Chapter 54 ( Tournament Day 2- III )

630 92 10
                                    

3rd Person POV

"Ayo kita masuk" ujar Mingyu

"Jika niatmu mengantarkan nyawamu sendiri... Masuk saja sendiri" ujar Hoshi

"Sebaiknya kau obati lukamu hyung" ujar Vernon

"Duduklah hyung, biar aku obati" ujar Xiaojun menarik tangan Mingyu untuk duduk dan meluruskan kakinya

"Sssssshhhhh.... Pelan-pelan" ujar Mingyu ketika Xiaojun mengobati lukanya itu

"Jangan sok kuat jika diobati saja hyung masih mengeluh"

"YYYAAAAAA!!!!" Teriak Mingyu saat Xiaojun menekan luka Mingyu

"Kapan kalian akan bergerak?" Ujar Minghao mengobati lukanya sendiri

"Kita bergerak bersama" ujar Jeno

"Aku tak akan selicik itu memgambil kesempatan, kita bertarung adil" ujar Jaemin

"Fokus obati luka kalian" ujar Jeno

Xiaojun melangkahkan kaki mendekati Jeno, ia memastikan tak ada yang melihat apa yang akan mereka lakukan

"Buka tanganmu" ujar Xiaojun

"Apa yang mau hyung lakukan!" Jeno menatap Xiaojun penuh selidik

"Lakukan saja" Xiaojun mulai kesal dengan Jeno yang selalu meminta penjelasan padang

"Beri aku penjelasan terlebih dahulu!"

"Darahmu menghitam, itu tak akan baik untuk tubuhmu. Kau mengerti kondisi itu dan masih saja mempertahankannya!!"

Jeno menghela nafas berat dan membuka kepalan tangannya yang mengenggam belati. Ia menghilangkan belati itu, hingga Xiaojun bisa melihat telapak tangannya yang hancur

"Lee Jeno.... Kau!!!!" Xiaojun menutup mulutnya, ia menahan teriakan sebisa mungkin

"Kau tak akan bisa menyembuhkannya, kau hanya akan menyia-nyiakan energimu" ujar Jeno

"Kau akan mati Jen!!!"

"Kembalilah hyung... Jangan melewati batas" ujar Jaemin menepuk pundak Xiaojun

Xiaojun kembali pada Mingyu, ia tak mungkin tetap berada didekat Jeno dan Jaemin. Ia ketakutan dan dilain sisi khawatir, harus ia akui jika ia tak mengenal dengan baik keduanya. Tapi mereka jelas bukan orang ceroboh yang tak memperhitungkan tindakan yang mereka lakukan.

Jika semua sesuai dengan perhitungan mereka, maka hanya ada satu pertanyaan besar seberapa besar kekuatan yang mereka sembunyikan

"Buka tanganmu!" Ujar Jaemin

"Aku belum membutuhkannya" ujar Jeno

"Berhentilah untuk keras kepala, dasar bodoh!!!"

"Simpan itu untuk didalam kastil, aku berencana menghancurkan kastil"

"Apa sebenarnya yang kau rencanakan"

"Aku ingin kau mematikan komunikasi dengan luar, menyisakkan kita dengan penyihir itu didalam"

"Penyihir? Apa maksudmu didalam sana adalah penyihir.... Bagaimana bisa kau mengetahuinya!!!"

"Bae Irene"

"Tidak mungkin... Ia telah lama hilang tak mungkin ia kembali" Jaemin tak percaya dengan pendengarannya

"Kita buktikan ia nyata... Atau hanya jiwa  bebas" Jaemin dan Jeno berdiri, keduanya mulai berjalan mendekati kastil.

"Kita bergerak sekarang!" Ujar Jeno

Semua mulai mengeluarkan senjata mereka, Jeno memimpin dan Jaemin berada di paling belakang. Kastil ini terlihat sangat kuno, Namun tetap bersih seperti merupakan tempat tinggal seseorang disana

Sternzeichen [Rendezvous]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang