18

1.2K 135 30
                                        

Setelah sarapan, Sakusa dan Kageyama bergelung dibawah hangatnya selimut. Tidak melakukan apa-apa, mereka hanya saling memeluk, memakan camilan sambil menonton serial tv.

"Yoomi tidak kerja hari ini?"

"Hmm begitulah." Si pria menempelkan hidung mancungnya pada permukaan pipi Kageyama, mengendus sebelum mengecupnya. "Wangi.."

"Mm" Mata Kageyama lurus kedepan. Sampai kepala Sakusa berpindah keatas dadanya. Ia menatap kepala pria itu sekilas lalu lanjut nonton lagi. "Ah itu Megumi-san.." Telunjuknya mengarah pada layar.

"??..." Siaran langsung diganti oleh Sakusa dengan wajah merengut.

"Yoomi kenapa diganti?" Bibir Kageyama mengerucut. Itukan series yang sedang ia ikuti.

"Nanti kamu suka sama Megumi."

Kageyama hanya mengerjapkan mata. Mau dibantah juga percuma, cemburu tak beralasan itu lebih baik dipadamkan dari pada dilawan. Tobio pun mengelus rambut ikal si pria. "Hmm.. "

Sakusa menatap pada Kageyama sekilas sebelum kembali berbaring. Tidak banyak perbincangan diantara mereka. Hanya sesekali kalau ada hal random yang muncul, barulah diutarakan.

"Kamu lebih suka cincin berlian apa cincin emas?"

"Hm? Kenapa?"

Sakusa mendecakkan bibir. "Sudah jawab saja."

Kageyama berpikir sejenak. "Mm cincin emas, yang tidak banyak model."

"Yang polosan?" Kepala Sakusa mendongak. Kageyama menunduk. "Iya."

Setelahnya hening, Kageyama diam menonton sedang Sakusa sibuk dengan ponselnya. Si raven menyisir rambut Sakusa sampai bosan. "Yoomi, nanti aku ke rumah Miwa-nee ya?"

"Besok. Hari ini di rumah saja." Sakusa bangkit dari kasur.

"Baiklah.."

Sakusa pun keluar kamar entah kemana hanya mengenakan sweatpants cream dan sweater hitam polos. Kageyama yang masih nyeri tipis-tipis hanya bisa berbaring di atas ranjang.

Ia mengecek ponselnya. Matanya membola saat melihat riwayat panggilan dengan Atsumu. Kapan dia menerima telpon dari Atsumu? Tulisannya tanggal kemarin? Kageyama mencoba mengingat tapi memori dia mengangkat telpon tidak ada.

Tak lama Sakusa kembali. Lagi-lagi ia senyam senyum membuat Kageyama bingung. "Kau itu kenapa Yoomi?"

Bukannya menjawab Sakusa langsung meringsek dalam pelukan yang lebih mungil. Lelaki dewasa itu menggeleng, membuat dada Kageyama jadi sedikit geli. "I love you" Ujarnya random.

"Hm iya.." Kageyama menangkup pipi Kiyoomi sambil tersenyum. Wajah tampan itu menjadi melas. "Iya apa?"

"Iya juga.."

"Juga apa?"

"Juga cinta kamu Yoomi.." Kageyama terkekeh kecil. Ia mengecup pucuk hidung Sakusa. Sesaat mereka saling berpandangan cukup dalam.

Jemari Tobio menepikan poni Sakusa, melihat pada dua bintik diatas alis si pria. "Katanya tahi lalat yang ada di jidat sebelah kanan itu artinya pasangan yang hebat.."

"Aku pasangan yang hebat."

Kageyama tersenyum dan mengangguk. "Mitosnya, letak tahi lalat itu adalah tempat dimana belahan jiwamu dulu sering mengecup.."

Kening Sakusa langsung menukik tajam membuat senyum Kageyama memudar. "Eh kenapa?"

Lelaki itu mendengus. "Kamu punya tahi lalat di pantatmu. Apa belahan jiwamu dulu selalu mencium di situ?"

Dark Red (SakuKage) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang