Chapter 53 (Tournament Day 2 - II)

649 87 5
                                    

3rd Person POV

"Ini akan memakan waktu lama" ujar Xiaojun

"Masuklah lebih dulu, jika kau ingin hyung" ujar Jeno

"Kau ingin membunuhku!!!" Ujarnya kesal

"Kau sendiri yang bilang ini akan berlangsung lama" ujar Jeno

"Tembakkan panahmu ke hutan hyung" ujar Jaemin

"Kau juga hyung" ujar Dino pada Minghao

Kedua pemanah itu mulai mengambil posisi dan bersiap membidik kearah hutan. Tak ada keterangan target hingga mereka hanya membidik sembarang, selama itu menuju hutan

Anak panah mulai dilesatkan, tepat saat panah itu memasuki hutan gemuruh akibat gesekan batu kembali terdengar menyeramkan.

"Setiap pergerakan akan memicu pergerakan dari batu itu juga" ujar Vernon

Jeno menembakkan bola api kearah hutan, begitupun Vernon yang menembakkan bola cahaya. Sehingga mereka bisa melihat apa yang sebenarnya ada dibalik hutan

Bola-bola itu pecah, menyilaukan mata. Membuat siapapun bisa melihat apa yang disembunyikan oleh rimbunnya pepohonan.

"Aku tak menyangka tarian pedang itu benar-benar sungguhan" ujar Dino tak bisa berkata-kata akan apa yang terlihat di hadapannya

"Mereka benar-benar patung yang sangat besar" ujar Hoshi

"Mereka mesin pembunuh" ujar Mingyu

"Kita harus bekerjasama!" Ujar Xiaojun

"Kalian tidak lupa jika kita sedang di tournament?" Ucap Jeno sembari mengangkat alisnya

"Tak ada larangan bekerjasama diluar patner Jen!!" Ujar Xiaojun tak terima dengan jawaban Jeno

"Apa jaminan jika tak ada yang berkhianat disini?" Ujar Jeno

"KAAUUU!!!!"

"Jeno benar.... Patner saja bisa berkhianat apalagi bukan, lagipula.... tak ada jaminan kerjasama kita akan berhasil" ujar Jaemin

"Kalian gila!!!! Dalam kondisi seperti ini bisa memikirkan hal rendahan seperti itu!!!"

Mendengar jawaban-jawaban Jeno dan Jaemin, semua penyihir disana saling curiga... Mereka tak ada yang berniat untuk bekerjasama

"Mengapa kalian menatapku aneh" ujar Jeno

"Kau yang memulai Jen!!!" Ujar Xiaojun kesal

"Aku hanya mengucapkan fakta hyung, jika kalian menjadi saling curiga.... Itu menjadi masalah masing-masing" ujar Jeno

"Kalian takut.... Ingin menyerah... Lakukan saja" ujar Jeno

"Kau sama saja meminta seseorang menjadi tumbal hyung... Kerjasama hanya alasan buatmu" ujar Jaemin sembari mengarahkan ujung pedangnya pada dagu Xiaojun

"Kau tak bisa membunuhku!!" Ujar Xiaojun dengan tatapan yang tajam. Ia seakan kehilangan rasa takut dan menantang Jaemin

"Aku tak akan pernah membunuhmu... Tapi aku bisa dengan leluasa melukaimu" ujar Jaemin dengan suara berat dan ia tak segan mengarahkan pedangnya kearah jantung Xiaojun

Keheningan terasa menyeramkan, tak ada yang berniat untuk melerai. Semua memiliki ketakutan yang sama akan kematian. Jeno dan Jaemin jelas tak akan segan untuk melukai mereka

"Cukup Jaem.... Kau akan berurusan dengan Hendery hyung"

"Mereka belum terikat.... Akan menjadi kado terindah jika aku melukai kesayangannya itu" ujar Jaemin, ia langsung menghilangkan pedangnya dan berbalik menuju Jeno

Sternzeichen [Rendezvous]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang