Sinar matahari menyeruak ke dalam sebuah kamar di istana mewah, kamar yang di huni gadis surai hitam itu tengah ramai suara. Sedangkan sang pemilik kamar berdecak malas dengan kedatangan sang tamu yang membuat kamarnya berisik.
"Tuan, apakah anda bisa tidak berbicara terlalu banyak? Suaramu sangat berisik dan sangat menganggu saya, anda tahu?." ucap gadis itu dengan menggunakan logat formalnya.
Laki-laki yang di ajak berbicara gadis itu tertawa geli, ia kemudian duduk di sebelah sang gadis."ayolah hana, bahasamu itu terlalu tua untuk gadis seusiamu. Oh apa kau dengar rumor kalau ternyta raja kerajaan obelia memiliki putri?"
Gadis yang di panggil hana membuka matanya dan menatap tertarik. Laki-laki itu tersenyum dan terkekeh."kau tertarik dengan berita ini?"seketika hana langsung memukul kepala laki-laki itu.
"Jangan bercanda! Bisa kau berhenti bercanda di saatnya untuk serius?" masih memertahakan logat anehnya membuat laki-laki itu tertawa.
"Ahahaha, baiklah akan ku ceritakan, tapi kau harus berhenti menggunakan bahasa formal itu." dan hana mengangguk meski malas.
"Kudengar putrinya bernama athanasia yang artinya keabadian, nama yang harus di miliki pewaris raja. Padahal putri itu hanya putri dari selir." laki-laki itu menatap manik hitam hana dengan lekat.
"Apa masalahnya?" tanya hana membuat laki-laki itu menghela nafas.
"Kau tak mungkin tak tau kan?" tanya laki-laki itu serius.
Hana tertawa kecil, tawa itu membuat seisi ruangan terdiam. Laki-laki itu dengan rona merah di pipinya memalingkan wajahnya.
"Tentu saja aku becanda, aku tau. Jika di Kekaisaran kita, nama pewaris takhta harusnya nama bunga Elistor yang melambangkan kerajaan clarion, maka obelia haruslah nama yang memiliki arti keabadian. Jika seorang selir memberikan nama itu pada anaknya, maka itu adalah dosa yang besar untuk sang selir." sebuah senyum sinis terukir di bibirnya.
"Hukumannya adalah mati." hana menatap laki-laki itu."oh ya elden, bukankah harusnya kau sibuk dengan Tugasmu sebagai komandan? Kenapa kau ada disini?"tanyanya dengan wajah datar.
Laki-laki yang di panggil elden itu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal dengan tawa kaku."ahaha, a-aku sedang beristirahat kok."jawabnya mendapat tatapan tak percaya hana.
"Kau sedang tidak kabur dari tugasmu kan?" tepat, elden menelan ludah gugup ketika tatapan hana mengarah padanya.
"Hahh, pergilah elden. Atau aku akan menambah tugasmu." usirnya, dan dengan gerakan kilat elden pergi bersama tangan kanannya.
Eldense clarion, kakak dari hana, umurnya hanya 3 tahun lebih tua. Dan kini, hana hanya bersama ani dan beberapa pelayannya.
"Ahh bosannya, apakah aku harus berkunjung ke tempat obelia? Bertemu dengan karakter zenith disana?"
Hana bingung, dia harus di pihak siapa. Athanasia atau jannete. Athanasia terlalu banyak yang berpihak padanya, semua menyukainya, tapi zenith, tidak ada yang menyayanginya dengan tulus.
Hana mungkin lebih memilih untuk mencoba menyayangi zenith dan mengajarkan gadis itu agar tidak terlalu polos dan bodoh. Lagi ia tak mau terlalu terlibat pada kerajaan obelia.
Bagaimanapun kerajaannya dan kerajaan obelia tidak dekat atau berteman, bisa di musuh iya, teman juga iya.
Ahh, benar, hana pikir ia harus sedikit dekat dengan beberapa karakter cerita.
"Ani, aku akan pergi sebentar, jaga istana ku. jangan biarkan siapapun masuk." perintanya yang langsung di angguki ani.
Hana mengambil tas kecil, ia memakai gaun biru sederhana miliknya. Matanya memejam, pikirannya mencari tempat teleportasi, dan kamar jannete terbayang.
Setelah itu dia menghilang dari pandangan para pelayan dan ani."sihir teleportasi yang mulia memang sangat hebat."
•••
Ketika ia membuka mata, ia ada di sebuah kamar dan di depannya, gadis surai coklat menatapnya terkejut."haii."sapanya kepada gadis itu.
Gadis itu terkejut dan mundur secara teratur karena takut, melihat itu hana panik dan berusaha menenangkan gadis itu."hei tenanglah sayang, aku tidak ingin menakutimu. Aku hanya ingin berteman."ucapnya dengan penuh kelembutan.
Gadis surai coklat itu memiringkan kepala bingung membuat hana seketika mengutuk dirinya sendiri."maksud saya, saya datang inggin berteman dengan anda. Saya kesepian karena tak punya teman, saya ingin memiliki teman lady kecil."jelas hana membuat gadis itu mengangguk mengerti.
Hana tersenyum senang."nama anda adalah?"
"Zenith, zenith Magritha." jawab gadis itu.
Hana kemudian mengulurkan tangan pada zenith. "aku hana clarion, senang berkenalan denganmu zenith. Mulai sekarang kau takkan kesepian, ada diriku yang akan menjadi temanmu." hari itu, adalah hari awal pertemanan hana dengan zenith.
•••
Hari ini hana bermain kembali bersama zenith, mereka mengobrol di kamar dan hana yang juga mengajari tentang politik kerajaan kepada jannete. Ia inggin zenith menjadi pintar.
"Lalu kerajaan clarion, di pimpin raja yang hebat, tapi sekarang posisinya di gantikan putri Mahkota yang masih berusia 11 tahun, hebat bukan putri mahkota itu."
Mata hijau zenith berbinar."wahh, siapa namanya hana?"tanya zenith antusias.
Hana tersenyum misterius, ia mendaratkan tangannya pada puncak kepala zenith."itu rahasia, zenith."kata hana membuat zenith mengerucutkan bibirnya.
Hana tertawa, ia mencubit pipi zenith gemas."ahh imutnya, zenith, panggil aku kak hana dong, aku kan seumuran dengan kakakmu ijakiel bahkan lebih tua 2 tahun!"
"Mana mungkin, kau tidak terlihat seperti seumuran kak ijakiel."zenith menatap tak percaya membuat hana tertawa.
Hana berdiri dan mendekatkan dirinya pada zenith, ia menutup mulut zenith dan tiba-tiba sebuah sihir mengelilingi tubuh hana.
Dalam sekejab hana berubah menjadi lebih tinggi dari zenith, ia tertawa mmelihat Zenith yang terkejut."masih tak percaya?"
Dan zenith menggeleng cepat menjawab, ia masih terkejut dengan apa yang terjadi."b-bagaimana bisa?"tanyanya dan hana menjawab dengan senyum misterius.
"Itu rahasia. ngomong-ngomong zenith, kudengar ijakiel akan pergi ke arlanta? Apa itu benar?" wajah zenith menjadi murung, ia mengangguk.
Hana melihat itu tak tega, ia mengusap surai coklat zenith lembut."coba kau bujuk dia zenith, kau akan kesepian juga karena aku akan sekolah di arlanta selama 2 tahun juga zenith."kata hana.
Zenith terkejut."eh? Jadi hana akan pergi selama 2 tahun?"tanya zenith dan hana mengangguk.
Zenith menunduk, wajahnya murung dan ia terlihat ingin menangis."tenanglah zenith, hanya 2 tahun kok dan aku akan lulus dengan cepat agar bisa menemuimu."ucap hana membuat zenith tersenyum dan mengangguk.
Meski ia merasa akan kesepian karena kepergian sosok yang sudah ia anggap seperti kakaknya itu."aku akan berbicara dengan ijakiel dahulu."kata zenith dan hana mengangguk.
Zenith keluar dari kamarnya menuju kamar ijakiel.
Bersambung
Vote dan komen kalau suka^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Lady Girl [WMMAPXREADERS]
Fanfiction-𝓫𝓮𝓻𝓪𝔀𝓪𝓵 𝓭𝓪𝓻𝓲 𝓼𝓪𝓽𝓾 𝓴𝓮𝓼𝓪𝓵𝓪𝓱𝓪𝓷 𝓱𝓲𝓷𝓰𝓰𝓪 𝓴𝓪𝓻𝓶𝓪𝓷𝔂𝓪 𝓽𝓮𝓻𝓾𝓼 𝓫𝓮𝓻𝓵𝓪𝓷𝓱𝓾𝓽- 𝙽𝚊𝚖𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚊𝚍𝚊𝚕𝚊𝚑 𝚑𝚊𝚗𝚊 𝚌𝚕𝚊𝚛𝚒𝚘𝚗, 𝚐𝚊𝚍𝚒𝚜 𝚌𝚊𝚗𝚝𝚒𝚔 𝚙𝚎𝚗𝚞𝚑 𝚖𝚒𝚜𝚝𝚎𝚛𝚒. 𝚂𝚎𝚝𝚒𝚊𝚙 𝚑𝚊𝚕 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚒...