Bab 27 - Pandangan Naila

42K 3.9K 42
                                    

Bab 27 - Pandangan Naila

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bab 27 - Pandangan Naila

Pandangan Naila ke Pras berubah dalam sekejap usai mendengar cerita Tania.

Kini Naila sedang berdiri di dekat gerbang fakultas, di trotoar di bawah pohon. Menemani Dilla yang sedang menunggu ojek online, sedangkan dia menunggu dijemput oleh Pras.

Ketika sosok Pras muncul, keluar dari dalam mobil, Naila langsung teringat kembali cerita Tania. Tiba-tiba kedua mata Naila memanas dan dadanya terasa sesak. Entah perasaan apa ini, dia jadi sedih dan ingin menangis. Mungkin dia iba kepada Pras?

Dilla mengikuti arah pandang Naila dan menyadari siapa yang datang.

“Cie, Naila dijemput ayang,” goda Dilla.

Naila mengulas senyum tanpa melepaskan tatapannya dari Pras yang sedang berjalan ke arahnya. Bisa dia lihat Pras mengangkat alis dengan raut bingung, tapi Pras tetap membalas senyumnya.

“Eh, beneran? Jadi Om Pras pacarmu? Bukan sekedar tetangga?” kaget Dilla karena Naila tak menyangkal ucapannya.

“Iya.”

“Wah, udah jadian! Selamat, Nai!”

Naila mengangguk-angguk. Dia masih menatap Pras dan rasanya lama sekali menunggu Pras tiba di dekatnya. Jadi, di jarak sekitar satu meter, dia berjalan cepat menghampiri Pras lalu memeluk tubuh Pras tanpa permisi. Tindakannya membuat Pras terbelalak, begitu juga mahasiswa lain yang melihatnya. Naila memeluk di pinggir jalan, tentu saja mengejutkan orang lain dan membuat penasaran, apalagi Naila termasuk mahasiswa yang terkenal.

“Nai,” panggil Pras. “Kenapa?”

“Mas hebat,” kata Naila diiringi dengan pelukannya yang mengerat.

Pras mengerjap bingung, tapi dia membalas pelukan Naila.

“Ya, saya emang hebat,” ujar Pras lalu terkekeh.

Naila mendongak, menatap Pras sambil tersenyum.

“Hebat banget, serius. Saya bangga sama Mas Pras,” ucap Naila sambil mengelus punggung Pras.

Pras tidak mengerti maksud dari perkataan Naila. Namun, yang jelas, perkataan Naila membuat dadanya menghangat. Dia senang. Namun, tak ingin menjadi pusat perhatian, dia menarik Naila agar memasuki mobilnya. Sebelum itu, dia sempatkan menyapa Dilla yang terlihat kaget, terdiam di tempat dan sempat melongo.

Di dalam mobil, Naila menangkup pipi Pras lantas mengelusnya.

“Mas udah nggak sakit.”

Stuck with You (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang