Magang

142 30 2
                                    

Hari ini deadline pengumpulan berkas magang namun masih banyak mahasiswa yang belum punya bayangan kemana mereka akan magang selama liburan. Seperti yang terjadi pada sekumpulan mahasiswa hobi nongki ini. Sekarang mereka tengah mencari informasi perusahaan yang terbuka untuk mahasiswa magang setelah mengetahui magang mandiri sebagai syarat kelulusan.

Jadilah mereka semua kompak membuka laptop namun tetap saja hanya ada satu orang yang mencari informasi. Bisa ditebak yang lain sibuk dengan urusan masing-masing. Ada yang sibuk memilih makanan di gopud namun tak kunjung menentukan pilihan. Ada yang mabar dan sisanya menonton drama Korea terbaru yang tengah menjadi perbincangan hangat. Entah kapan mereka akan serius.

"Guys kenapa kita ga coba di GNC?" Tanya Josep membuat teman-temannya refleks mengalihkan pandangan ke arahnya.

"Apa'an tuh? Baru denger gue." Josep menghela napas panjang mendengar pertanyaan Ona.

"GNC tuh Gunatama Corporation." Ona hanya manggut-manggut mendengar penjelasan Bara yang dibenarkan Josep.

"Lo ngelantur?" Arga tanya balik mengingat hampir semua orang tahu bahwa GNC adalah perusahaan besar yang menaungi banyak bidang.

"Tau nih, Lo kira tuh perusahaan kelas kakap apa?" Timpal Bara saat mendengar ajakan Josep yang terdengar mustahil. Sisanya hanya menyimak.

Jangankan magang, untuk perekrutan karyawan baru saja banyak yang tertolak. Meski begitu GNC tetap menjadi perusahaan incaran para fresh graduate. Standar yang mereka tetapkan seolah menjadi tantangan tersendiri bagi para pelamar. Bahkan terkadang orang yang pernah sampai pada tahap akhir interview tertolak mendapat bagian penting di perusahaan lain. Sebesar itu pengaruh GNC.

GNC memang menjadi patokan semua perusahaan dalam merekrut karyawan baru. Jadi hal yang wajar kalau standar mereka sangat tinggi. Bukan masalah besar apabila tidak bisa memenuhi karyawan dalam negeri karena mereka bisa mendatangkan pekerja asing demi kelangsungan bisnis. Tak peduli kalaupun harus membayar lebih dari UMR masing-masing daerah di Indonesia.

"Tau nih, mana mau mereka nerima mahasiswa magang. Udah gitu pada males semua lagi." Adis seolah tengah menyindir dirinya sendiri.

"Dih membicarakan diri sendiri." Sindir Bara mendengar ucapan spontan Adis. Refleks Adis memukul punggung Bara dengan sekuat tenaga.

"Gini nih kalo gak dengerin penjelasan orang sampe selesai." Yang lain kompak menggigit bibir bawah mendengar sindiran Josep.

"Ya maap," gumam Arga disertai anggukan teman-temannya yang kebetulan juga sempat menyela ucapan Josep. Jelas mereka merasa bersalah.

"Jadi sesuai informasi yang gue dapet, GNC akuisisi salah satu perusahaan ekspedisi di Indonesia. Nah kebetulan disini juga ada dan lagi rekrut besar-besaran. Kita bisa coba apply dulu di sana." Papar Josep.

"Jadi maksud Lo, kita mau magang jadi kurir gitu?" Yang lain hanya bisa menghela napas mendengar pertanyaan konyol Ona.

"Iyain aja deh daripada panjang entar." Celetuk Kala membuat Ona semakin kebingungan.

"Tapi kan Lo semua tau, gue ga bisa naek motor. Tega amat." Entah bagaimana menjelaskannya pada Ona.

"Udah deh mending Lo diem daripada gue usir." Ancam Arga membuat Ona merengut. "Gue ngikut aja deh gimana enaknya."

"Magang di angkringan atau cafe aja bisa ga sih? Ribet banget perasaan." Tampaknya Kala sudah muak mengurus hal-hal seperti ini.

"Bisa kalo di cafe perusahaan." Sambar Adis membuat Josep langsung mengapit kepalanya di ketiak. "Jo lepasin njir bau." Pekiknya.

"Jangan sesat deh Lo!" Josep menjitak kepala Adis beberapa kali sebelum melepaskannya. Adis hanya bisa menggerutu kesal mendapat perlakuan seperti itu.

"Lo juga sih Kal, mana ada magang di cafe." Gerutu Ona menggelengkan kepalanya pelan menanggapi pertanyaan Kala.

YOUTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang