membeli makanan

550 23 1
                                    

Pak Adit sama sekali tidak menanggapi perkataan dari karyawan barunya, ia segera berjalan masuk ke dalam ruangan dirinya.

“Periksa semua berkas-berkas ini,” perintah Pak Adit meminta pada Allisya untuk segera memeriksa berkas-berkasnya saja.

“Astaga, Pak. Berkas-berkasnya banyak sekali.” Allisya sangat terkejut sekali, saat melihat banyak berkas-berkas yang sudah menumpuk di atas meja kerjanya.

“Tidak usah protes. Langsung saja kerjakan tugasnya,” tegas Pak Adit, tak mau banyak bicara.

“Baik, saya harus melakukan apa lagi dengan berkas sebanyak ini.” Allisya pun hanya menganggukkan kepalanya saja, menyetujui permintaan dari bosnya.

“Kamu cari pencatatan pengeluaran kantor dari tahun lalu sampai sekarang,” pinta Pak Adit, ia meminta pada Allisya untuk segera mencari pencatatan pengeluaran kantornya.

“Mana saya tahu tentang pengeluaran tahun lalu, saya juga masih baru bekerja di kantor ini,” jelas Allisya, ia pun tak tahu. Bagaimana tentang laporan tahun lalu, hingga sampai sekarang ini.

“Mangkanya itu, saya hanya ingin meminta ke kamu. Mencatat pengeluaran kantor di semua berkas ini lalu kamu pindahkan ke laptop saya,” tegas Pak Adit, hanya ingin meminta pada karyawan barunya. Agar segera mencatat pengeluaran kantor perusahan miliknya saja.

“Tapi, Pak. Saya juga butuh istirahat dulu, nanti akan saya lanjutkan. Setelah saya makan saja yah,” sahut Allisya, bukannya ia ingin membantah ucapan dari bosnya. Tapi, ia juga butuh makan dulu sebelum mengerjakan tugasnya.

“Tidak bisa, saya hanya mau kamu mengerjakan semuanya sekarang ini juga,” kata Pak Adit, tak mau kalah.

“Ya, sudah. Saya kerjakan sekarang Pak,” pasrah Allisya, terpaksa ia harus menuruti keinginan dari bosnya saja.

“Ok, saya keluar dulu. Kerjakan tugasnya yang benar, jangan sampai salah.” Pak Adit ingin pergi keluar dari ruangannya dulu, nanti ia akan kembali lagi.

“Iya-iya Pak," ujar Allisya.

“Ngeselin banget tuh orang, mana tugasnya banyak lagi," gumam Allisya, merasa jengkel dengan sifat bosnya itu.

Saat Allisya sedang mengerjakan tugas kantornya, tiba-tiba saja bosnya masuk ke dalam ruangan ini. Ia membawa sebuah makanan, lalu ia meletakkan makanan itu ke atas meja.

“Dari mana saja, Pak?” tegur Allisya, hanya ingin tahu. Bosnya itu dari mana saja, saat tadi keluar dari ruangan ini.

“Kepo banget kamu.” Adit menatap Allisya dengan tatapan datar.

“Saya hanya bertanya saja Pak,” Kata Allisya, padahal ia hanya ingin tahu saja. Tak ada bermaksud lain, selain hanya itu saja.

“Dari kantin tadi,” ucap Adit, sambil memakan makanan yang sudah ia beli tadi saat di kantin.

“Makannya sendirian saja, Pak. Nggak nawarin saya gitu,” sindir Allisya, agar bosnya itu peka dengan dirinya. 

“Memangnya kamu lapar,” celetuk Pak Adit dengan tatapan ke arah Allisya, masih fokus dengan layar laptopnya.

“Yah lapar lah. Masa saya nggak lapar sih," sahut Allisya, merasa sangat kesal sekali dengan bosnya ini. Lagi tahu karyawannya sedang lapar juga, masih saja tidak peka dengan dirinya.

“Ok. saya sudah belikan kamu makanan juga untuk kamu,” kata Pak Adit, ia pun tak lupa membelikan makanan untuk karyawannya.

“Wah, Bapak baik sekali sih,” puji Allisya, memuji bosnya yang sangat baik sekali. Sedangkan Pak Adit, hanya membalasnya dengan tersenyum saja.

Allisya segera beranjak berdiri dari tempat duduknya, ia sudah duduk di hadapan bosnya. Baru saja ingin mengambil makanan itu, tiba-tiba bosnya merebut makanan itu.

Sekretaris & CEO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang