Kerkel

324 34 3
                                    

Hari ini sarang buaya di jalan Kenanga tengah ramai karena ada kerja kelompok. Mereka mengerjakan tugas bussiness plan yang harus di kumpulkan akhir bulan. Deadline sudah di depan mata namun mereka terlihat tak masalah selama masih bisa menyelesaikannya.

Seperti kerja kelompok pada umumnya, hanya ada beberapa mahasiswa ambis dan sisanya hanya menumpang nama. Si ketua kelompok yaitu Jenna terlihat paling serius dibandingkan dengan teman-temannya. Tentu karena dia yang bertanggung jawab atas tugas ini.

"Minta perhatiannya sebentar dong!" Instruksi Jenna sesaat setelah memeriksa hasil pekerjaannya.

"Gimana-gimana?" Teman-temannya langsung mengalihkan pandangan pada Jenna.

"Jadi kita butuh client buat sesi dokumentasi buat lampiran nanti." Papar Jenna disertai anggukan yang lain.

"Kalo boleh tau gimana tuh peran client?" Tanya Cella mewakili pertanyaan teman-temannya.

"Cuma duduk doang pura-pura jadi pengantin. Gatau lagi sih kalo ada sesi dokumentasi lebih lanjut." Jenna mencoba memberi penjelasan sedetail mungkin.

Kebetulan sekali kelompok mereka mendapat bagian bisnis jasa, jadilah sekarang mereka harus berkutat dengan banyaknya persiapan yang lebih dari kelompok lainnya. Beruntung salah satu dari mereka punya kenalan pemilik wedding organizer. Jadi agak memudahkan.

"Emang harus banget ya?" Tanya Jaki disambut anggukan ragu Jenna. Dia sendiri juga tidak tahu apakah semua sudah cukup atau kurang.

"Sebenernya sih kalo langsung dapet acc ya gampang, tapi kalo ada permintaan lebih dari dosen ya kita pikir entar gimana enaknya." Luna buka suara.

"Widih boleh tuh. Enak kan cuma duduk doang sementara yang laen kerja hahaha." Jaki tampak tertarik dengan peran itu karena memang paling gampang.

"Gercep lu kalo bagian gampang!" Runtuk Farhan saat melihat respon Jaki yang sumringah mendengar penjelasan Jenna dan Luna.

"Siapa yang ga seneng? Orang tinggal duduk doang. Gue juga mau kali." Timpal Cella yang dikenal tak mau ambil pusing dengan hal-hal semacam ini.

"Gue mau kalo sama Lo." Goda Josep yang sempat-sempatnya pdkt. Teman-temannya yang lain hanya menggelengkan kepalanya pelan.

"Jijik gue liatnya." Sindir Ona melihat tingkah sahabatnya. Padahal Josep bukan salah satu anggota kelompok, namun karena ada Cella dia jadi ikut nimbrung.

"Gue lebih jijik liat Lo." Balas Josep.

"Dih! Siapa Lo?" Ona tak mau kalah.

"Udah tau Josep, pake nanya." Cella memberi kode pada Josep untuk diam.

"Udah deh kenapa lu bedua jadi berantem?" Bara menengahi.

"Kenapa lu belain dia? Lo kan temen gue!" Josep tak terima karena menganggap Bara membela Ona.

"Bukannya belain, tapi dia ga bole berantem sama siapapun kecuali gue." Sahut Bara asal. "Mending Lo tidur gih, ganggu doang disini."

"Jahat banget Lo sama temen sendiri." Josep menggerutu kesal mendengar ucapan Bara namun dia masih tetap ditempatnya.

"Stop dulu bercandanya, proposal udah hampir selesai nih. Tinggal pembagian jobdesk." Kini ganti Luna yang menengahi.

"Gini aja deh, karena udah sore. Siapa yang mau jadi client?" Bara dan Farhan kompak mengangkat tangan. Lantas mereka tertawa.

"Miris gue liatnya." Josep menggelengkan kepala sesaat setelah puas menertawakan Bara.

"Sorry banget nih, tapi pernikahan sesama jenis di indo belum legal bro. Jadi cari duit dulu yang banyak biar entar bisa nikah di luar negeri." Ledek Ona membuat Bara dan Farhan saling bertatapan kemudian bergidik geli.

YOUTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang