Bonus Chapter ( Jichen x Sungtaro )

719 60 16
                                    

Jisung POV

"PARK JISUNG!!!!!!"

Aku menoleh dan melihat Chenle berlari kearahku, aku bergegas memasukkan lebih dalam kotak yang berada didalam saku mantelku

"Aku masih bisa mendengar suaramu, Chenle" ucapku pada Chenle yang terlihat kelelahan akibat berlari

"Kau tidak pulang hari ini?" Ia terlihat binggung melihat tidak ada barang didekatku

"Aku pulang hari ini" ucapku

"Kemana barang-barangmu?"

"Aku belum mempersiapkannya"

Duaaakkk....

"Sakit Chenle!!!"

"Kereta dan kapal akan segera berangkat!!!"

"Santai saja, jikalau terlambat aku bisa pergi esok"

"Kau berjanji liburan kali ini pulang bersamaku" ia menunjuk tepat kearah wajahku dengan telunjuknya

"Aku masih ingin menikmati pemandangan" ucapku

Aaaaauuuu.....

Telingaku terasa sakit akibat Chenle yang menarik telingaku itu, aku menatapnya tajam. Tapi ia menatapku lebih tajam lagi

"Bawa barangku ke kamarmu" ucapnya sembari berjalan meninggalkanku

"Mengapa aku harus membawanya!!!"

Sia-sia.... Chenle sudah pergi lebih dulu meninggalkan barang-barangnya, aku terpaksa membawa barangnya itu ke kamarku. Entah apa yang ia lakukan nanti, aku hanya bisa pasrah

🌱

"APA APAAN KAMAR SEPERTI INI!!!" Aku hanya mengorek kupingku mendengar suara Chenle yang tak juga habis

"Apa kau tak kasihan dengan tenggorokanmu? Sedari sarapan kau teriak terus"

"Kau yang menyebalkan, aku sudah mengingatkanmu untuk membereskan barangmu!!!"

"Aku menunggumu untuk membantuku" ucapku santai sembari berjalan ke kasurku

"Aku tak selamanya bisa didekatmu Park Jisung"

"Aku tak suka kau memanggiku dengan nama lengkapku"

"Tapi itu nama lengkapmu!"

"Aku tau... Tapi aku benci kau memanggil nama ku lengkap saat kau marah" aku membuang muka, mengabaikan Chenle yang masih sibuk membereskan barang-barang milikku

"Jisungie.... Park Jisung" ucap Chenle sembari memegang kedua pipiku dengan kedua tangannya, ia tersenyum seolah berkata ia tak marah denganku

"Jisungie.... Sayang...." Aku yakin pipiku merona, aku berusaha melepaskan tangan Chenle dari pipiku

"Telingamu merah" ucap Chenle tertawa kecil, refleks aku menunduk dan menutupi kedua telingaku

"Apa aku tidak menarik hingga kau tak mau menatapku?" Ucapnya dengan nada yang dibuat lucu

Apakah ia tak sadar jika ia begitu lucu bahkan untuk sekedar diam, tak perlu melakukan apapun aku menyukainya

"Baiklah tuan pemalu.... Biar hamba menyelesaikan pekerjaan hamba" ucapnya meninggalkanku yang masih menunduk

Aku mengintip ia dari ekor mataku, ia memasukkan beberapa pakaianku dan barang lainnya kedalam koper. Entah mengapa ia selalu memiliki daya tarik yang besar, ia membuatku tak bisa untuk sekedar berhenti menatapnya

Sternzeichen [Rendezvous]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang