tidak boleh istirahat

628 20 0
                                    

“Ngeselin banget sih sampai menuduh orang korupsi segala," cibir Allisya, ia sangat kesal sekali dengan bosnya ini.

Allisya segera menundukkan tubuhnya ke kursi, sambil menyalakan laptopnya itu. Ia menilai pekerjaan nya dengan mengetik sesuatu di laptop itu.

Sudah lama Allisya mengetik laptopnya, tiba saja sudah waktunya untuk istirahat. Ia tidak menyangka sudah hampir lama juga, mengerjakan tugas dari bosnya itu.

“Sudah jam 12.00, waktunya istirahat. Sepertinya, lebih baik istirahat dulu. Nanti melanjutkan pekerjaannya lagi,” gumam Allisya, ia berniat ingin memberhentikan pekerjaan nya dulu. Mungkin, nanti ia akan melanjutkan pekerjaan nya lagi.

“Hai,” sapa seseorang perempuan yang baru saja datang, sudah masuk ke dalam di ruangan ini.

“Iya, hai juga hehe.” Allisya pun menyapa juga, sambil tersenyum.

“Aku boleh kenalan nggak,” sahut perempuan itu, ingin sekali berkenalan dengan karyawan barunya.

“Boleh, nama ku Auristela Allisya. Nama kamu siapa?” Allisya segera mengulurkan tangannya, ingin berkenalan dengan wanita itu.

“Namaku Tiara Amelia, panggil saja Lia. Semua orang kantor juga, panggilku Lia saja.” Wanita itu pun menjabat tangan milik Allisya, sambil memperkenalkan namanya.

“Ok Lia,” Kata Allisya, ia ingin memanggil wanita dengan sebutan Lia saja.

“Mau makan bareng,” tawar Lia, ia menawarkan Allisya untuk makan bareng.

“Boleh, mau makan di mana? Kantin atau di tempat lain saja.” Allisya menyetujui tawaran dari teman barunya.

“Di kantin aja yuk,” Kata Lia, ia mengajak Allisya untuk makan di tempat kantin saja.

“Ayo kita ke kantin saja,” ajak Allisya, segera mengajak teman barunya untuk pergi ke tempat kantinnya.

Allisya berjalan keluar dari dalam ruangannya, diikuti oleh Lia juga yang sudah berjalan di belakang tubuhnya. Saat kami berdua ingin pergi ke kantin, tiba-tiba saja ada bosnya yang datang menghalangi jalan kami berdua.

“Mau kemana kamu,” tegur Pak Adit, menatap Allisya dengan datar dan dingin.

“Saya mau makan dulu, Pak. Lagi pula, sudah waktunya jam istirahat,” jelas Allisya, bahwa dirinya ini ingin makan dulu dengan teman barunya.

“Kamu harus menyelesaikan pekerjaan kamu dulu baru boleh istirahat,” tegas Pak Adit, meminta pada karyawan barunya untuk tidak makan dulu. Karena dia harus menyelesaikan pekerjaannya terlebih dahulu.

“Tapi, Pak. Saya juga sudah lapar ingin makan dulu,” sahut Allisya, bagaimana ia bisa konsentrasi dengan pekerjaannya. Sedangkan perutnya saja sudah lapar, ingin segera makan saja.

“Kamu melawan perkataan saya,” kata Pak Adit, kedua matanya menatap tajam ke arah Allisya.

“Sudah gapapa, Sya. Kamu turuti saja perkataan Pak Adit,” ucap Lia, meminta pada teman barunya. Agar dia menuruti perintah dari bosnya saja, nanti yang ada teman barunya malah dipecat lagi.

“Tapi, bagaimana dengan kamu?” tegur Allisya, ia hanya khawatir dengan temannya.

“Aku gapapa Sya,” ujar Lia, ia hanya tidak ingin teman barunya khawatir dengan dirinya saja.

“Ya, sudah. Maaf yah kita nggak bisa makan bareng berdua,” ucap Allisya, ia meminta maaf karena ia tidak bisa menemaninya.

“Iya, aku ke kantin dulu. Sya, Pak,” kata Lia, ia berpamitan juga dengan bosnya. Berjalan pergi menuju kantinnya.

“Ayo ikut ke ruangan saya,” ajak Pak Adit, ia meminta pada karyawan barunya untuk segera ikut dengan dirinya saja.

“Kenapa harus ke ruangan?” tegur Allisya, bertanya-tanya dengan bosnya. Mengapa dia ingin membawa dirinya ke ruangan bosnya, Padahal ia harus mengerjakan tugasnya tadi.

Sekretaris & CEO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang