Bincang

95 24 0
                                    

Bagi sebagian mahasiswa, kuliah umum sangat menyenangkan dan menantang karena di sana mereka bisa berinteraksi dengan mahasiswa dari fakultas lain. Tidak untuk Ona, baginya apapun kuliahnya tetap membosankan. Setiap kali mengikuti kuliah dia hanya memikirkan kasur kos yang menunggunya.

Rasa lelah Ona hilang seketika saat membaca grup WhatsApp UKM dimana ada pembagian jobdesk untuk acara besar yang akan diadakan beberapa Minggu lagi. Rasanya Ona ingin berteriak saat itu juga begitu mengetahui dia satu sie dengan Harsa. Beruntung dia bisa menahan kegembiraannya sampai mata kuliah berakhir.

Ona langsung berlari keluar kelas untuk berbagi kebahagiaan dengan sahabatnya yang sudah menunggu di lobi. Mereka memang sengaja mengambil mata kuliah umum di hari yang sama. Hanya saja Kala, Arga, dan Adis sedang absen. Sedangkan Nay? Sudah jelas dia sibuk dengan acara besar yang kebetulan dia tangani.

Selamat sore rakyat ku!

"Kenapa Lo? Kesurupan setan mana lagi?" Bara tak kaget lagi dengan tingkah Ona yang dikenal cukup random.

"Anjir gatau temennya lagi seneng apa!" Gerutu Ona mendengar respon Bara seperti biasa Josep hanya menyimak.

"Seneng kenapa? Biasanya ngeluh mulu setiap kuliah umum." Josep angkat bicara karena terlanjur penasaran.

"Tebak dong." Ona menaik turunkan alisnya membuat keduanya muak. Mereka sudah terlalu lelah untuk bermain-main.

"Dih males banget." Bara langsung melengos membuat Ona gemas. Saking gemasnya hingga Ona ingin memukul wajah Bara.

"Jawab aja napa sih. Udah tau temennya sibuk." Balas Josep disambut anggukan setuju Bara.

"Gue jadi sie acara." Pekik Ona dengan semangat membuat kedua sahabatnya melongo bingung.

"Oh pantes seneng banget, biasanya kan ga guna." Sindir Bara dengan santainya membuat Josep menahan tawa.

"Bukan itu alesannya bego." Runtuk Ona yang masih berusaha sabar namun entah mengapa Bara terus mengganggu.

"Terus?" Josep tampak penasaran dengan alasan Ona yang terlihat sangat bahagia hanya karena menjadi sie acara.

"Gue satu sie sama Harsa!" Pekik Ona bahagia, Bara dan Josep kompak menghela napas. "Enaknya indoor apa outdoor nih?"

"Masih satu sie aja udah mikirin mau nikahan dimana, tololnya ga manusiawi." Kali ini perkataan Bara ada benarnya.

"Iri Lo?" Josep hanya bisa menggeleng pelan melihat keduanya yang tak pernah akur dimanapun tempatnya.

"Udah ah cape gue ngeladenin Lo pada." Josep akhirnya menyerah. Dia beranjak dari duduk.

"Mau kemana Lo?" Tanya keduanya kompak saat melihat Josep buru-buru pergi seolah sengaja menghindari mereka.

"Rapat bentar." Pamit Josep berlalu begitu saja meninggalkan keduanya. Bukan hal mengherankan lagi.

"Kelakuan." Bara menatap kepergian sahabatnya sembari menggeleng pelan. Ona sendiri hanya diam.

"Dia yang jalanin idup, gue yang cape."

"Sama."

Sebelum pulang, Bara mengajak Ona membeli camilan di stand makanan dekat lapangan kampus. Bukan tanpa alasan Bara sengaja mengajak Ona karena sejak tadi dia mengeluh lapar setelah kuliah berjam-jam. Belum lagi tadi harus mengikuti rapat via zoom untuk penentuan jobdesk. Yah dia melakukannya di tengah kuliah, beruntung tidak ketahuan oleh dosen.

"Oh iya Kala sama Arga sibuk banget belakangan ini udah kayak dpr."

"Mereka bagian nembusin propsal ke sponsor wajar kalo sibuk."

YOUTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang