Bab 31 - Tidak Sadarkan Diri

79.2K 4.2K 62
                                    

Thanks untuk vote dan komennya! Sini, kecup satu-satu💋💋💋

Thanks untuk vote dan komennya! Sini, kecup satu-satu💋💋💋

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bab 31 - Tidak Sadarkan Diri

Tak ada yang tahu Pras pergi ke mana kecuali Pras sendiri.

Kunci brankas sudah berada di tangannya, Pras hari ini langsung mengunjungi beberapa tempat yang menjadi kemungkinan Deni menyimpan brankasnya. Sudah banyak tempat yang Pras kunjungi hingga hari beranjak malam. Tak terasa, waktu berlalu begitu cepat, dia sampai belum mengecek ponselnya yang dimatikan sejak pagi.

Tersisa satu lokasi lagi. Jika masih tidak menemukan keberadaan brankas itu, maka Pras akan melanjutkan pencariannya besok.

Mobil Pras terparkir di depan gang sempit yang tampak gelap dan sepi, gang itu tidak bisa dimasuki oleh mobil. Sekeluarnya dari mobil, Pras menengok ke belakang sejenak untuk memastikan tidak ada satupun orang yang mengikutinya.

Berjalan memasuki gang sepi tersebut, Pras tiba di depan sebuah rumah yang kecil dan tampak suram, cat tembok memudar, pagar rusak, dan rerumputan yang tinggi. Di situlah tempat Deni ditangkap, tempat tinggal Deni sebelum pria itu ditahan bertahun-tahun yang lalu atas kasus pembunuhan, sudah lama, saat itu Pras masih polisi baru.

Dulu Deni tinggal di rumah itu bersama sang istri. Ya, istri Deni lah yang dibunuh oleh pria itu. Lebih tepatnya kasus KDRT yang berakhir dengan Deni melenyapkan nyawa istrinya sendiri. Dan, kasus itulah yang pernah Pras ceritakan kepada Naila, tentang seorang istri yang mencintai suaminya dan berharap suaminya berubah, tapi orang seperti Deni tak pernah berubah, bahkan sampai sekarang. Deni malah terlibat dengan gembong narkoba yang sedang Pras cari-cari.

Pintu rumah tertutup. Namun, dengan sekali tendangan Pras dapat membuka pintu tersebut, roboh seketika. Kondisi engsel pintu yang memang telah rusak memudahkan aksi Pras. Masuk ke dalam, tidak banyak barang yang ada di sana, itu karena beberapa polisi telah mengambil barang-barang Deni sebagai barang bukti kasus Deni bertahun-tahun yang lalu.

Alasan Pras mengunjungi tempat tinggal Deni sebagai pilihan terakhir adalah karena dia tidak yakin brankas itu ada di sana. Kalaupun brankas tersebut ada di sana, seharusnya para polisi sudah menemukannya lebih dulu di hari saat Deni ditangkap.

Menyalakan senter di ponselnya, Pras memasuki sebuah ruangan yang gelap gulita, lampu sudah tidak menyala di rumah yang bertahun-tahun tak berpenghuni. Ditambah malam hari yang membuat kondisi rumah semakin gelap. Berjalan semakin masuk, Pras membuka sebuah lemari yang ada di sana. Isinya tidak penting, hanya ada pakaian lama Deni dan istrinya. Jika benar brankas itu ada di rumah ini, kira-kira di mana Deni menyembunyikannya hingga para polisi tidak ada yang menemukannya?

Pandangan Pras mengedar, memindai seisi ruangan. Pria semacam Deni tidak mungkin menyembunyikan brankas di tempat terbuka, buktinya kunci brankas saja sampai ditelan.

Pandangan Pras tertuju ke arah lukisan yang tergantung di dinding. Melangkah mendekat, Pras menurunkan lukisan tersebut. Kosong, di belakang lukisan hanya ada tembok. Namun, jika diperhatikan, ada yang berbeda dari tembok tempat lukisan tersebut digantung. Catnya, warnanya lebih pudar dari cat di bagian tembok yang lain.

Stuck with You (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang