"Miwa-nee.." Mata Kageyama berkaca-kaca saat melihat kakaknya tersadar. Lelaki manis itu pun langsung memeluknya.
"Tobio" Sang wanita memeluk adiknya tak kalah erat. Rasanya seperti terbangun dari tidur yang sangat panjang. Lama sekali sampai rindu melihat wajah si blueberry.
"Akhirnya Miwa-nee sembuh.. Aku sangat merindukan nee-san.." Dua Kageyama itu menangis haru. Tak lama Sakusa datang menyusul, ia hanya diam berdiri melihat kakak beradik itu saling berpelukan.
Miwa mengelus rambut Tobio sebelum akhirnya menyadari kehadiran Sakusa. "Tobio?"
Tobio memgendurkan pelukan dan melihat arah mata kakaknya. "Nee-san, dia Sakusa Kiyoomi, dia yang membiayai semua pengobatan nee-san.. Arigatou Yoomi.."
Sakusa tersenyum saat Tobio tersenyum padanya. Ia membungkuk saat Miwa membungkuk padanya.
"Dia kekasihmu? Kau sudah tidak dengan Atsumu lagi?" Bisik Miwa bertanya.
Tobio kikuk. "Mm itu, iya aku sudah tidak dengan Atsumu lagi.. Tapi Yoomi dan aku itu.. Aku tidak tahu tapi kami bukan pasangan kekasih.."
Bukan kekasih? Miwa menatap adik dan pria jangkung yang berdiri disudut ruangan. Pastilah banyak yang sudah terjadi selama dia tertidur, dan Tobio pasti sudah sangat bekerja keras untuk membuatnya sembuh.
"Terimakasih banyak Tobio.."
.
.
.Mereka mengantar Miwa kesebuah rumah mewah. Si wanita mengerjapkan matanya berkali-kali. Rumah siapa ini? Kenapa dia diantar kesini. Mungkin bertamu.
Setibanya disana, seorang pelayan membuka pintu depan dan belakang mobil. Tiga orang di dalam turun. Sang pelayan pun membungkuk pada mereka.
"Tobio, ini rumah temanmu itu?"
Tobio hanya tersenyum.
"Nee-san, apakah rumah ini cukup? Tobio yang memilihnya, tapi aku memikirkan rumah yang lebih besar lagi kalau nee-san tidak suka yang satu ini." Ujar Sakusa.
"H-ha?" Ia menatap pada Sakusa lalu Tobio dengan mata yang melebar bingung. Tobio juga ikut melebarkan mata. Yoomi memanggil kakaku dengan sebutan nee-san?
"Rumah ini untuk Nee-san.." Pria tinggi itu mendekat. Kedua tangannya masuk ke dalam saku celana.
"T-tapi kenapa?"
Sakusa menatap ada Tobio, lelaki mungil itu pun menggenggam tangan kakaknya. "Aku akan ceritakan pada nee-san nanti, ayo masuk dulu.."
Sakusa memberi waktu untuk Tobio berduaan dengan Miwa. Pastilah lelaki blueberry itu sangat merindukan sang kakak dan ingin menghabiskan waktu lebih lama untuk bercerita.
Dibantu dengan Akaashi, pelayan rumah itu. Tobio menunjukan skill memasaknya yang baru-baru ini dia pelajari dari Hoshiumi. Miwa bertepuk tangan kecil dan merasa senang. Senyum juga tak pernah luput dari wajah Tobio.
Sakusa bertopang dagu di meja makan, di seberang Miwa. Matanya tak lepas dari si blueberry. Bibirnya terangkat tipis melihat eksresi Tobio yang cerah.
"Sakusa-san—"
"Letakkan -san, cukup Sakusa saja tidakpapa. Tidak perlu terlalu formal.."
Miwa menganggukan kepala dan tersenyum. "Aku pribadi berterimakasih padamu, aku tidak menyangka Tobio akan memiliki teman sebaik dirimu, entah bagaimana kami membalasnya."
Teman? Tobio bilang pada kakaknya aku sebatas teman? Sakusa mendengus dan kembali mengomel di dalam batin.
Wajah Sakusa yang berubah kecut membuat Miwa bingung apa sudah salah bicara, ia jadi sungkan.
![](https://img.wattpad.com/cover/296637208-288-k936730.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark Red (SakuKage) End
Fiksi Penggemar[Mature Content 🔞] Anugerah dan bencana, keduanya datang tanpa bisa dipilih. Demi menyelamatkan sang kakak, Kageyama rela melakukan apapun. Termasuk bekerja menjadi seorang penghibur di sebuah club malam milik Sugawara bernama "Dark Red" Disclaimer...