan berbaring lalu menoleh dengan wajah terkejut. "Kenapa kalian juga tertangkap?"

Sofia menghela nafasnya jika saja tangannya tidak di ikat dengan ketat dia mungkin sudah memukul kepala Chan hingga puas, sedangkan Samuel hanya tersenyum menatap Chan, tapi entah bagaimana senyuman itu terlihat begitu mengerikan hingga membuatnya merinding.

"Ok, maafkan aku, seharusnya kita istirahat saja." Chan akhirnya berkat merasa bersalah telah menyeret temannya kedalam jebakan yang seharusnya sangat mudah untuk di tebak bahwa itu adalah sebuah jebakan, entah kenapa setelah perubahan situasi di dunia ini Chan tidak bisa tenang dan ingin selalu melakukan sesuatu dengan cepat.

Bukannya sebuah teriakan yang Chan sudah pikirkan karena memang dia sangat pantas untuk mendapatkan perlakuan itu, tapi justru sebuah kekehan yang datang dari Sofia dan Samuel. "Kenapa kalian tertawa?" Chan bertanya.

"Tidak apa-apa, toh sudah terlanjur dan kita bisa istirahat disini untuk sementara sebelum mencari jalan keluar." Samuel berkata menggerakkan tubuhnya untuk mencari tempat yang nyaman untuk tubuhnya.

Sofia menghela nafasnya setelah tertawa, "Kuma tertinggal dan kemungkinan dia akan sangat panik ketika tidak menemukan kita."

"Ah!! Aku lupa kita bersama Kuma! Bagaimana jika dia kembali untuk memanggil kakak-kakak kita?!" Chan berkata dengan panik.

"Bukankah itu bagus?" Samuel berkata.

Chan dengan cepat langsung menggelengkan kepalanya sambil berteriak. "Tidak!! Ini justru sangat buruk! Apa kalian tidak tahu apa yang terjadi jika mereka semua datang? Bayangkan!!"

Sofia dan Samuel seketika berpikir kemungkinan apa yang akan terjadi pada mereka ketika semuanya datang, ya sebuah bencana...

"Tunggu dulu!! Lalu bagaimana?! Apa yang harus kita lakukan?!" Samuel dengan panik menggeliat mencoba membua ikatan di kaki dan tangannya.

"Kita harus segera keluar dari sini!" Sofia menjawab melakukan hal yang sama seperti Samuel.

"Pfft... Itupun jika Kuma memang langsung pulang untuk memberitahu kita, lagipula jarak Seoul ke Incheon sangat jauh, tidak mungkin dia sampai begitu cepat."

"Kau ada benernya juga, ah bikin takut aja."

"Kalo mereka benar datang kesini, aku merasa kasihan sama orang orang yang menangkap kita..." Sofia berkata seraya tertawa membayangkan apa yang akan kakak-kakak mereka lakukan pada orang-orang bodoh.

Mereka tertawa bersama sebelum tiba-tiba pintu ruangan terbuka dan beberapa orang menyeret mereka keluar, ketiganya melihat situasi dan terdiam ketika melihat berapa banyak anak buah yang berada disana, entah bagaimana ketika dunia berakhir melihat manusia biasa itu justru terasa aneh untuk mereka.

Tempat base mereka nahkan lebih bagus daripada milik Siwon dengan nuansa korea kuno, semua orang membawa senjata, entah itu adalah pistol ataupun sebuah pedang. Tim Chan terdiam ketika diseret kecuali Sofia yang berteriak sekaligus menyumpahi orang yang menarik kerahnya hingga dia hampir tercekik.

"Bajingan!! Lepaskan! Aku kecekik bego! Aku bersumpah akan memukul :%^'&#$%$"

"Anak ini bicaranya kasar sekali."

Mereka dihadapkan pada seseorang yang duduk di tempat yang lebih mewah dari tempat lainnya, ini memberikan kesan seperti jaman Joseon dimana tim Chan sat ini berhadapan pada seorang Raja.

"Apa tujuan kalian? Dan bagaimana kalian bisa sampai disini?" Pria itu bertanya, penampilannya lebih tenang dari yang tim Chan pikirkan, rambutnya pendek dengan potongan biasa, poni yang menutupi dahinya dan senyum yang hangat.

Apakah orang ini benar pemimpin mereka? Dia tidak terlihat berbahaya, Itu adalah pikiran Samuel.

Pria itu tersenyum menyeringai namun tidak terlihat begitu mencurigakan bagi Chan. tapi, tetap saja ini aneh.








BERSAMBUNG

Yah selamat tahun baru, alu baru bisa update... damn how long has it been? Lomg time no see wkwkw aku aja gak tau adakah yang menunggu cerita ini uhuk

anyway, hai and good bye again, i mean see you later~

𝙳𝚊𝚢 𝙾𝚏 𝚃𝚑𝚎 𝙳𝚎𝚊𝚝𝚑 [SVT GS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang