Yoongi mengangguk-anggukan kepalanya seakan paham betul dengan yang dirasakan Taehyung. Jadi setelah berperang batin akhirnya Taehyung memutuskan untuk menceritakan semua pada Yoongi. Dari awal kenapa Taehyung bisa menyukai Jungkook, bagaimana diam-diam dia melihat Jungkook dikelas bahkan saat bermain basket lalu terakhir kejadian katak kemarin.
Yoongi masih menunjukkan ekspresi tenang seperti biasa walau dalam hati ingin membunuh si Jeon Jungkook itu.
"Bagaimana Hyung? Mau ya bantu Taetae." Tanya Taehyung sedikit merajuk.
"Oke Hyung bantu. Tapi ada syaratnya." Jawab Yoongi membuat Taehyung mempoutkan bibirnya.
"Syaratnya lu kudu ikutin semua yang Hyung bilang tanpa protes tanpa nanya kenapa. Terus lu juga gaboleh bilang sama siapa-siapa kalau Hyung lagi bantuin lu buat dapetin Jungkook termasuk sama Jihoon. Sanggup gak lu?"
"Hyung tapi Tae gabisa kalau gak cerita sama Jihoon."
Heol gila saja, Taehyung itu selalu berbagi apapun pada Jihoon. Mana bisa dia menyembunyikan sesuatu dari sahabatnya itu.
"Yauda sih. Kalau gamau Hyung gak maksa kok. Pergi sana dari kamar Hyung." Usir Yoongi lalu merebahkan dirinya.
Taehyung rasanya ingin menangis. Sungguh bingung dengan satu syarat dari Hyungnya itu. Tapi jika Taehyung pikir-pikir lagi, Jihoon itu orang pemaaf jadi dia akan meminta maaf dan menjelaskan semuanya setelah berhasil mendapatkan Jungkook. Jungkook prioritas.
"Baiklah Hyung. Tae setuju dengan syarat Hyung."
Diam-diam Yoongi mengulas senyum tipis. Tidak tau saja Taehyung dengan apa yang sudah direncanakan Yoongi.
Besoknya Yoongi sengaja bangun lebih pagi dari biasanya. Jika biasanya dia bangun jam 6.30 maka khusus hari ini dia bangun jam 6.15.
"Hyung gamau lu dandan kek biasanya. Mulai sekarang lu dandan ala-ala fakboy. Biar gak keliatan kayak uke lemah uke payah." Ucap Yoongi yang langsung masuk ke kamar Taehyung setelah selesai dengan acara panggilan alamnya.
"Hah? Terus yang seperti apa Hyung?" Tanya Taehyung bingung. Taehyung tidak paham seperti apa itu fvckboy yang dimaksud Yoongi.
"Kayak Hyung lah. Terus gosah senyam senyum di sekolah. Gosah pake aku-kau kek Rhoma sama Ani. Pokoknya lu contoh Hyung deh."
Oke. Langkah awal dimulai Taehyung meniru Yoongi dari segi tampilan, ekspresi dan bahasa. Itu bukan hal susah mengingat Taehyung pernah bermain teater beberapa kali.
Taehyung mulai melangkahkan kakinya memasuki gedung sekolahan dengan wajah datarnya meskipun dalam hati sangat gugup.
"Angkat kepala lu terus liat lurus kedepan. Orang baik gak harus ramah juga. Yang penting jangan lagi ada orang yang anggep lu lemah."
Kini Taehyung sedang menjadi pusat perhatian namun Taehyung mencoba tidak peduli dan terus berjalan menuju kelasnya. Banyak bisikan yang sebenarnya terdengan oleh rungunya. Mulai dari yang memuji perubahan penampilannya hingga ada yang menyayangkan perginya sifat ramah seorang Kim Taehyung.
"Minggir." Kata pertama yang diucapkan Taehyung saat masuk ke kelasnya membuat beberapa temanya yang tadinya sedang asik mengobrol jadi terdiam. Bahkan Bambam yang disuruh minggir oleh Taehyung karena berdiri didepan pintu kelas saja sedikit merasa takut. Nada datar dan suara baritone ditambah tatapan tajam Taehyung bukanlah perpaduan yang baik untuk kesehatan jantung.
Taehyung mengatur detak jantungnya yang tidak bisa terkendali, sial memang. Biasanya Jimin dan Jungkook selalu di bangku mereka masing-masing dan bercerita tentang apapun hanya berdua. Tapi pagi ini Jimin duduk di kursi milik Taehyung dan Jungkook duduk diatas meja sedang mengobrol dengan Kang Daniel. Nampak asik ketara mereka tidak menyadari kedatangan si pemilik bangku.
"Tenang Taehyung tenang." Gumam Taehyung sangat pelan lalu membuat ekpresi se dingin mungkin saat langkahnya berhenti di samping Jimin dan Jungkook.
"Minggir." Ujar Taehyung yang niat hati ingin membuatnya terdengar datar malah justru terdengar membentak karena efek menahan gugup, mungkin.
Kali ini tak hanya Jungkook, Jimin, Kang Daniel dan Jihoon yang menoleh ke arah suara Taehyung yang cukup keras namun semua teman sekelasnya pun menatap ke arahnya.
Taehyung rasanya ingin lari ke pluto saja sambil menangis.
"Wah wah wah. Tidak bisakah kau meminta baik-baik pada kami?" Tanya Jungkook yang masih duduk di atas meja seakan menantang si empu.
"Terserah gua lah! Mulut juga mulut gua ini. Minggir gua bilang. Lu budeg?"
Taehyung mengerutuki bibirnya yang tiba-tiba berucap seperti itu. Pasti bukannya jadi suka tapi justru Jungkook makin benci padanya.
"Kalau aku tidak mau kau mau apa hm?" Tanya Jungkook lalu berdiri di hadapan Taehyung lalu beradu pandang dengan mata hazel Taehyung. Sangat indah dan teduh.
"Kalau dia natap lu, lu juga kudu natap balik dia. Jangan nunduk justru angkat dagu lu. Tunjukin muka cantik lu biar dia liat sekalian."
Taehyung mengangkat dagunya, menatap tajam pada Jungkook lalu mengulas smirk.
"Gua gak ada waktu buat ngladenin elu. Mending lu pergi aja dari sini." Jawab Taehyung santai.
Jungkook tertawa pelan entah apa maksudnya lalu pergi begitu saja dari hadapan Taehyung. Jimin pun ikut berdiri namun tak ada tatapan kaget maupun ekspresi berlebihan lainnya.
"Sorry, Tae." Ucap Jimin ramah tak lupa memberi senyum terbaiknya lalu kembali ke bangkunya sendiri.
Segera Taehyung mendaratkan bokongnya pada bangku yang tadi diduduki oleh Jimin tanpa sadar Jungkook masih saja menatapnya.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
TEACH ME ! (KOOKV/KOOKTAE) -END-
Fanfic! bxb (Jungkook x Taehyung) (Jimin x Yoongi) bahasa nasi uduk Bisakah saya mengganti judul book ini?