"Hem Ok, saya belikan dia baju lagi. Dan saya akan membuatkan dia minuman kopi seperti tadi lagi, bagaimana?"
Dengan tarikan nafasnya lelaki itu pasrah, ia akan mempunyai idea jika dirinya akan menggantikan baju yang di pakai oleh gadis itu. Lalu ia pun juga akan membuatkan minuman lagi menggantikan minuman yang sudah tumpah saat tadi.
"Nggak perlu, nanti saya bisa buat kopi sendiri lagi kok." Allisya menolak tawaran dari lelaki itu, bahwa dirinya pun masih bisa membuatkan kopi lagi untuk bosnya itu.
"Kok gitu sih Sya, baju lu itu kena kopi loh. Kalau di marahin Pak Adit gimana Sya?" Amelia sangat terkejut mengapa temannya ini malah menolak tawaran dari lelaki itu. Seharusnya Allisya pun menerimanya, ia tidak menyangka dengan gadis itu.
"Tenang saja dia tidak akan di marahi Pak Adit, saya kenal Pak Adit itu orangnya sangat baik."
Lelaki itu meminta kepada dua wanita ini untuk tetap tenang, karena bos yang di maksud oleh mereka berdua adalah Abangnya sendiri. Dan bosnya itu pun sangat baik tidak mungkin bosnya itu memarahi mereka berdua begitu saja.
"Baik apanya, galak gitu juga. Gue harus baik di depan cowok tampan ini, nggak boleh terlihat benci sama Pak Adit," batin Allisya, mana mungkin bosnya itu baik yang dirinya tahu kalau bosnya itu sangat galak sekali dengan dirinya. Apa lagi suka seenaknya memerintah dirinya saja, tanpa mengucapkannya dengan lembut.
"Memangnya Bapak ini siapanya Pak Adit?" tanya Allisya, ia ingin tahu sebenarnya lelaki di hadapannya ini siapa bosnya, atau mungkin lelaki ini adalah teman dari bos kami berdua.
"Saya ini Adiknya Pak Adit, kebetulan saya datang ke sini hanya mau bertemu Kakak saya saja," jawab lelaki itu, bahwa dirinya adalah Adik dari bos mereka berdua. Ia datang ke kantor ini hanya untuk bertemu dengan kakaknya saja.
"Nggak salah Bapak ini Adiknya Pak Adit," tegur Allisya, masih tidak menyangka jika lelaki itu adalah adik dari bosnya.
"Tidak, memangnya ada yang salah yah?" tegur lelaki itu menatap mereka berdua dengan heran, mengapa mereka masih tidak percaya apa mungkin dirinya tidak pantas menjadi Adik dari pemilik perusahaan ini.
"Nggak sih, beda aja gitu. Kakaknya galak dan Adiknya malah baik seperti ini." Allisya merasa berbeda saja saat melihat lelaki itu, tidak mungkin dia adalah Adik dari bosnya sendiri.
"Hehe ada-ada aja kamu," ucap lelaki itu sambil terkekeh.
Saat Allisya dan Amelia sedang membicarakan bosnya, tiba saja ada seorang lelaki melangkahkan kakinya datang ke tempat ini. Membuat kami berdua terdian, saat kedatangan bosnya.
"Ehem... Sepertinya, ada yang sedang membicarakan saya nih." Adit menyindir mereka yang sedang membicarakan dirinya sedari tadi.
"Heh Bapak hehe," cengir Allisya hanya terkekeh saja menatap bosnya dengan penuh takut.
"Mana kopi yang saya minta, buat kopi saja lama sekali." Adit menagih kopi kepada sekretarisnya, saat dirinya menyuruh dia untuk membuatkan kopi.
"Maaf Pak, tadi kopinya jatuh. Baju saya jadi basah deh," jelas Allisya, meminta maaf kepada bosnya karena kopi yang ia buat tadi sudah jatuh dan pecah ke lantai.
"Kamu ada di kantor ini juga?" tegur Adit ia sangat terkejut sekali, saat melihat Adik kandungnya datang tiba-tiba ke kantor miliknya. Ia mengalihkan pembicaraan dengan Allisya, karena ada yang lebih penting dari urusan sekretarisnya.
"Iya Bang, tadi gue mau ketemu lu. Ada yang harus gue omongin ke lu Bang." Lelaki itu datang ke kantor ini karena ingin bertemu dengan Abang kandungnya. Ada yang harus ia bicarakan dengan dia tentang perempuan di masa lalunya yang dulu.
"Ok, kita ke ruangan saya saja."
Langsung saja, Adit mengajak Adiknya untuk segera ke ruangan dirinya. Ia ingin berbicara berdua dengan Adiknya di ruangannya saja tak mau semua karyawan tahu tentang masalah dirinya.
"Loh, Pak. Ini teman saya gimana, main kabur aja kayak nggak ada tanggung jawabnya deh." Amelia menegur lelaki itu yang ingin pergi begitu saja tanpa menolong temannya ini yang sedang kesusahan. Ia tidak mau temannya di perlakukan seperti tidak di anggap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekretaris & CEO
RomanceAllisya tipe perempuan cuek, tak ada satupun lelaki yang berani mendekati dirinya. Dia hanya ingin fokus dengan kariernya saja. Adit terus berjuang untuk mendapatkan hati Allisya sepenuhnya. Walaupun lelaki itu selalu mendekati Allisya. Apa yang a...