"Kenapa kau bertingkah seolah bukan siapa-siapa Jungkook, Tae? Kau berhak marah bahkan kau boleh memintaku untuk memukul pria brengsek itu. Kau ini kenapa, Tae!" Murka Hoseok saat mereka sampai di taman dekat komplek rumah Taehyung. Hoseok sengaja mengajak ke taman karena tidak mau sampai Yoongi mendengar kejadian malam ini juga tidak mungkin dia akan membahasnya di tempat ramai seperti area festival.
"Lalu aku harus bagaimana, Hyung?" Tanya Taehyung lirih sedikit bergetar menahan tangis.
"Marahlah jika ingin marah. Jika kau seperti ini terus, justru kau akan menyakiti dirimu sendiri."
Hening. Hoseok yang tak habis pikir dengan Taehyung. Bagaimana mungkin seorang berhati lembut seperti Taehyung mampu menahan sakit selama ini.
"Sejak kapan?" Tanya Hoseok menatap Taehyung masih dengan mata yang penuh kilatan emosi. Hoseok tak marah dengan Taehyung hanya saja jika Taehyung memintanya menghabisi Jungkook maka dengan senang hati Hoseok akan melakukannya.
"S-sejak satu bulan yang lalu." Jawab Taehyung lirih. Jujur saja dia merasa takut dengan aura Hoseok sekarang. Ini kali pertama melihat Hoseok si pria pemilik senyuman cerah marah.
"Dan kau hanya diam selama sebulan?!" Tanya Hoseok tak percaya bahkan sampai tak sadar menaikkan intonasi sehingga membuat Taehyung berjenggit kaget. Bahkan pria cantik itu menunduk dengan bahu bergetar. Taehyung itu tidak biasa dengan bentakan.
Bodohnya Hoseok yang baru memyadari kesalahannya, maka dengan segera pria yang lebih tua itu merengkuh Taehyung dalam pelukannya sambil bergumam kata maaf. Taehyung menangis sejadinya sampai sesegukkan. Bukan karena bentakan Hoseok namun melepaskan rasa sesak yang dia tahan selama ini.
💜💜💜
Siapa yang tak terkejut jika tiba-tiba kepalamu dibogem oleh sebuah bola? Ya Jungkook pun sama. Dia terkejut hingga badannya terhuyung namun tak sampai jatuh karena tubuh Jungkook terlatih untuk menerima serangan terlebih hanya sebuah bola.
"Wah boleh juga pertahanan tubuhmu. Tidak sia-sia kau jadi bajingan kecil."
Jungkook menyipitkan matanya. Memfokuskan pandangan pada seseorang yang berjalan mendekat.
"S-sunbae." Gumam Jungkook yang menatap Yoongi terkejut. Tumben sekali Sunbaenya ini menemuinya.
"Aku sudah cukup bersabar untuk tidak menghajarmu karena Jimin selalu menahanku. Tapi sepertinya kau ini bukan tipe manusia yang pantas diberi kesabaran olehku."
"Apa maksudmu, Sunbae?"
Yoongi menarik satu sudut bibirnya. Tertawa kecil walau kedua tangannya sudah mengepal menahan amarah melihat wajah polos Jungkook. Benar-benar bajingan sekali pikir Yoongi.
"Apa kau punya saudara kandung?" Tanya Yoongi alih-alih langsung ke inti justru bertanya hal random.
Jungkook menautkan alisnya. Dia sungguh tidak paham dengan kakak kandung Taehyung ini.
"Langsung pada intinya saja, Sunbae." Ucap Jungkook kemudian.
Bugh
Satu bogeman dilayangkan Yoongi tepat dirahang Jungkook dengan keras hingga pria bergigi kelinci itu kini benar-benar tersungkur. Yoongi merasa tak sia-sia berjinjit demi sampai untuk memukul wajah Jungkook.
"Ini tak lebih sakit daripada hati Taehyung." Ucap Yoongi lalu pergi begitu saja dari aula basket yang kebetulan sedang sepi karena memang ini bukan jadwal latihan.
Jungkook menatap kepergian Yoongi sambil memegang rahangnya yang sangat ngilu. Biar kecil namun Jungkook akui kekuatan Yoongi tak bisa disepelekan. Jungkook tak marah atau dendam pada Yoongi karena memang dia salah. Lagipula siapa yang tidak marah jika adiknya di sakiti orang lain kan?
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
TEACH ME ! (KOOKV/KOOKTAE) -END-
Fanfiction! bxb (Jungkook x Taehyung) (Jimin x Yoongi) bahasa nasi uduk Bisakah saya mengganti judul book ini?