"Mel, anterin gue ke dapur yuk." Allisya meminta di anterkan oleh Amelia atau Lia pergi ke dapur hanya untuk membuatkan minuman kopi.
"Mau ngapain ke dapur Sya?" tanya Amelia, ia heran dengan temannya ini. Mengapa dia ingin pergi ke dapur, apa mungkin bosnya itu menyuruh dia untuk membuatkan sesuatu.
"Mau buatkan Pak Adit kopi," jawab Allisya agar tidak ada salah paham lagi, bahwa dirinya hanya ingin buat kopi saja.
"Wah, lancang banget yah. Baru juga jadi sekretaris, udah kayak calon istri bosnya aja." Lagi-lagi Ririn hanya membuat rusuh di dalam kantor ini. Selalu saja mengejek Allisya, tapi teman-temannya membela Allisya saat di ejek seperti itu.
"Apa sih Rin, nggak usah menjelekkan nama baik orang deh." Amelia pun sudah di buat emosi, rasanya ingin sekali mengajak perempuan itu ribut.
"Udah biarin aja Mel, mendingan kita ke dapur sekarang." Allisya menyudahi pertengkaran ini, ia sudah tidak ingin membuat pertengkaran di kantor ini.
"Ayo sya lebih baik kita pergi, daripada di sini bawaanya panas banget." Amelia mengajak Allisya untuk pergi dari tempat ini. Ia paling benci jika melihat wajah perempuan itu.
Kami berdua pun sudah sampai di dalam dapur, dan juga sudah membuatkan minuman kopi untuk bosnya itu. Semoga saja, bosnya menyukai kopi buatan dari sekretarisnya sendiri.
"Sya, taruh garam dikit aja di kopinya Pak Adit hehe." Dengan ide jailnya, Amelia menyarankan Allisya untuk memasukkan sebuah garam ke dalam kopi milik bosnya. Lagian, siapa suruh bosnya itu sangat galak sekali terhadap karyawan-karyawannya itu.
"Haha jangan Mel, nanti ketahuan sama dia lagi. Kalau di marahin gimana, yang ada gue di pecat deh." Allisya hanya bisa tertawa saja, ia tidak mau mengikuti saran temannya. Karena ia hanya takut di pecat oleh bosnya, apa lagi bosnya itu orangnya pemarah dan emosian.
"Iya sih, bos kita emang sadis banget." Di pikir-pikir memang benar, bosnya itu sangat sadis sekali. Rasanya Amelia ingin memarahi bosnya itu, tapi ia tidak bisa berbuat apa-apa. Ia hanyalah seorang karyawan yang bekerja di tempat perusahaan milik bosnya sendiri. "Iya haha, udah yuk kita keluar." Saat Allisya dan Amelia ingin mengantarkan minuman kopi untuk bosnya. Tiba-tiba saja, kopi itu jatuh akibat ke senggol oleh seorang lelaki. Membuat baju milik Allisya basah, dan gelas itu pun pecah jatuh ke lantai.
"Astaga baju gue basah gimana nih," kata Allisya, melihat bajunya sudah sangat basah sekali, sedangkan lelaki yang menabrak dirinya pun tidak tahu harus melakukan apa. Langsung saja, lelaki itu mendekati Allisya untuk membantu gadis itu.
"Heh maaf, saya tidak sengaja tadi." Lelaki itu meminta maaf kepada Allisya, karena dirinya baju milik gadis itu pun ke ikutan basah juga.
"Aduh gimana ini, mana kopinya udah tumpah lagi." Allisya di buat bingung, tak tahu lagi harus melakukan apa. Sedangkan baju yang di pakai dirinya pun sudah menjadi sangat kotor.
Allisya tak tahu harus bagaimana lagi, sedangkan baju yang di pakai dirinya pun sudah basah juga. Ia hanya takut di marahi oleh bosnya itu, kalau bajunya terlihat kotor seperti ini. Jangan sampai bosnya itu tahu, bisa-bisa dirinya akan di pecat nanti.
"Bagaimana kalau ganti rugi saja?" tegur lelaki itu, mengatakan kepada gadis bahwa dirinya akan mengganti rugi saja. Dia pikir dengan cara yang bisa menggantikan tanggung jawabnya itu.
"Nggak bisa gitu dong, teman saya ini bajunya terkena kopi bukan malah ganti rugi pakai uang begitu aja." Amelia ikut bicara, ia tidak suka temannya di perlakukan seperti ini. Menyelesaikan masalah dengan cara pakai uang, lalu menghilang begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekretaris & CEO
RomanceAllisya tipe perempuan cuek, tak ada satupun lelaki yang berani mendekati dirinya. Dia hanya ingin fokus dengan kariernya saja. Adit terus berjuang untuk mendapatkan hati Allisya sepenuhnya. Walaupun lelaki itu selalu mendekati Allisya. Apa yang a...