Angkringan

262 33 4
                                    

"Sendirian aja, kemana bestie lu?" Tanya Josep saat melihat Adis datang sendiri. Padahal dia tak bisa dipisahkan dari Ona.

"Bestie yang mana nih?" Adis balik tanya seolah dia punya banyak teman selama hidup di kota ini.

"Ya Ona lah, kan temen Lo cuma dia njing." Arga seolah sengaja menyadarkan Adis tentang kenyataan menyedihkan itu.

"Masih di kost, entar nyusul." Dengan santainya Adis mengeluarkan sebungkus rokok. "Lu semua belum ada yang pesen?"

"Belum, nunggu yang lain aja sekalian." Bara memilih untuk menyibukkan diri dengan handphone-nya.

"Tumbenan nih si belalang sembah lama. Mana gue udah laper lagi." Keluh Josep mengelus perutnya dengan wajah polos.

"Pesen duluan deh bang daripada lama nunggu." Saran Arga yang tengah menyesap juuls miliknya.

"Bener tuh mending Lo pesen aja dulu. Kayaknya si Ona juga belum selese diceramahin Nay." Adis dengan santainya mengepulkan asap rokok dari mulutnya.

"Nahloh kenapa tuh?" Bara langsung meletakkan handphone-nya karena penasaran. Jelas dia khawatir ada sesuatu yang terjadi di antara mereka.

"Mana gue tau. Sempet berantem juga sih tadi," Sahut Adis enteng. Dia terlihat tak peduli dengan masalah yang terjadi pada sahabatnya.

"Harusnya Lo pisahin dong, minimal basa-basi kek." Celetuk Arga membuat Adis berdecak lidah.

"Tau nih, entar si manis diapa-apain lagi sama Ona." Masih sempatnya Bara mengatakan itu.

"Dih males banget." Ketiganya kompak menggeleng mendengar jawaban Adis.

"Ini contoh temen anjing." Runtuk Josep mengundang kekehan Adis.

"Anjing aja kayaknya kaga mau disamain sama dia." Mendengar ucapan Josep, Adis lantas melemparnya dengan tissue.

Mereka merokok sembari menunggu teman-temannya. Itu seolah menjadi ritual wajib sebelum dan sesudah makan. Selang beberapa menit kemudian, mulai ada hilal. Ona datang diantar ojol. Begitu melihat Ona datang mereka saling melempar tatapan bingung. Sepertinya sekarang mereka tahu alasan mengapa Ona dimarahi oleh Nay. Mereka kompak mengalihkan pandangannya ke arah Josep.

"Apalagi?" Josep merasa ada yang salah setiap kali teman-temannya melemparkan tatapan padanya.

"Njing lu ada maen sama Ona? Kalo iya sejak kapan?" Tuduh Arga to the point. Dia terlihat sangat penasaran.

"Oh ternyata ini alesan Lo keramas?" Bara manggut-manggut mengerti. "Padahal mah biasanya mandi aja jarang." Lanjutnya enteng.

"Tau nih Cella mau Lo kemana in bangsat?" Timpal Arga membuat Josep kesal karena mereka seolah tak memberi ruang Josep untuk menjelaskan kesalahpahaman.

"Percuma pdkt dari jaman masih burik kalo akhirnya sama bestie sendiri." Bara menggelengkan kepalanya pelan. "Kasih Jack aja udah si Maria." Sarannya.

"Lo bedua bawaannya su'udzon mulu ya sama gue." Keluh Josep engga disalahkan. Mengingat bukan seperti itu adanya.

"Guys lo salah sasaran." Adis tersenyum tipis saat melihat seseorang datang tepat setelah kedatangan Ona.

"Emang bener ya kata orang tua, ga ada yang ga mungkin di dunia ini." Arga hanya bisa menggelengkan kepalanya.

"Apa hubungannya bego?" Tanya Josep kebingungan.

"Ya hubungin aja kalo gak ada hubungannya." Sahut Arga dengan polos.

Jelas mereka tercengang melihat siapa yang Adis maksud. Bahkan Bara sampai tidak bisa berkata-kata. Meski hanya candaan namun entah mengapa aura mereka mengatakan sebaliknya. Usai membayar ojol, Ona mendekat ke arah teman-temannya bersama Kala. Mereka disambut tatapan curiga. Lantas Ona dan Kala melempar tatapan bingung. Entah apa yang tengah mereka pikirkan hingga menatap keduanya dengan serius.

YOUTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang