49

2.4K 223 7
                                    

Hari ini seperti biasa sejak seminggu yang lalu Taehyung mengunjungi Jungkook sepulang sekolah. Dia tidak menginap karena orang tua Jungkook melarang. Bukan karena apa tapi Taehyung harus bersekolah dan dia harus istirahat yang cukup. Bahkan kedua orang tua Jungkook sangat menyukai Taehyung. Selain cantik, Taehyung juga punya sifat yang baik dan sikap yang sopan. Pantas saja Jungkook jatuh pada pria cantik itu. Jimin yang cerita omong-omong.



"Apa kau sudah makan sayang?" Tanya ibu Jungkook sambil membelai sayang rambut Taehyung yang sedang duduk di samping brankar Jungkook.



"Sudah Eomma. Tadi aku mampir dulu untuk makan sebelum kemari." Jawab Taehyung tak bohong. Taehyung punya riwayat maag dan dia tak mau menjadi bodoh untuk menyakiti dirinya sendiri.



"Kata Dokter kondisi Jungkook membaik. Mungkin sebentar lagi siuman. Semua ini berkatmu yang rajin menemani Jungkook berjuang."



Taehyung tersenyum lembut lalu mendongkakkan kepala menatap ibu Jungkook yang juga sedang menatapnya lembut.
"Doa Eomma dan Appa tentu lebih didengar Tuhan. Banyak orang mendoakan Jungkook, Eomma. Jadi Tuhan tak ingin membuat banyak orang sedih." Ucap Taehyung lalu kembali menatap Jungkook sendu. Berharap Jungkook segera membuka matanya. Jika Jungkook membuka matanya, Taehyung janji akan memaafkan Jungkook. Sungguh melihat Jungkook yang lemah tak berdaya membuat Taehyung merasa sakit.


"Aku mencintaimu." Gumam Taehyung tanpa suara.


"Taehyungie, Eomma mau ke bagian adminitrasi dulu. Titip Jungkook ya, sayang. Appa sedang di kantin." Pamit ibu Jungkook lalu mengecup pucuk kepala Taehyung. Ibu Jungkook benar-benar sangat menyayangi pria cantik itu.



Taehyung mengambil tangan Jungkook yang terbebas dari selang infus saat mendengar suara pintu ditutup. Lalu mengecup punggung tangan yang lemah itu.


"Bangun, Kookie. Apa kau tak kasihan melihat kami sedih huh?" Ucap Taehyung di akhiri isakan. Dia selalu tak mampu menahan tangisnya.



Taehyung membolakan matanya saat merasakan jari-jari Jungkook melakukan pergerakan pelan. Segera dia mengenggam kembali tangan Jungkook dengan senyum lebar terpatri di wajah cantiknya.



"Kau bangun, Kookie? Kau mendengarku? Aku disini sayang. Bagunlah." Ucap Taehyung pelan namun begitu antusias.



Perlahan mata Jungkook terbuka. Menatap lemas pada Taehyung.




"Kook-ah apa ayang butuhkan? Minum? Atau apa yang kau rasakan? Akan ku panggilkan Dokter." Tanya Taehyung bertubi. Dia sungguh bahagia.



"K-kau siapa?"







💜💜💜



"Hyung apa menurutmu setelah ini Jungkook akan kembali dengan Taehyung? Kurasa Taehyung sangat mencintai Jungkook. Setiap hari dia pergi menemani Jungkook." Tanya Jimin yang sedang tiduran berbantalkan paha sang kekasih.




"Entahlah. Mungkin iya jika Jungkook tidak jadi mati." Jawab Yoongi asal. Lagipula kenapa dia harus memikirkan urusan orang lain?


Jimin tertawa pelan lalu memiringkan badannya menghadap perut Yoongi.
"Dia tak akan mudah mati, Hyung. Tapi kata Dokter jika dia bangun mungkin akan mengalami anemia."



"Yasudah tinggal kita sumbang darah saja. Kenapa kau selalu memikirkan hal yang rumit hum?"



"Aku bilang amnesia, Hyung. Aku sedang menghawatirkan Taehyung. Bagaimana jika Jungkook benar-benar kehilangan semua memorinya?"



Yoongi mendengus lelah. Kenapa Jimin banyak sekali bicara padahal mereka hanya makan siang dengan sepotong burger.


"Yasudah nanti kita belikan dia micro sd. Jika kau bertanya lagi akan ku kurangi jatahmu."



Dengan itu Jimin memilih diam dan mendusal pada perut rata Yoongi.













Tbc

TEACH ME ! (KOOKV/KOOKTAE) -END-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang