lebay

388 17 0
                                    

“Tidak apa apa, Ayah. Aku masih bisa bekerja di tempat lain, supaya aku bisa belajar mandiri juga.” Jelas Allisya, ia masih bisa bekerja di tempat lain saja.

“Ya, sudah. Terserah kamu aja deh.” Pasrah ayahnya, menganggukan kepalanya saja.

“Ayah, ibu. Aku ke kamar dulu, mau istirahat.” Kata Allisya, ia ingin berpamitan pergi ke kamarnya untuk istirahat.

“Iya, silahkan sayang.” Ucap Mamanya.
Allisya segera berjalan menaiki sebuah tangga, sampai saat di dalam kamarnya pun. Langsung saja merebahkan tubuhnya di atas kasur miliknya itu.

08xxxxxxxxxx

Simpan nomer handphone saya.

Allisya :

Ini nomer handphone siapa?

08xxxxxxxxxx

Ini saya, bos kamu.

Allisya :

Baik, Pak. Sudah saya simpan nomer handphone nya.

08xxxxxxxxxx

Kamu belum tidur?

Allisya :

Belum, Pak. Baru saja, bersih-bersih tadi.

08xxxxxxxxxx

Ya, sudah. Tidurnya jangan malam-malam, Sya. Selamat malam…

Allisya :

Malam juga, Pak.

“Nggak biasanya, Pak Adit baik kayak gitu. Tadi di kantor juga, malah marah marah nggak jelas. Ada yang aneh deh, sudah lah. Lebih baik tidur saja.” gumam Allisya, lalu ia segera meletakkan kembali handphone miliknya. Lalu memejamkan kedua matanya hingga terlelap dalam tidurnya.

Pagi hari yang cerah ini, baru saja Allisya bangun dari tidurnya dengan tangan mengucek kedua matanya. Ia melihat jamnya sudah menuju pukul 06.00, sepertinya ia harus siap-siap untuk berangkat ke kantornya.

Allisya sudah rapi dengan pakaian kantornya, tak lupa ia membawa tas kecil kesayangannya. Melangkahkan kakinya keluar dari dalam kamarnya, berjalan menuruni sebuah tangga.

Sampai saat sudah berada di bawah, sudah ada kedua orang tuanya yang sedang menyiapkan sarapan pagi hari ini.

“Pagi, Mom.” Sapa Allisya, sambil tersenyum bahagia.

“Pagi juga, sayang.” Sahut Mommy Allisya.

Allisya melihat Abangnya sudah kembali pulang ke rumahnya lagi, Allisya segera berlari mendekati abangnya sambil memeluk tubuhnya saja.

“Akhirnya Abang pulang juga.” Kata Allisya masih memeluk tubuh Abangnya dengan erat, sampai membuat Abangnya merasa risih.

“Apa sih lebay tahu, lepas deh pelukannya.” Pinta Abian, meminta adiknya untuk melepaskan pelukannya saja.

Sekretaris & CEO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang