Bab 32 - Pamit

49.7K 3.7K 29
                                    

Happy reading😗

Happy reading😗

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bab 32 - Pamit

Pras dan Naila tampak seperti pasangan yang sedang kasmaran. Usai saling memakan bibir, mereka saling melempar senyum. Tangan Naila hinggap di wajah Pras, mengelus pipi Pras.

"Ganteng."

Pras terbelalak, setelahnya dia tersenyum makin lebar.

"Apa kamu bilang? Coba ulangi."

"Dasar ganteng! Emang boleh seganteng ini?"

"Nai ..."

Tatapan Pras berubah, dan tak lagi tersenyum. Ditatapnya lekat bibir Naila, wajahnya mendekat perlahan. Belum sempat bibirnya kembali mencium bibir Naila, tiba-tiba wajahnya didorong oleh Naila.

"Tapi kalau Mas ngulangin kayak gini lagi, gantengnya berkurang!" seru Naila. Dia mengulurkan jari kelingkingnya ke arah Pras. "Janji, jangan lagi-lagi nggak ngasih kabar."

Pras mengangguk, menuruti kemauan Naila menautkan jari kelingking mereka sebagai bentuk janji. Menurutnya ini sungguh kekanakan, tapi dia menikmatinya lantas terkekeh.

Pras merentangkan tangan, meraih Naila ke dalam pelukannya lantas mengecup puncak kepala Naila. Rasanya dia sangat bahagia bisa melihat Naila lagi, sempat khawatir dia meregang nyawa akibat kecelakaan, dan dia bersyukur masih selamat. Dia juga senang sekali karena Naila memujinya ganteng, meskipun jutaan cewek di luar sana pasti akan memuji begitu, tapi dia merasa biasa saja, berbeda jika yang mengatakannya adalah Naila, rasanya dia langsung terbang ke angkasa.

"Aku nggak tahu kenapa Mas bisa berakhir kayak gini, aku nggak ngerti detailnya. Tapi apa pun itu, jangan nyelesein masalah sendirian dan bahayain diri sendiri. Kalau terpaksanya nggak bisa hubungin aku, minimal kasih tahu Mas Deon."

Pras mengangguk sambil memegang tangan Naila ketika melihat Naila berdiri.

"Mau ke mana?"

"Beliin obat kumur buat Mas. Mulutnya bauuu!" ledek Naila.

Pras tertegun, kemudian mengecek bau mulutnya sendiri. Dan, ternyata memang bau, dia jadi malu karena tadi berciuman cukup lama dengan Naila. Baru ingat kalau sejak tak sadarkan diri sampai sekarang, dia belum sikat gigi.

Naila tergelak melihat Pras yang tampak malu sampai tak berani menatapnya.

Selepas kepergian Naila, Deon masuk lagi ke ruangan Pras. Raut wajahnya tampak begitu serius.

"Lo harus ceritain ke gue yang sebenernya," tegas Deon.

Pras mengangguk. Sama seperti Deon, raut wajahnya pun berubah serius. Dia tak berniat menyelesaikan masalahnya sendirian, sekarang dia akan meminta bantuan Deon atau rekan polisi yang lain. Yang tadi Naila katakan benar, tak seharusnya dia menyelesaikan masalahnya sendirian dan membahayakan diri sendiri.

Stuck with You (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang