Pemulihan

86 27 0
                                    

Hampir seminggu Adis menghilang, dia tidak bisa dihubungi dan semua orang menyimpulkan dia sedang pulang kampung. Namun secara mengejutkan hari ini Ona dan Nay mendapat kabar bahwa sahabat mereka di rumah sakit. Jelas keduanya langsung bolos kelas dan pergi ke rumah sakit untuk memastikan kondisi sahabatnya.

Kini Ona tahu alasan mengapa Bara mengeluhkan Kala dan Arga jarang di kontrakan. Ternyata mereka berdua yang selama ini merawat sekaligus merahasiakan keberadaan Adis. Begitu melihat mereka bicara dengan perawat, Ona sudah siap melontarkan bogeman mentahnya pada mereka.

Lo bedua kenapa baru ngabarin gue anjing?

"Tuh kan, si Adis udah siuman aja Lo heboh. Apalagi tau kondisinya waktu itu." Kala angkat bicara membuat Ona kesal.

"Tetep aja, seharusnya kalian ngasih tau kita." Timpal Nay yang selama ini berusaha untuk tidak terlalu panik. Meski sebenarnya dia sangat cemas begitu mendengar Adis dirawat di rumah sakit.

"Sorry." Gumam Kala dan Arga merasa bersalah karena tidak memberitahu Ona dan Nay lebih awal.

"Terus kata dokter gimana?" Tanya Ona penasaran dengan kondisi kesehatan Adis.

"Mending kalian jenguk dia dulu, baru kita bicarain ini." Keduanya hanya mengangguk.

Selama Nay dan Ona berbincang dengan Adis, kedua pemuda di depan sana sibuk memikirkan tentang apa yang dokter katakan. Kala mengalihkan pandangannya ke arah Arga seolah berusaha untuk berbagi solusi namun Arga menggeleng. Dia enggan membohongi dirinya sendiri. Tidak ingin terlibat lebih jauh dalam masalah ini.

"Gue gak bisa bang, takutnya malah makin runyam entar." Kala mencoba menghormati keputusan Arga.

"Sante aja gue juga gak maksa Lo kok. Mungkin ada baiknya kita serahin semua sama dokter kan?" Arga hanya mengangguk pelan.

Woi Lo bedua kenapa disini? Ayo masuk!

Arga dan Kala langsung masuk. Benar saja Adis tersenyum melihat kedua orang yang sudah menemaninya selama seminggu ini. Dia terlihat jauh lebih baik meski memar di beberapa bagian tubuhnya belum memudar sepenuhnya. Pasti Adis sudah mengalami hal yang berat, itulah yang Ona dan Nay pikirkan.

Aneh, itulah yang mereka rasakan saat melihat Adis dalam kondisi seperti ini. Dia terlihat sangat lemah dan butuh sandaran. Dia benar-benar berbeda dengan sosok Adis yang mereka kenal. Hal itu membuat keduanya semakin penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi pada Adis.

"Kalian ga ada kuliah?" Tanya Adis dengan senyuman tipisnya.

"Menurut lo deh." Sambar Ona yang masuk bersama Kala dan Arga.

"Sorry ya." Nay menggenggam tangan Adis dengan senyuman tipis.

"Seharusnya Lo cerita sama kita kalo ada apa-apa." Gumam Nay.

"Sorry gue-" Adis menahan tangis membuat Nay langsung memeluknya.

"Lo sih." Tuduh Kala membuat Ona bingung harus apa.

"Hah? Kenapa jadi gue anjir?" Tanya Ona bingung.

"Udah pelukan Sono." Arga mendorong Ona mendekat.

"Ih apa'an sih Lo." Runtuk Ona mengundang senyuman tipis Kala dan Arga.

"Sini." Adis menarik tangan Ona mendekat untuk berpelukan bersama. "Sorry ya."

"Minta maaf mulu Lo, belom lebaran." Yang lain tertawa mendengar respon Ona.

Saat jam tidur siang, Kala mengajak yang lain bicara di cafe. Sebelumnya Arga sudah meminta tolong salah seorang perawat untuk menjaga Adis khawatir kejadian beberapa hari lalu terulang lagi. Entah apa itu yang jelas Kala maupun Arga belum siap menceritakan semua pada Ona dan Nay. Keduanya juga tidak memaksa.

YOUTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang