kekasih?

379 18 0
                                    

"Kekasih? Jadi Allisya sudah punya kekasih, Mah." Abian sangat terkejut sekali saat mendengar ucapan dari mommynya, jika adiknya itu sudah mempunyai kekasih.

"Iya, adik kamu diam-diam sudah punya kekasih." tuduh Nayla menatap anaknya dengan tersenyum.

"Aku tidak menyangka, kalau Allisya sudah punya kekasih juga." Kata Abian.

"Sejak kapan kalian pacaran?" tanya Daddynya menatap mereka berdua yang sedang

"Sejak 1 tahun yang lalu," jawab Adit dengan memperlihatkan senyumannya kepada calon mertuanya itu.

Allisya yang mendengar perkataan dari Adit membuat dirinya terkejut melototkan kedua matanya pada bosnya ini. Mengapa bosnya ini berbicara seenaknya seperti itu dengan keluarga dirinya. Ia harus mengatakan apa lagi dengan kedua orang tuanya kalau sudah seperti ini.

"Kita itu baru saja ketemuan kemarin, Pak. Kenapa jawabnya satu tahun sih." Allisya mengomentari ucapan Adit yang tiba-tiba saja mengatakan seperti itu dengan kedua orang tuanya.

"Jaga bicara kamu, Sya." Papahnya pun meminta Allisya untuk menjaga ucapannya, menurut dirinya anaknya itu tidak bisa berkata baik dengan kedatangan tamunya itu.

"Tahu nih sama pacar kok jawabnya gitu sih," cibir Abian meledeki Adiknya, saat dia tidak bisa menjaga perkataannya dengan lelaki itu.

"Bawel banget sih, lebih baik Abang diam aja."

Allisya meminta pada Abangnya untuk diam saja, dia tidak perlu ikut campur dengan urusan dirinya ini. Papahnya pun tak tahu harus mengatakan apa lagi, sata melihat anaknya selalu saja bertengkar.

"Sudah-sudah jangan bertengkar, lebih baik kita makan sekarang saja. Ayo Sya, ambilkan makanan untuk kekasih kamu."

Papahnya menyudahi peretengkaran ini, tidak mahu ada keributan lagi. Ia mengajak keluarganya untuk segera makan saja, daripada bertengkar seperti tadi. Papahnya pun meminta Allisya mengambilkan makanan untuk kekasihnya itu.

"Mau makan apa, Pak." Dengan satu tarikan nafasnya, Allisya pun menuruti permintaan dari Papahnya itu. Ia menawarkan bosnya ingin makan apa saja, di atas meja sudah di sediakan berbagai makanan.

"Apa saja, apapun makanan yang kamu ambilkan. pasti akan saya makan kok." Adit ingin memakan makanan apa saja, yang terpenting makanannya itu di ambilkan oleh gadis itu saja.

"Sosweet banget sih," ejek Abian, menertawakan mereka berdua.

"Tidak usah cari muka di depan keluarga saya Pak," bisik Allisya mendekati bosnya lalu membisikkan sesuatu di telinganya. Meminta pada bosnya untuk tidak cari muka saja dengan keluarganya ini.

"Memangnya tidak boleh yah, berbicara seperti itu dengan kekasih saya sendiri." Adit pun ikut membisikkan sesuatu di telinga gadis itu. Apa yang di katakan oleh dirinya saat tadi salah, ia pikir tidak salah juga jika dirinya mengatakan seperti itu dengan keluarganya.

"Terserah Bapak aja," ucap Allisya, sudah lelah berbicara dengan bosnya ini tidak menyambung sekali jika di ajak bicaranya itu.

"Ayo dimakan Dit," tawar Papahnya Allisya, menawarkan Adit untuk segera makan saja.

"Iya, Pak. Terima kasih, sudah mengizinkan saya untuk makan bersama dengan kalian." Adit mengucapkan banyak terima kasih kepada Papahnya Allisya. Karena dia sudah mengizinkan dirinya untuk makan bersama keluarganya itu.

"sama-sama, panggilnya jangan Pak. Panggil saja dengan sebutan Papah saja."

Papahnya Allisya meminta Adit untuk tidak memanggil dirinya dengan sebutan Pak. Ia hanya ingin Adit memanggil dirinya dengan sebutan Papah. Hitung-hitungan belajar bicara memanggil dirinya dengan sebutan kata 'Papah'.

Sekretaris & CEO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang