delapan belas | sɐlǝq uɐdɐlǝp

8.6K 1.4K 110
                                    

Aku sengaja update di Malam Jumat
biar dapat feel misteri

Tapi kenapa yaa
mau buat genre apapun
tulisanku selalu jadi komedi
Hadeeeh

┐( ˘_˘)┌

-------------------------------------------

Berjalan mendahului Abinawa saat pesta sialan itu akhirnya berakhir. Sumpah, aku kesal sekali pada Abi-adab. Bisa-bisanya dia pergi lama lalu kembali sesuka hati dan parahnya dia datang seolah tidak terjadi apa-apa di antara kami sebelumnya. Apalagi sikapnya yang seolah aku ini benar-benar istrinya, memeluk dan menciumku sembarangan. Memang aku cewek apakah, eh cewek apaan?

"Jangan jalan cepat-cepat istriku, kau ini sedang mengenakan kain. Mengapa kau mengangkat-ngangkat kainnya juga? Ckckck, kau ini memang tidak ada anggun-anggunnya sama sekali, Sera!" ucap Abinawa songong minta di tampol.

Berbalik badan lalu menyipit kesal memandangnya "Kau memang menyebalkan hingga ke tulang sum-sum, Abi!" Melipat tanganku di dada "Tidak adakah yang ingin kau katakan padaku? Ucapan permintaan maaf, misalnya?" tanyaku menyindirnya.

Kebetulan arah kamar Abinawa ini berbeda jalan dengan siluman lain. Mungkin sangking menyebalkan dirinya maka kamarnya diasingkan dari saudara-saudaranya. Aku saja baru hitungan hari sudah kezeeeel, apalagi mereka yang ratusan hingga ribuan tahun bersamanya. Anehnya, di bagian Puri ini juga jarang ada pelayan atau pengawal. Tidak seperti di Puri utama.

"Kenapa aku harus minta maaf?"

What the hell!!!
Watados banget nih siluman satu!

"Apa? Tidakkah kau merasa bersalah karena berbuat... berbuat tidak sopan padaku? Apalagi tadi di tempat umum, Abi!"

"Jadi kalau tidak di tempat umum, boleh?" tanya Abi sambil menyeringai.

Menghentakkan kakiku karena kesal lalu berbalik badan "Dasar siluman mesum!" umpatku sebelum melangkah pergi.

Yang WARAS ngalah, guys!

"Hahaha... perlukah aku ingatkan bahwa di tempat ini kau itu statusnya adalah istriku! Seharusnya kau berterima kasih padaku, Sera."

"Terbalik suamiku! Kau yang seharusnya berterima kasih karena kau telah memanfaatkanku untuk membuat dia cemburu!" jawabku telak walau tanpa membalikan badanku.

"Jangan mengada-ada!" balasnya dengan nada agak kesal.

Akting aja terus Abi!

Memang Umi nggak tahu kalau sikap romantis tadi sengaja untuk menarik perhatian Gurnita?

Sialnya, hal itu berhasil karena raut wajah Gurnita agak berubah setelahnya.

Heran deh,
Udah ada bukti di depan mata tapi cowok masih aja bisa berkelit. Pantesan pengacara kebanyakan cowok, Eh.

"Dasar suami pembohong! Bukannya kau juga bilang tidak ada makanan manusia di tempat ini teta___ " perkataanku tak selesai.

"Sreeet" Abinawa menarik sikuku sehingga kami berhadapan muka. Dia seperti bergerak dalam sedetik dan tiba-tiba sudah ada di dekatku begitu saja. Fyi, tadi kami terpisah jarak sekitar dua meter. Berasa punya suami hantu... Hmm, memang dia sebangsa lelembut sih. WNG alias Warga Negara Gaib.

"Kau memakan makanan manusia itu, Sera?" tanyanya dengan mata melotot memandangku.

Ngamooook terus kerjaannya nih siluman satu!
Kurang refreshing kayaknya.

Lain Dunia (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang