Bab 33 - Good News, Bad News

99.6K 4.1K 42
                                    

Happy reading!😙

Bab 33 - Good News, Bad News

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bab 33 - Good News, Bad News

Naila tak pernah menyangka kalau hari saat dia berpamitan kepada Pras untuk berangkat ke kampus—sedangkan Pras masih di rumah sakit usai kecelakaan—menjadi hari terakhir mereka bertemu. Sebab, mereka disibukkan dengan urusan masing-masing, saking sibuknya sampai tak ada waktu untuk bertemu secara langsung.

Naila juga sudah tidak mengirim makanan lagi karena sesuai kesepakatan mereka hanya untuk satu bulan. Dan, satu bulan sejak kesepakatan tersebut sudah berlalu.

Pras saat ini disibukkan dengan penyelidikan terkait kasus orang tuanya, lebih tepatnya gembong narkoba tersebut. Dia sering pulang larut yang membuatnya tak bisa bertemu Naila. Saat dia ada waktu luang, Naila sudah tidur.

Sedangkan Naila, dia sering berangkat pagi di saat Pras belum terlihat, entah sudah berangkat juga atau terkadang masih tidur saking larutnya pulang ke rumah. Naila disibukkan dengan persiapan lombanya yang semakin dekat, dia banyak belajar bersama Dilla dan Bimo di kampus, serta dosen pendamping mereka.

Komunikasi mereka masih lacar, tapi itupun tak lagi fast respon. Pras seringkali baru bisa membalas saat larut malam, sedangkan Naila lebih sering buka ponsel pagi-pagi sekali sebelum berangkat ke kampus. Waktu luang mereka tak lagi pas, sehingga benar-benar belum bertemu lagi.

Sebenarnya, bisa saja mereka membuat kesepakatan untuk bertemu sejenak, misalnya salah satu mengalah untuk meluangkan waktu sibuknya. Namun, Pras dan Naila sama-sama tak mau merepotkan satu sama lain, jadi tak ada yang berani mengusulkan itu.

"Nai, udah siap?" tanya Bimo.

Naila menoleh, menatap Bimo dan juga Dilla di sebelahnya. Setelahnya, dia mengangguk mantap. Saat ini tim mereka sedang memperebutkan juara ketiga.

Naila gugup, tegang, dan dia berdebar parah. Keringat dingin sejak tadi pagi sudah muncul di telapak tangannya. Namun, dia berusaha percaya diri, harus tenang di saat seperti ini supaya tidak blank.

Naila jadi merasa lebih tenang saat membayangkan Pras mendukungnya. Dan Pras pasti akan senang, tersenyum dan memujinya jika mendapat kabar dia menang lomba. Kalau bisa mendapat juara, Naila akan menemui Pras setelah ini lantas mengajak berkencan.

Suasana begitu menegangkan ketika lomba debat untuk memperebutkan juara ketiga dimulai. Masing-masing tim beradu argumen dan saling melempar fakta untuk memperkuatnya. Tim kontra—tim lawan Naila—tampak emosi saat berdebat menjelang waktu berakhir, tapi tim Naila masih tetap tenang.

Akhirnya, tim Naila berhasil membawa juara tiga. Betapa senangnya mereka setelah perlombaan berakhir.

"Dil, kita menang!" Naila berseru girang.

"Iya, Nai. Selamat buat kita!"

"Kalian keren. Kapan-kapan kita lomba bareng lagi ya," kata Bimo.

Naila dan Dilla mengangguk.

Stuck with You (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang