35.

1.3K 148 31
                                    

Jeonghan menatap jalanan dengan rasa cemas, matanya terus menatap kedepan dengan tangan yang memegang senjata, meskipun dirinya sendiri tidak mengerto mengapa dia lebih khawatir dibandingkan yang lainnya, tapi yang dia tahu adalah rasa bersalah karena memberikan maknae line misi mereka yang terlalu jauh, atau karena mereka yang masih lemah untuk menjalankan misi.

Secara tiba-tiba portofon (walkie talkie) mobil berbunyi dari mobil didepan Jeonghan dan keluar suara Seungcheol dari sana, "Test! laporan kita akan segera melewati jembatan Hangang railway, tidak terlalu banyak masalah kita bisa melewatinya dengan aman." Dia berkata memberikan laporan.

Minghao yang menyetir mobil Jeonghan langsung mulai mempercepat kelajuan mobil, membiarkan Jeonghan menjawab, "Baiklah terus melaju kedepan, kami akan mengikuti dari belakang."

"Baik."

Jeonghan langsung melepas portofon kembali ketempatnya, mobil dengan kasar melewati tubuh tidak bernyawa di tanah dan mulai melewati jembatan, matahari senja sudah terlihat dan pantulan warna emas bisa terlihat di permukaan air sungai Han. Wonwoo dan Jihoon yang duduk di belakang mobil terdengar sunyi, perbedaan ketika Seungkwan tidak bersama mereka begitu terlihat jelas, setelah ucapan Jeonghan yang keluar tadi tentang orang yang mungkin bernasib sama seperti mereka terus berputar di pikiran mereka. Apakah itu mungkin?

Jika memang hal itu benar adanya, mereka tidak bisa memastikan apakah orang itu bisa disebut sebagai teman ataukah musuh... Jika bisa Jeonghan lebih memilih untuk bekerja sama dengan mereka.

"Han unnie." Jihoon memanggil membuat jeongha yang duduk didepan harus berbalik untuk menatapnya. "Menurutmu berapa persen kamu yakin pada ucapanmu?" Dia bertanya.

Jeonghan mengernyitkan dahinya, rasa khawatir membuatnya tidak ingat dengan apa yang dia ucapkan sebelumnya, "Apa maksudnya?"

Minghao melirik sekilas untuk melihat keadaan Jeonghan apakah dia baik-baik saja, karena tidak biasanya Jeonghan terlihat kebingungan seperti itu, lalu Jihoon kembali menjawab, "Tentang bagaimana orang itu kemungkinan memiliki situasi sama seperti kita?"

Jeonghan terdiam dan membalas dengan gelengan, "Setidaknya masih 70% aku yakin hal itu terjadi."

"Kita akan sampai diujung jembatan persiapkan diri kalian jika para zombie itu akan menutup jalan." Minghao berkata dengan lantang membiarkan portofon nyala sehingga mobil didepan bisa mendengar nya.

Jeonghan langsung membuka atap mobil berdiri menunjukkan kepalanya keluar dari mobil sambil membawa granat, menggunakan teleskop untuk melihat situasi didepan, "Segerombolan berada didepan kita." Jeonghan berkata pada Minghao yang menyetir untuk membuatnya bersiap untuk menerobos.

Jeonghan menghitung dalam hati ketika mobil mereka berjalan lebih dekat, tangannya bergerak untuk melepas cincin dari granat di tangannya, dan dalam hitungan berikutnya dia dengan kuat melempar granat begitu jauh di depan dan jatuh di tengah gerombolan zombie yang berjalan tanpa arah.

"Lemparan yang bagus Jeonghan." Seungcheol memuji dari alat komunikasi portofon bersamaan dengan ledakan keras yang terjadi didepan.

DUARRR!!

Jeonghan kembali duduk ketempatnya setelah menutup atap mobil dan menatap kedepan seraya menggenggam senjatanya, mobil mereka tanpa ragu melaju kedepan bahkan meskipun asap tebal yang datang dari ledakan itu masih belum hilang, mobil yang dinaiki Minghao dengan mudah melewati tempat itu kecuali dengan mobil depan mereka dimana Seungcheol dan yang lainnya berada.

"MING!! HATI-HATI KALO BAWA MOBIL!!" Jun berteriak ketika dia hampir saja terbang karena gundukan besar dan hampir terbentur oleh atap mobil.

"KALIAN MENDING DIAM INI GUE GAK BISA LIAT JALAN SOALNYA!!" Mingyu dengan keras membela diri dengan fokus mencari jalan dan terus maju kedepan mengabaikan zombie yang dia tabrak secara tidak sengaja.

"Anjir aku hampir narik pelatuk pistol." Seokmin berkata dengan cepat melempar pistol yang tadi dia pegang.

Butuh beberapa detik untuk mobil Mingyu keluar dari asap ledakan dan bisa melihat cahaya lagi. "Weh coba cek dibelakang ada mobilnya Minghao gak?!" Seungcheol degan cekatan angsung menoleh kebelakang begitu pula Jun dan Seokmin yang menuju kemunculan mobil mereka, hingga ketika yang ditunggu muncul akhirnya mereka bisa bernafas lega.

"Tetap melaju kedepan." Perintah Seungcheol.

"Iya, gue tau bacot bener dah."

Mereka akhirnya sampai di sebuah jalan menuju pasar ikan yang cukup terkenal disana Noryangjin, dan siapa yang mengira bahwa jalan itu ditutup oleh monster juga zombie yang berkeliaran disana tidak memberikan tempat untuk siapapun masuk.

Mobil Seungcheol langsung berhenti dan membuat yang dibelakang pun ikut berhenti. Sesuatu menutupi jalan mereka, Seungcheol membuka pintu untuk melihat keadaan, sebuah palang dengantulisan Korea yang besar menggunakan tinta darah yang membusuk, tulisan itu begitu besar dan seolah membuat peringatan pada orang yang masih hidup.

'JANGAN LEWAT SINI!!'

Seungcheol mengernyit pada tulisan yang hampir luntur, dia berbalik untuk melihat mobilnya dan kembali lagi untuk memindahkan palang tersebut agar mereka bisa lewat, tapi sebuah suara seperti aungan membuat tangan Seungcheol berhenti. "Apa itu?!" Dia terkejut.

"Hyung!!" Jun yang mengetahui adanya bahay segera keluar dan memberikan senjata pada Seungcheol, jalan sedang sepi, mereka tidak melihat zombie dimanapun tapi hanya aungan rendah yang bahkan tidak terdengar jelas itu membuat mereka merinding di tempat.

"Kurasa kita harus mencari jalan lain." Seongchel berkata, saat ini tidak ada waktu untuk mereka mengurus sesuatu yang mereka masih tidak tahu apa yang akan mereka hadapi.

Saat itu ketika Seongcheol berbalik angin yang deras berlawanan dengannya berhembus dengan kencang hingga mendorong mobil berat seperti milik Minghao terdorong mundur. Hal itu membuatnya seketika langsung tidak bisa bergerak untuk sementara, Jun yang berada di sampingnya juga hanya bisa membeku di tempat.

"Hyung!!" Mingyu teriak dari dalam monil seolah sedang menyuruh mereka untuk segera kembali, mobil yang dinaiki Minghao mengambil jalan lain dengan kelajuan yang cukup tinggi sedangkan Seungcheol dan Jun segera berlari masuk kembali kedalam Mobil.

"Dengar, apapun yang terjadi jangan coba-coba untuk melawan makhluk itu." Jeonghan berkata dari portofon memberitahu mobil Mingyu untuk tidal melakukan hal yang gegabah. "Kalian mungkin memang kuat tapi makhluk terlalu dini untuk kita, sebelum dia mengetahui keberadaan kita, kita harus kabur." Jeonghan mencoba memberitahu dengan Mingyu yang berusaha mengejar mobil Minghao.

"Tapi mengapa, Makhluk seperti apa yang ada disana?" Jun bertanya.

"Makhluk seperti itu biasanya telah memakan pecahan meteor." Jeonghan menjawab.

Sunyi, saat itu tidak ada yang bisa berkata-kata kecuali hanya terdiam dan melihat jendela luar dimana entitas batu melayang di langit. Ya, batu itulah dimana semua ini dimulai, dan mengapa batu itu muncul membawa bencana.

Mereka sedang melajukan mobilnya tanpa tahu apa yang mengejar mereka, akan etapi ketika mereka sudah berpikir menjauh dari zona bahaya sebuah gedung dengan mudah jatuh didepan mobil membuat Minghao harus berhenti mendadak sedangkan mobil Mingyu yang dibelakang langsung membanting stir kesamping agar mereka tidak menabrak mobil didepan.

"Sial..."











BERSAMBUNG

Halo guyss!! Gimana kabarnya? Semoga aja baik-baik saja, ini sumpah aku ngetik cerita tuh di komputer, hp aing habis memorinya jadi wp kuhapus... pen nangis mana kadang diliatin emak... ditanyain "bikin apa?" aku jawabnya... "tugas mak" :')

Dan aku juga mungkin bakal susah buat jawab komentar kalian :') padahal yang kutunggu tuh komentar kalian... tapi ya sudahlah.. salam dari Era

bai bai~

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 16, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝙳𝚊𝚢 𝙾𝚏 𝚃𝚑𝚎 𝙳𝚎𝚊𝚝𝚑 [SVT GS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang