ancaman

337 14 2
                                    

"Pak Adit yang ganteng sekali, maafkan saya yah. Ok, saya salah tolong di maafkan." Allisya mendekati bosnya dengan jarak mereka sudah berdekatan. Membuat Adit menjauhkan tubuhnya dari gadis itu.

"Ada syaratnya, jika kamu ingin saya maafkan." Adit bisa saja memaafkan gadis itu, tapi ada syaratnya juga jika dia ingin di maafkan kesalahannya itu.

"Baik, syaratnya apa?" Allisya menganggukkan kepalanya, menyetujui permintaan dari bosnya. Lalu bertanya-tanya, apa syaratnya agar dia tidak marah-marah lagi seperti tadi.

"Kamu harus menjadi kekasih saya," tegas Adit, meminta gadis itu untuk menjadi kekasihnya saja. Setelah itu dirinya baru memaafkan kesalahan gadis itu.

"Pak Adit hanya bercanda saja kan?" Allisya menaikkan kedua alisnya, bertanya pada bosnya apa mungkin dia sedang bercanda dengan dirinya. Tidak mungkin bosnya ingin menjadikan dirinya sebagai kekasihnya itu.

"Saya sedang serius!" Adit mengatakan pad gadis itu, bahwa dirinya memang sedang serius. Tidak lagi bercanda jika ini adalah masalah percintaannya.

"Maaf saya tidak bisa, Pak." Allisya menolak bosnya untuk menjadi kekasihnya. Ia menolak bosnya hanya karena ia masih belum mencintai lelaki itu. Apa lagi, kami berdua baru beberapa hari bertemu. Tidak mungkin lelaki itu langsung menyukai dirinya secara tiba-tiba seperti ini.

"Oh, ya sudah. Saya tidak pernah memaksa kamu juga." Dengan menghela nafas panjangnya, Adit sudah tidak ingin memaksa gadis itu untuk menjadi kekasih dirinya lagi.

Setelah Adit mengatakan seperti itu dengan sekretarisnya. Ia segera melangkahkan kakinya keluar dari lift itu, sata pintu lift sudah terbuka lebar.

"Pak, tunggu saya. Mau kemana sih?" Allisya mengikuti Adit keluar dari dalam lift itu juga. Terus bertanya-tanya pada bosnya, kemana lelaki itu akan pergi.

"Untuk apa kamu mengikuti saya lagi, lebih baik kamu kembali ke tempat meja kerja kamu itu." Adit meminta pada gadis itu untuk tidak mengejar dirinya lagi. Lebih baik Allisya segera melanjutkan pekerjaannya saja, daripada mengganggu dirinya seperti ini.

"Tapi, Pak..." Allisya belum sempat berbicara dengan bosnya, sudah di potong ucapannya.

"Pergi atau saya tidak ingin berbicara dengan kamu lagi," ancam Adit meminta gadis itu untuk segera pergi dari tempat ini atau dirinya akan marah besar.

Sekretaris & CEO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang