2 0

667 124 31
                                        

"Yang mulia, anda harus makan. Ada apa dengan anda?" hana mengabaikan ani, ia membaca buku.

Di bawah matanya terdapat lingkaran hitam, dan juga tatapan dingin nya. Ani terus menghela nafas, sudah 2 hari nonanya tidak makan."sudahlah ani, keluar sekarang."perintahnya namun ani tetap kekeh memaksa hana makan.

Jujur saja, hana tak mood untuk makan. Perasaannya sangat kacau."apa ini yang di namakan patah hati? Hatiku terasa sangat sakit setelah izekiel jujur padaku bahwa ia mencintai athanasia."

"Ani keluar!" ani menghilang, hana meneleportkan ani ke dapur istana, lalu mengunci pintu kamarnya.

Hana menghela nafas, tubuhnya bergetar, kedua tangannya ia gunakan untuk menutup wajahnya."ughh, hik... "Suara isakan terdengar.

"Apakah memang takdirku selalu seperti ini? Apa ini hukuman karena telah mengambil posisi seseorang?"

"Hei kenapa kau menangis?" hana membuka kedua tangannya, matanya melotot horror ketika wajah penyihir menara ada di depannya.

"Yakkk!! Menjauh sialan!!" pekiknya. Aduhh, masih sempat-sempatnya mengumpat saat sedih.

Lucas tertawa, ia mengusap surai hitam hana lalu mengelus pipi hana. Dengan cepat, hana menepisnya lalu menatap jijik Lucas.

"Jauhkan tanganmu. Btw kau sudah pulang? Mana gelangnya? Dan oleh-olehnya?" tagih hana dengan cepat.

Lucas berdecak. Ia mengeluarkan gelangnya. Saat hana inggin mengambil, Lucas menyembunyikannya."eittt, ini tidak gratis. Kau harus memberikan ciuman padaku!"katanya dengan seringaian lebar.

Hana berdecak, ia menatap tajam lucas."tidak! Cepat berikan!"namun Lucas tetap tidak mau memberikannya.

Akhirnya hana menyerah, ia mendekatkan wajahnya dengan Lucas. Saat akan mencium pipi Lucas, Lucas menoleh hingga ciuman itu mengenai bibir.

Seketika, hana berteriak lalu memukul lucas."sialan!! Kau pencari kesempatan! Mati kau Lucas!"teriaknya dengan wajah memerah malu dan marah.

"Ahahaha, maaf. Tapi ini gelangmu.." Lucas akhirnya memberikan gelangnya, hana langsung mengambilnya, ekspresinya masih menunjukan ia marah pada Lucas.

"Maaf-maaf. Tapi... Kenapa ekspresi mu sangat buruk? Kenapa kau menangis?" tanya Lucas.

Hana diam, ia hanya menatap dingin lalu berjalan menuju meja rias nya. Tangannya membuka laci, ia lalu memasukan gelangnya."Lucas. Apa kau percaya, bahwa hidup itu dapat berulang terus-menerus?"lucas menatap bingung.

Hana tertawa miris, pada akhirnya... Lucas juga akan bersama dengan athanasia. Lucas yang melihat hana yang murung muncul di depan hana, telunjuknya menyentuh kening.

Seketika semua ingatan hana masuk ke dalam kepala Lucas. Lucas terkejut, ia melihat semua ingatan hana. Matanya menatap mata hana yang berkaca-kaca, tersenyum nanar.

"Iya kan? Kau juga nanti akan bersama athanasia. Lalu aku.... Akan kembali sendirian seperti dulu. Ahaha... " hana menghela nafas, dirinya tengah menahan tangis sekarang.

Namun semuanya sia-sia, perlahan air mata hana turun, hana langsung mengusapnya dan tersenyum ceria.

Grepp..

Lagi-lagi hana menangis, hingga ia hampir terjatuh. Namun Lucas langsung memeluknya, menyalurkan rasa hangat dengan usapan tangannya di kepala hana.

"Tenanglah.. " bisikan lembut lucas terdengar. Hana membalas pelukan Lucas, ia menangis di bahu Lucas yang merendahkan suara tangissannya.

Lucas mengusap pipi hana, tersenyum lembut lalu mengecup pipi hana dan keningnya."jika semua orang meninggalkanmu, maka aku akan selalu bersamamu, memelukmu dan menyemangatmu."

Lady Girl [WMMAPXREADERS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang