Taehyung lalu berlari pergi ke arah parkiran dan pulang ke rumah untuk membersihkan tubuhnya dan beristirahat.
Mengingat nanti malam ia di minta sang ayah untuk pulang ke rumah.sebenarnya itu sangat Taehyung benci karna harus bertemu dengan Jungkook di sana.
..
Taehyung memarkirkan mobilnya di halaman rumah Ayahnya dan dengan segera ia menuju taman belakang,Taehyung hapal betul ayahnya sering sekali menghabiskan waktunya untuk memandangi ikan-ikan di kolam rumahnya.
Dan Benar saja tuan Kim sedang duduk di sana dengan segelas teh hangat yang baru saja ia letakan di atas meja. taehyung mendekat dan menundukan kepalanya memberi hormat.
"Langsung saja Tae,soal proyek itu.aku tidak bisa memberikannya padamu karna aku lihat tidak ada perubahan pada dirimu,kau masih saja tempramen,tidak bisa melihat situasi, semaunya sendiri" Tegas tuan Kim.
"Itu karna ayah selalu membandingkan aku dengan Jungkook.ayah,kami adalah dua orang yang berbeda,seharusnya ayah bisa lebih bijak dalam menilai" protes Taehyung kali ini tanpa emosi.
"Lihat,kau berani memotong ucapanku saat aku bicara tidak menghargai orang lain persis seperti ibumu" Omel tuan Kim sambil menunjuk wajah Taehyung.
"Oh ya,sebegitunya ayah membenci ibuku? Sampai kau mengingat keburukan orang yang sudah tiada ! Lalu apa bedanya istrimu yang sekarang? Dia hanya menghambur-hamburkan uangmu.Tidak cukup kau meninggalkan ibuku demi perempuan lain! dan sekarang,kau memberikan segalanya pada Jungkook anaknya? Lalu apa yang kau berikan pada ibuku yah? Apa? "
"TAEHYUNG ! JAGA UCAPANMU !" bentak Tuan Kim.Taehyung hanya bisa menghapus kasar air matanya yang mengalir begitu saja sejak mendiang ibunya di sebut-sebut.
"Ubah perilakumu jika kau ingin mendapatkan sesuatu dariku.dan jangan selalu menyalahkan Jungkook.dia anak yang baik tidak seperti kau!" ketus tuan Kim lalu pergi begitu saja meninggalkan Taehyung sendirian.
Tanpa sadar seseorang di balik tembok mengintai dan mendengarkan percakapan ayah dan anak barusan,ia tersenyum seperti menikmati melihat Taehyung yang di maki ayahnya sendiri.
Sedang Taehyung kini berlari menuju mobilnya dan melajukan mobilnya ia masih sangat emosi dengan perkataan kasar sang ayah.Taehyung terisak mengingat wajah sang ibu yang selalu membelai rambutnya dan memeluknya ketika sedang terpuruk.
"Kenapa ! Kenapa semua yang aku sayangi selalu pergi meninggalkanku" ucapnya lalu memukul stir mobilnya.
Di sisi lain,Jungkook tengah menyiapkan keberangkatannya untuk pergi ke luar negri demi kelancaran bisnis yang di bangun sang Ayah.dengan semangat Jungkook merapihkan barang-barang di kopernya dan sesekali tersenyum puas karna lagi-lagi ia bisa mengalahkan Kakak tirinya itu.
"Kau tidak akan menang melawanku Tehyung.." ucapnya lalu tersenyum bengis,lalu lanjut merapihkan barang-barangnya.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tiga tahun berlalu dengan cepatnya,Jungkook kini telah menjabat sebagai pemimpin perusahaan sementara menggantikan sang ayah yang tengah menjalani pengobatan di luar negri karna penyakit yang ia derita.
Sedang Taehyung,ia baru saja datang ke restaurant miliknya yang baru saja di resmikan dua bulan lalu,masih bersama Jimin menemaninya.
Ya,Perusahaan Taehyung gulung tikar sejak dua tahun lalu,ia tak lagi menjadi CEO.semua perusahaan seolah tidak ada yang mau bekerja sama dengan Taehyung.rumah,mobil mewah dan segala aset telah di jual untuk membayar hutang-hutangnya pada Bank.semua terjadi
Sejak beredar kabar bahwa Taehyung bukanlah anak sah dari tuan Kim.Dengan beberapa uang yang tersisah akhirnya Taehyung memutuskan untuk membuka restaurant dan toko bunga yang letaknya tak berjauhan.Taehyung kini hanya memiliki rumah sederhana yang tak begitu begitu besar Taehyung tak lagi datang dengan mobil mewahnya.kemana-mana ia menggunakan bus sekarang.
Taehyung memiliki ruangan kantor di restaurantnya,ia sedang membicarakan soal Restaurantnya dengan Jimin saat ini.
"Jimin,bagaimana ini apa yang harus kita lakukan?" ucap Taehyung nampak panik.
"Tae kita harus mengorbankan salah satunya antara toko bungamu untuk memajukan restauran atau restaurant ini untuk membuka tempat usaha lain" ucap Jimin mencoba memberikan solusi.
"Tapi,surat-surat bangunan ini juga masih ada di bank kita tidak bisa menjual begitu saja restauran ini" jawab Taehyung sambil mengurut pelipisnya.ia bingung dengan omset restauran yang terus menurun,sedang dia harus membayar gaji koki dan semua karyawannya.
"Tae,cobalah temui ayahmu sekali saja.bertahun-tahun kau tidak menemuinya bahkan ketika dia sedang sakit.bisa saja kan nanti ayahmu atau Jungkook membantumu masalah uang ini " ucap Jimin.
"Hh....Jungkook membantuku? Aku yakin hal itu tak akan terjadi.dan Ayahku...dia tidak perduli sama sekali padaku,yang dia pikirkan hanya Jungkook..Jungkook..dan Jungkook." Taehyung marah luar biasa ketika menyebutkan nama Jungkook.emosinya meluap saat mengingat tentang keluarganya yang seperti membuangnya begitu saja.
"Jika seperti ini terus,maaf Tae...aku mundur.aku ingin mengundurkan diri saja. Kau tau aku masih membutuhkan banyak uang untuk keluargaku kan,maaf Tae aku permisi,jaga dirimu." ucap Jimin lalu menepuk pundak Taehyung beberapa kali dan pergi meninggalkan Taehyung.
Telah lama sebenarnya Jimin ingin pergi dari Taehyung dan bekerja di perusahaan lain.namun,ia masih tidak tega mengingat Taehyung selalu saja sendirian dalam melakukan semua hal.dia bagaikan sebatang kara di bumi ini.
Namun,kali ini Jimin harus berfikir rasional karna dia masih harus membiayai sekolah adik-adiknya dan dia tidak bisa terus bersama Taehyung yang bangkrut dan lagi-lagi tidak bisa menggajinya.
Taehyung merasa sangat frustasi,satu-satunya sahabat baiknya kini meninggalkan dirinya.Taehyung bagaikan tidak memiliki nyawa dia memutuskan untuk ke kedai pinggir jalan untuk meminum soju di sana.
Tampilannya sangat kusut,wajah yang tak terawat,rambut yang acak-acakan kemejanya pun kusut tak karuan.
Ia mendudukan dirinya dan mulai memesan.setelah hampir dua Jam,Taehyung mulai merasakan pusing ia memutuskan untuk pergi dari kedai itu setelah membayar beberapa botol Soju dan camilan di sana.
Taehyung berjalan sempoyongan dan berhenti di sebuah jembatan besar yang sepi.ia memandang sedih menatap langit.
"Eomaaaa.........biarkan aku bersamamu......" pekiknya lalu berusaha naik ke sisi jembatan.
"Maafkan aku.....aku tidak sanggup lagi menjalani hidup ini....semuanya membenciku,bahkan Jimin juga sudah menyerah untuk menemaniku.....Ayah,istri barunya,dan Jungkook....mereka semua tidak ada yang perduli padaku Eomaaa......" ucap nya lagi dengan kencang lalu menaikan satu kakinya lagi ke sisi jembatan.
Hingga kini Taehyung telah naik sepenuhnya ke sisi Jembatan,menatap mobil-mobil yang lalu lalang di bawah sana.
Taehyung benar-benar telah kehilangan akal sehat.ia telah berada di titik terendah dalam kehidupannya sekarang.hanya cemoohan dari ayahnya dan Jungkook yang kini seperti berputar di telinganya.
"Maafkan aku Eomma..." ucapnya lalu mencoba melangkahkan kakinya ke udara agar dirinya terjatuh di tengah mobil-mobil yang lalu lalang di bawah sana.
Namun dengan cepat seseorang menarik tangan Taehyung dengan kencang hingga Taehyung jatuh tersungkur di sisi belakang tubuhnya.
sambil meringkuk meratap.
Beberapa menit sudah Taehyung menangis di sana hingga terdengar suara memecah keheningan."Ck,bodoh....kau masih saja bodoh Kim Taehyung....apa kau tidak malu menangis seperti itu?" ucap pria bertopi dan berhoodie hitam yang berdiri di samping tubuh Taehyung.
Taehyung terkejut setelah mendengar ucapan pria itu.ia menghentikan tangisnya.
"Su-suara itu.....tidak...tidak mungkin...." ucapnya dalam hati lalu dengan perlahan ia berdiri dan mengangkat pandangannya memandang wajah orang di depannya."Se-seokjin...."
Bersambung. . . .
Votenya😉
KAMU SEDANG MEMBACA
SURRENDER
FanfictionJangan lupa Follow ya .... B X B HOMOPHOBIC DI LARANG MAMPIR🚫 🔞 SILAHKAN MEMBACA (kalo mau)😆