Taehyung merasa heran dengan teman sebangkunya. Siapa lagi kalau bukan Jungkook?
Sejak kembali masuk dua hari lalu pria bergigi kelinci itu lebih terlihat aktif bahkan tak malu-malu lagi dengannya. Sebenarnya itu membuat Taehyung lebih nyaman hanya saja terlalu aneh karena tiba-tiba."Tae-ah apa kau memiliki pria yang kau taksir?" Tanya Jungkook random saat jam kosong. Im Ssaem ada rapat dadakan dengan kepala yayasan.
"Huh? K-kenapa kau menanyakan itu?" Tentu saja Taehyung gugup dengan pertanyaan random Jungkook. Haruskah Taehyung menjawab jika Jungkook adalah satu-satunya pria yang bisa memenangkan hatinya? Itu ide yang buruk.
"Hanya ingin tau. Kau sangat populer di sekolah ini. Kulihat banyak pria yang mencoba mendekatimu bahkan beberapa wanita juga meskipun mereka tau bahwa kau adalah gay submassive."
Taehyung tersenyum tipis lalu kembali menulis catatannya.
"Aku memiliki pria yang kucintai. Namun aku sedang berusaha berhenti." Jawabnya pelan."Kenapa?"
Taehyung meletakkan penanya lalu menatap Jungkook yang menatapnya lekat seakan begitu besar rasa penasaran yang dimiliki pria itu.
Taehyung tersenyum manis lalu mengusak pelan rambut Jungkook yang terasa lembut.
"Ada saatnya kita harus berhenti untuk sesuatu hal, Kook-ah. Aku juga manusia yang memiliki batas kemampuan. Aku lelah dan aku memutuskan berhenti."Jungkook merasakan hatinya seperti dipukul berkali-kali. Rasanya sangat sakit mendengar ucapan Taehyung terlebih Jungkook dapat melihat tatapan sakit pada mata hazel yang selama ini dikaguminya itu.
"Apa dia sangat menyakitimu?"
Lagi-lagi Taehyung tersenyum lalu mengambil penanya kembali. Melanjutkan kegiatan menulisnya lagi.
"Dia tidak pernah menyakitiku. Akulah yang menyakiti diriku sendiri mungkin juga menyakitinya karena dia harus terpaksa menerimaku.""Bagaimana jika dia ternyata juga mencintaimu? Apa kau akan menerimanya kembali?"
"Entahlah tapi kurasa tidak mungkin jika dia mencintaiku."
"Bagaimana jika ku bilang aku menyukaimu? Ah aniyo mungkin lebih tepatnya mencintaimu."
Lagi-lagi Taehyung tertawa menanggapi teman sebangkunya yang semakin tidak jelas itu namun tak menghentikan kegiatan menulisnya.
"Itu hanya rasa penasaran saja. Kau terlalu mudah menafsirkan kata cinta. Karena jika ingatanmu kembali maka kau akan mengingat jika kau tak pernah mencintaiku.""Tidak. Aku sudah menyakini perasaan ini. Tapi aku Jeon Jungkook pasti akan membuktikannya padamu Kim Taehyung."
"Ya terserahmu saja, Kook-ah."
Karena sejujurnya Taehyung tak ingin berharap lebih pada kisah cintanya dengan Jungkook. Membayangkan bagaimana jika akhirnya ingatan Jungkook kembali lalu dia akan ditinggal begitu saja. Bagimana jika akhirnya dia merasakan sakit untuk alasan yang sama dengan orang yang sama pula?
💜💜💜
"Jadi bulan depan kita ada pertandingan antar pelajar se Seoul jadi aku akan memilih siapa yang akan menjadi pemain inti dan pemain cadangan." Ucap Chanyeol siang itu yang mengajak timnya rapat dadakan karena tadi pagi kepala sekolah baru memberitahunya soal ini.
"Mingyu, Jaehyun, YoungHoon, Jungkook dan Eunwoo kalian jadi tim inti sedang Yugyeom, Daniel, Sehun, aku dan Yoongi yang akan jadi pemain cadangan. Maaf jika kami siswa tingkat akhir harus mempersiapkan diri untuk ujian kelulusan jadi kami berharap banyak pada kalian. Kami akan tetap berlatih walau aku yakin beberapa kali kami akan absen karena tugas kami sebagai siswa tingkat akhir."
"Ya kapten!" Jawab mereka serempak. Lagipula tim mereka terdiri dari siswa-siswa yang tak perlu lagi di ragukan termasuk Jungkook. Amnesia tak membuatnya kehilangan skill.
"Huh lagi-lagi bukan pemain inti." Keluh Daniel saat Chanyeol, Sehun dan Yoongi keluar dari ruang rapat. Mereka masih banyak tugas omong-omong.
"Jika saja bisa diubah bahkan aku memilih jadi pemain cadangan." Sahut Eunwoo malas.
"Masalahnya kau kan jomblo. Sedang aku harus selalu terlihat keren didepan Jihoon. Pasti dia sedih karena kekasihnya yang tampan ini tidak bermain."
Yang lain hanya memutar bola mata mereka malas mendengar ucapan Daniel. Mungkin hanya Jungkook yang menatapnya berbeda. Seakan tertarik untuk suatu hal.
"Apakah hanya dengan bermain basket kita akan terlihat keren?" Tanya Jungkook dengan wajah polosnya yang membuat semua terheran. Mereka tau jika Jungkook anemsia namun masih saja merasa aneh. Mereka sudah terbiasa dengan Jungkook yang dingin omong-omong.
"Em---ya begitu menurut Jihoon." Jawab Daniel canggung sambil menggaruk lehernya yang tidak gatal. Aneh, ini terasa canggung.
"Aku juga ingin terlihat keren dihadapan seseorang. Bisakah kau mengajariku?"
"Woah! Benar-benar hebat efek kecelakaan itu. Bagaimana mungkin pria es sepertimu berfikir untuk bertingkah konyol?" Sahut YoungHoon tak percaya bahkan pria yang lebih muda itu menatap lekat Jungkook dari atas kebawah.
"Ya! Maksudmu apa bocah? Kau mengataiku konyol?" Sungut Daniel tak terima.
YoungHoon menatap Daniel dengan polosnya.
"Menurutmu?""Aish bocah kurang ajar!"
"Kurasa kau bisa menyatakan cinta di tengah lapangan nanti. Sehun Sunbae pernah melakukannya saat turnamen lalu. Mungkin kau bisa menirunya." Timpal Jaehyun.
"Ya tapi resikonya jika ditolak pasti sangat luar biasa malu. Tapi Sehun Sunbae saat itu nampak biasa saja sampai sekarang. Mungkin karena dia memang pria cuek." Kini Mingyu ikut berkomentar.
"Haish kenapa tidak langsung menciumnya saja? Kau tinggal hampiri dia yang sedang melihatmu di tribun lalu mencium bibirnya dan mengatakan bahwa kau mencintainya. Kuyakin setelah itu kalian langsung bercinta." Ucap Yugyeom lalu tertawa nista tak peduli yang lain menatapnya malas kecuali Jungkook karena entah mengapa ide Yugyeom jauh lebih menarik.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
TEACH ME ! (KOOKV/KOOKTAE) -END-
Fanfiction! bxb (Jungkook x Taehyung) (Jimin x Yoongi) bahasa nasi uduk Bisakah saya mengganti judul book ini?