Siang itu Taehyung makan siang bersama Jungkook dengan suasana hening. Baik Jungkook dan Taehyung sibuk dengan ponsel masing-masing. Mereka makan siang di cafè yang tak jauh dari sekolah karena ini hari Jumat dan tiap hari jumat siswa siswi bebas untuk makan keluar saat istirahat.
"Kau sibuk sekali dengan ponselmu." Ucap Jungkook setelah 10 menit mereka saling diam.
"Hanya dengan ponsel tidak sepertimu." Jawab Taehyung dingin entah sengaja atau tidak yang jelas Jungkook merasakannya sangat. Dia tak suka Taehyung kembali dingin padanya seperti dulu.
"Apa aku ada salah?"
Taehyung melirik pada Jungkook lalu tersenyum sinis yang tentu dilihat oleh Jungkook.
"Katakan padaku, Tae."
"Cium aku ditengah lapangan basket."
"Hah? A-apa?"
"Ku pikir kau tak tuli, Jeon. Kubilang cium aku ditengah lapangan basket. Apa itu hal yang berat? Aku sering melihat Jihoon dan Daniel melakukannya."
Lidah Jungkook terasa kelu hanya untuk menjawab Taehyung. Bukannya dia tak mau mencium kekasihnya itu. Siapa pula yang tak mau mencium orang yang disukai? Tapi kenapa harus di lapangan basket?
Taehyung tersenyum getir lalu kembali memainkan ponselnya. Dia sudah tau jawaban Jungkook. Benar-benar sesuai--------
"Baiklah. Aku akan melakukannya nanti." Final Jungkook yang membuat Taehyung menatapnya seakan mengejek. Bahkan pria cantik itu tertawa remeh.
"Kookie kau juga disini? Bersama siapa?"
Itu Jieun yang tiba-tiba berdiri di samping meja Jungkook dan Taehyung."D-dia---------teman sekelasku."
"Hai Jieun Sunbae perkenalkan aku Kim Taehyung teman sekelas Kookie-mu ini." Sapa Taehyung ramah dengan menekankan setiap kata.
"Hai Taehyungssi. Boleh aku bergabung? Aku sendirian kemari."
Taehyung tersenyum lalu mempersilahkan Jieun duduk di bangku sebelahnya.
"Sunbae sepertinya aku harus duluan." Pamit Taehyung lalu mencondongkan tubuhnya. Mendekatkan bibirnya pada telinga Jieun."Sunbae kau sangat cocok dengan Kookie." Bisik Taehyung sebelum pamit meninggalkan Jieun dengan wajah merah tersipunya dan Jungkook dengan wajah pucatnya.
Taehyung bergegas kembali ke sekolah. Menyeka air matanya yang mengalir pada pipi tembamnya. Tertawa miris namun rasanya tak sesakit dulu saat pertama Jungkook menyakiti hatinya. Yang dia tahu adalah kenyataan tak seindah cerita-cerita di novel yang sering dia baca. Benci jadi cinta? Hah bullshit sekali.
"Taehyung-ah."
"Seokjin Hyung."
💜💜💜
Seperti biasa Jimin dan Yoongi sedang menghabiskan waktu istirahatnya di perpustakaan. Tapi kali ini mereka tidak tidur.
"Kau tahu sahabatmu sedang dekat dengan Lee Jieun itu?" Tanya Yoongi dengan santai seperti biasa.
"Hah aku sudah tak sedekat itu lagi dengannya, Baby. Aku berencana akan pisah kost saja dengannya." Keluh Jimin tak bohong. Memang sejak dimana Jungkook begitu naif dengan segala kearogansiannya membuat Jimin kesal. Semua saran yang diberikan selalu di abaikan.
"Kau bisa tinggal di rumahku kalau mau. Mama tak akan keberatan karena kami punya banyak kamar."
"Tidak, Baby. Aku sudah bicara dengan Appa dan dia setuju untuk membelikan apartemen didekat sini. Kubilang aku butuh tempat khusus denganmu." Ucap Jimin diakhiri kekehan yang membuat wajah pucat Yoongi bersemu merah.
"Dan soal Lee Jieun, bagaimana dengan Taehyung?" Lanjut Jimin.
"Darah kami sama. Mama tak mengajarkan kami menjadi lemah hanya karena cinta. Manja adalah sikap Taehyung tapi lemah bukanlah jiwanya."
"Jungkook pasti akan menyesal."
"Dia tidak akan menyesal karena dia tak mencintai Tae seperti Tae mencintai Jungkook. Justru mereka akan bahagia jika mereka tidak mempertahankan egois."
Jimin tersenyum lalu membelai rambut Yoongi sayang.
"Aku mencintaimu.""Aku tahu."
"Orang tua kita juga tahu. Kalau Tuhan jangan dibahas lagi. Dia yang memberikan anugrah."
"Love you more."
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
TEACH ME ! (KOOKV/KOOKTAE) -END-
Fanfic! bxb (Jungkook x Taehyung) (Jimin x Yoongi) bahasa nasi uduk Bisakah saya mengganti judul book ini?