Sakusa hanya menyisakan celana jeans menjadi satu-satunya benda yang melekat ditubuhnya. Ia mengambil handcuffs lalu memasangnya pada pergelangan tangan Kageyama. Sebagai aksesoris tambahan, Sakusa memakaikan bando kelinci.
"Pretty.." Ia mengecup pipi Kageyama sebelum membalik tubuhnya, membuat yang lebih muda menungging kemudian memasang buttplug dengan ujung menyerupai ekor kelinci pula.
"Ngghh.." Punggung Kageyama menekuk saat material buttplug itu masuk ke lubangnya. Kepalanya menoleh ke samping pada Sakusa. Dilihatnya pria itu mengambil alat seperti cambuk.
Ctas
"Ahhkk.." Mata Kageyama melotot. Rasanya seperti ditampar dengan sabuk kulit, sakit.
"Ah maaf membuatmu kaget. Sebelum mulai sebaiknya menentukan safe word lebih dulu. Kata apa yang mau kau pakai sebagai kata aman mu?"
"Blue.."
"Perfect." Sakusa memasangkan chocker pada Kageyama. Sekali lagi ia mencambuk pipi pantat menyerupai buah peach itu keras-keras.
"Ughhh.." Air mata menggenang di pelupuk Kageyama.
Ctas
Ctas
CTAS
CTAS
CTAS
Bibir bawah Kageyama berdarah karena ia gigit sendiri terlalu keras. Sama halnya dengan pipi pantat sebelah kanannya. Lecet sampai tersayat. Darah sedikit keluar dari sana.
"Ahh nghh..." Kageyama menulusukkan kepalanya pada bantal saat Sakusa menjilat luka dan darahnya. Ini menyakitkan, tapi sakit adalah hal yang disukai oleh Sakusa, jadi Kageyama berusaha untuk menyukainya juga.
Sakusa menciumi pantat Kageyama, sesekali menggigitnya gemas. Tangannya mengelus selangkangan yang lebih muda, kemudian mengocok penis lelaki itu, memerahnya seperti sapi.
"Aahhh.." Kepala Kageyama mendongak saat miliknya dikocok. Sakusa telah melumuri tangannya dengan lubrikan sebelumnya, akibatnya sekarang terasa sangat licin dan nikmat bagi Kageyama. Pantatnya sedikit bergoyang.
Plak
"Preety bunny got little excited hm?"
"Ughhh.." Wajah Kageyama memerah, napasnya memburu dan jari kakinya mengerut. Mulutnya terbuka, napas berat dan frustasi keluar dari sana. "Hhh y-yoomi.."
Sakusa mengukungnya dari belakang, masih mengocoknya. Si lelaki manis terpekik dan tubuhnya gemetaran. Chokernya ditarik membuat ia tercekik dan terpaksa mendongak.
"Beautiful.." Sakusa mengecup pipi Kageyama seraya mempercepat kocokkannya.
"A-ahhh hhh y-yoomiii.." Rengekan Kageyama menjadi-jadi dan seringai Sakusa melebar. "Really beautiful.."
Sakusa mundur, ia melepas resleting nya, mencabut buttplug, kemudian menggesekkan kejantanan di sela-sela pantat Kageyama.
"Nhhhh hh.."
Si pria besar melebarkan pipi pantat Kageyama, melihat bagaimana luaran lubang itu berkedut membuatnya bersemangat. "Ah seseorang sedang tidak sabar."
"Y-yoomi please.." Kageyama menoleh dengan wajahnya yang sayu.
Sakusa meludahi luaran lubang Kageyama kemudian mengusap-usapnya dengan telunjuk. "Please what, baby?"
"Ngghh.. Ahhh.." Wajah yang sudah merah semakin memerah. Bagaimana Kageyama bisa mengatakannya. "Just pleasee.." Ia menggoyangkan pantatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark Red (SakuKage) End
Fiksi Penggemar[Mature Content 🔞] Anugerah dan bencana, keduanya datang tanpa bisa dipilih. Demi menyelamatkan sang kakak, Kageyama rela melakukan apapun. Termasuk bekerja menjadi seorang penghibur di sebuah club malam milik Sugawara bernama "Dark Red" Disclaimer...