Buggg
Bara yang tengah menemani Arga fotocopy proposal kaget melihat seseorang tiba-tiba memukul Arga. Beberapa orang di sana juga kaget melihat kejadian tak terduga itu. Bahkan laki-laki itu sama sekali tak merasa malu menjadi pusat perhatian orang-orang disekitarnya. Entah ada masalah apa di antara mereka yang jelas Bara bisa melihat betapa emosinya laki-laki itu saat menatap Arga.
"Anjing ada masalah apa Lo?" Gertak Arga kesal mendapat perlakuan seperti itu di depan umum.
"Berapa kali Lo pake cewek gue, ha?" Arga menautkan alisnya kebingungan. Dia seperti tak tahu apa maksud pertanyaan itu.
"Cewe yang mana?" Arga bertanya dengan santainya. Bara hanya menyimak dan membeku karena tak bisa berkata-kata.
"Masih berani Lo tanya cewe yang mana?" Gertaknya sembari membogem Arga untuk yang kedua kalinya.
"Heh jangan pake emosi anjing, ga malu apa Lo diliatin orang!" Bara angkat bicara saat laki-laki itu memukul Arga.
"Ga usah ikut campur deh Lo." Dia mendorong Bara dengan kesal. Melihat itu lantas emosi Arga tersulut.
"Ga usah dorong dia juga bangsat." Arga tak terima Bara diperlakukan seperti itu.
"Udah deh Lo tinggal jawab gue, berapa kali Lo pake cewe gue?"
"Cewe yang mana anjing? Lo kira cewe Lo doang apa yang gue pake?" Ejek Arga.
"Brengsek-" kali ini Arga lebih dulu memukul wajah laki-laki itu.
"Udah, mending kita balik." Bara menarik paksa Arga pergi dari tempat itu.
"Heh sini Lo, urusan kita belom selesai." Gertak laki-laki itu kesal.
Cuihh
Bara buru-buru menarik tangan Arga pergi dari tempat fotocopy. Dia terlalu malu menghadapi orang-orang disana. Jujur saja Bara tak tahu harus mengatakan apa terlebih saat melihat Arga sama sekali tidak merasa bersalah setelah dilabrak secara terang-terangan di depan umum seperti itu. Dia justru merasa tertantang. Yah seperti itulah sosok Arga yang sebenarnya. Kadang Bara merasa ada yang aneh dengannya.
Meski sudah mepet masuk kelas, Arga tetap mengantar Bara ke fakultasnya. Bara masih tak tahu harus apa setelah mengalami kejadian tadi karena Arga terlihat tak masalah. Entahlah mungkin dia sudah terbiasa menghadapi hal-hal seperti itu dengan statusnya sekarang yang dikenal sebagai buaya kampus namun tidak dengan Bara yang hidupnya selalu tenang dan jauh dari masalah percintaan seperti ini.
"Sorry ya bang, Lo pasti kaget." Bara hanya mengangguk pelan. "Lupain aja kejadian tadi biar ga kepikiran."
"Mending Lo buruan cabut, entar telat lagi." Arga terkekeh pelan. "Udah buru." Usir Bara seolah enggan melihat Arga.
"Iya bentar lagi, mau nyapa tuh makhluk satu." Arga mengalihkan pandangannya membuat Bara penasaran.
"Astaga muka ganteng Lo kenapa?" Tanya Ona yang tak sengaja bertemu Arga dan Bara di depan gerbang.
"Baru sadar kalo gue ganteng?" Ona mendengus kesal mendengar respon Arga yang cukup membagongkan.
"Udah deh mending Lo cabut, kan abis ini ada kelas." Usir Bara karena masih malas bicara dengan Arga.
"Iya juga sih tapi gue lagi males masuk. Absen aja kali ya?" Tanya Arga mulai cengengesan.
"Bolos mulu idup Lo." Sindir Ona sembari menggelengkan kepalanya.
"Ih kaya sendirinya kaga. Bedanya lu cupu!" Ejek Arga.
"Heh apa maksud Lo?" Tanya Ona dengan nada kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOUTH
Fanfiction"Kalo udah tua kita tinggal serumah kayak gini enak kali ya?" Ada saja pertanyaan konyol yang terlintas di pikiran salah satu penghuni penangkaran buaya itu. Namun tidak ada salahnya berharap takdir akan mengabulkannya. Siapa tahu mereka punya kesem...