28. Apa maksudmu dengan Wahyu?

1.1K 192 20
                                    

Perjalanan para Maknae cukup bisa dibilang menyenangkan, mereka bisa melakukan apapun yang mereka mau tanpa ada yang melihat ataupun melarangnya, bahkan mereka membiarkan dirinya menggila di tengah tengah zombie yang menghalangi jalan.

Hingga mereka akhirnya sampai ke kota Incheon, sangat menyedihkan gedung gedung yang dulunya tinggi dan berwarna berubah menjadi suram seperti kota yang ditinggalkan bertahun tahun.

Mobil mereka masih berjalan menyusuri jalan raya dengan pelan sambil mengamati pemandangan dari jendela, meskipun terlihat sepi mereka harus waspada pada saat apapun, mereka tidak akan tahu apa yang akan datang kedepannya.

Entah itu musuh ataupun teman.

"Apakah kita harus menjelajahi tempat ini?" Tanya Samuel menggenggam senjatanya erat.

"Iya, kita harus menyembunyikan mobil kita dan berjelajah diarea ini." Yang membalas ada Sofia yang duduk di belakang dengan senyuman anehnya.

"Kenapa kita harus menyembunyikan mobilnya?" Chan bertanya memberhentikan mobilnya ditengah jalan untuk berbalik menatap Sofia yang duduk dibelakangnya.

Sofia menghedikkan bahunya,
"Ini mobil punya Minghao unnie! Kalo rusak apa kau ingin ganti?!" Tanyanya berkacak pinggang sedang mengomel.

"Ah bener juga." Chan mengangguk setuju, dan lagi dia tidak memiliki uang untuk mengganti rugi.

"Tidak ada salahnya untuk berjelajah dan jika kita menemukan manusia, takutnya mereka akan mencuri mobil ini, kalian tau kan? Manusia itu rakus." Kuma berkata ditengah tengah kesunyian.

"Kau berbicara seolah kamu bukan manusia." Samuel berucap tanpa berbalik memandang Kuma.

Seluruh tatapan mata tertuju pada Samuel, Kuma yang mendengar ucapan itu secara batin tersakiti dan memilih untuk diam sedangkan Sofia mengomel memarahi cara bicara Samuel yang blak blakan dan Chan hanya bisa tertawa.

Setelah mendinginkan otak didalam mobil mereka akhirnya turun dengan membawa tas bersisi makanan dan perlengkapan lainnya, senjata mereka pegang siap untuk menembak dan saatnya untuk berjelajah.

Tentu saja jalan raya itu sepi dengan beberapa zombie yang berjalan tidak tentu arah dan beberapa mobil yang tergeletak dimana mana, bau busuk menyengat dihidung mereka, tapi mereka sudah terbiasa dengan bau itu setelah sebulan mencium bau yang sama bahkan ada yang lebih buruk dari ini.

Mereka melangkah maju tanpa sekalipun terganggu oleh zombie zombie. Semua area dengan mudah mereka bersihkan, mungkin jika ada orang yang melihat cara tempur mereka akan takjub betapa keren dan kuatnya mereka meskipun wajah mereka yang terlihat muda.

Berjelajah begitu jauh dan membersihkan sebagian area membuat mereka cukup lelah dan merasa lapar, mereka membuat kemah di dekat bangunan yang masih kokoh dan memilih untuk bermalam disana, misi mereka mungkin akan sangat lama selesai, mencari pecahan meteor di kota yang besar membutuhkan waktu setidaknya lebih dari seminggu tapi setidaknya mereka harus cepat dan kembali agar para kakaknya tidak akan khawatir.

Langit sudah semakin gelap, malam sudah menampakkan dirinya membuat seluruh dunia gelap, bintang bintang bersinar terang di langit yang gelap, karena listrik kota sudah tidak ada kini bintang dan bulan lah satu satunya yang menjadi cahaya mereka.

Api unggun di buat di tengah kemah, keempat nya duduk disana mengelilingi mencari kehangatan, mereka tidak pernah berpikir jika malam akan menjadi sangat dingin diluar. Seketika rindu akan rumah mereka.

"Apakah unnie akan baik baik saja? Aku merasa tidak enak." Sofia bergumam di tenga tengah kesunyian.

"Aku yakin mereka baik baik saja, mungkin sekarang sedang makan enak di dapur." Chan terkekeh membayangkan mereka bersenang-senang.

𝙳𝚊𝚢 𝙾𝚏 𝚃𝚑𝚎 𝙳𝚎𝚊𝚝𝚑 [SVT GS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang