Semester

48 6 0
                                    

UAS telah berakhir, semua mahasiswa diliburkan. Kota terlihat lengang karena mahasiswa pulang ke kampung halaman masing-masing, beberapa dari mereka juga masih terlihat berkeliaran di sekitar kampus karena ada urusan organisasi atau tengah menempuh semester pendek. 

Lain cerita lagi dengan Kala dkk. Mereka sengaja tidak pulang dengan alasan malas di rumah. Konyol memang namun seperti itu adanya, mereka lebih nyaman menikmati libur panjang bersama teman-teman daripada keluarga. Padahal tanpa mereka sadari ada yang menunggu kepulangan mereka.  

Bosan seharian di kamar, sore ini mereka berkumpul di cafe langganan. Sudah bisa ditebak siapa yang pertama kali sampai, tentu saja Bara dan Kala. Mereka langsung memesan makanan dan camilan. Keduanya tampak kelaparan karena seharian ini bersih-bersih kontrakan. Ternyata cukup melelahkan juga.

Tak lama, Arga dan Ona tiba. Mereka tampak kelelahan, mungkin karena hari ini Ona mulai membantu Adis merintis bisnisnya. Sedangkan Asrga baru saja selesai kuliah. Yah sudah bisa ditebak dia absen dari beberapa mata kuliah bahkan UAS sehingga mau tidak mau dia harus mengambil semester pendek.

"Buset dah kenapa wajah lu bedua?" tanya Bara dengan tawa mengejek.

"Ngaca deh bang kek wajah lu bener aja." balas Arga mengundang kekehan Kala.

"Kita wajar abis beres-beres kontrakan jadi berantakan. Nah lu kenapa berubah kayak gembel?"

"Capek anjir. lu kayak gatau semester pendek aja." gerutu Arga.

"Emang gatau kan kita ga pernah." Arga tampak kaget mendengar jawaban Ona.

"Betul." Bara merespon dengan penuh semangat membuat Arga bingung.

"Emang iya?" tanya Arga dengan polosnya. Kala mengangguk pelan.

"Iya, kan yang tolol disini cuma lu." ejek Ona dengan entengnya.

"Bajingan."

Tawa mereka pecah saat melihat Arga kesal. Entah kenapa mereka sangat suka menggoda Arga yang dikenal memiliki sumbu pendek, bukan emosi tapi dia sering sekali merajuk tidak jelas di usianya saat ini. Mereka menganggap itu sebagai efek dari pola asuh orang tua Arga yang selama ini terlalu memanjakannya.

Makanan datang, seperti biasa Ona melimpahkan beberapa sayuran yang tidak dia suka pada teman-temannya. Kala hanya bisa menghela napas melihat kebiasaan itu, beruntung ada Bara dan Arga yang bersedia menerima itu. Jadi bukan masalah besar lagi. Kini mereka menikmati makanan dengan santai.

"Oh iya gimana perkembangan bisnis Adis?" tanya Kala penasaran mengingat beberapa hari lalu Adis minta bantuan agar teman-temannya membantu memposting bisnisnya agar lebih dikenal.

"Rame banget abis kalian promosiin. Sampe dua hari ada kali gue begadang buat bolu." tawa mereka pecah mendengar keluh kesah Ona.

"Bagus dong artinya jualannya laris." Bara tertawa puas namun sepertinya Ona tidak setuju dengan pendapat Bara.

"Iya laris tapi jam tidur gue berantakan babi." gerutu Ona. Tawa teman-temannya pecah.

"Kan emang berantakan dari dulu." sindir Kala.

"Iya juga sih tapi yang ini kerasa banget capeknya."

"Kalo ga mau capek ya jangan bantuin." Saran Arga dengan santainya.

"Maunya gitu tapi ga tega, berdua aja capek banget apalagi dikerjain sendiri."

"Nah kalo gitu ya ga usah ngeluh, kan lo sendiri yang milih bantuin." Ujar Bara membuat Ona mendengus kesal.

"Kalo butuh kerjaan lain? gue ada loker nih." Tawar Arga membuat Ona antusias.

"Apa dulu?" Tanya Ona dengan nada curiga.

YOUTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang